double up! scroll bagi yang belum baca part sebelumnya.
_____
haruto duduk di kursi teras sembari menunggu jeongwoo yang tengah mengeluarkan mobilnya dari garasi. tadinya jeongwoo mengusulkan untuk naik motor, namun haruto menolak keras.
pemuda itu bersiul untuk mengurangi kesunyian, seakan sedang berduet dengan burung-burung yang bercicit di atas pohon. memejamkan mata dan membiarkan surainya berayun seiring dengan angin sejuk yang berhembus.
ah, pagi yang indah.
ralat, sekarang sudah siang.
haruto membuka netranya perlahan, mengedarkan pandangnya pada pekarangan rumah jeongwoo yang terlihat terawat, berbanding terbalik dengan kamar si pemilik rumah yang terkesan--lupakan.
manik hazelnya tak sengaja terarah pada rumah yang berada di samping rumah jeongwoo. rumah tetangga yang katanya selalu kosong selama lima tahun ini sebab pemiliknya yang pergi ke luar negeri.
rumah tersebut sepertinya sudah dihuni kembali, terlihat jelas dari mobil yang terparkir di halamannya juga beberapa orang yang tengah berbincang sembari tertawa lepas di terasnya.
"kapan dah keluarga gue kumpul bareng kek gitu," monolog haruto seraya mengalihkan atensi pada hal lain.
dan lagi-lagi, maniknya tak sengaja bertemu tatap dengan seseorang di sana.
orang itu juga menatap haruto.
disertai senyum miring yang terukir pada bibirnya.
tin! tin!
"to, ayo! ngapain bengong? naksir lu sama anak tetangga?" seru jeongwoo dari dalam mobilnya.
yang ditanya menggeleng, tungkainya lekas berjalan ke arah mobil dan membuka pintunya.
"woo," panggil haruto setelah duduk di sebelah kursi pengemudi.
"apa?"
"sejak kapan doyoung pindah ke sebelah rumah lu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
i. delusions [✓]
Horrorharuto pikir, semua yang dialaminya selama ini hanya delusi semata. [lowercase - semi baku] ⚠harsh words, mental disorder. ©ixchworine, 2021