"halah paling orang iseng," ujar haruto seraya mematikan sambungan teleponnya.
"siapa, to?" tanya jeongwoo penasaran.
"gak tau gue, gak ada nomornya."
pemuda park itu mengernyit. "lah kok bisa?"
"entah." haruto mengedikkan bahu tak acuh. "yok balik."
lagi, kenapa haruto santai sekali?
berbanding terbalik dengan haruto yang biasanya akan sangat ketakutan apabila sudah menyangkut hal seperti demikian.
tuk! tuk!
merasa bahwa rungunya menangkap sebuah suara yang berasal dari ketukan kaca, jeongwoo reflek menoleh pada jendela yang berada tak jauh darinya.
ah, ternyata hanya rintik hujan yang mengenai bagian jendela.
tuk! tuk!
oh, bukan hanya itu.
jeongwoo dapat melihat sebuah bayangan tengah berdiri di sana, melambaikan tangan pada dirinya, dan arah tatapnya mengarah pada...
haruto?
tidak, tidak. ini pasti tidak mungkin. jeongwoo menggelengkan kepalanya ribut, ia pasti hanya berhalusinasi.
tatkala jeongwoo menoleh lagi pada jendela, bayangan itu sudah menghilang.
berarti memang hanya halusinasinya saja, 'kan?
"yaudah, yok balik. gue belum ngasih makan kucing gue."
"tapi 'kan lu gak punya kucing, woo."
"udah ikut aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
i. delusions [✓]
Terrorharuto pikir, semua yang dialaminya selama ini hanya delusi semata. [lowercase - semi baku] ⚠harsh words, mental disorder. ©ixchworine, 2021