Tas ransel yang anak remaja itu gendong tertarik keras oleh seseorang, mengakibatkan Na Jaemin tersungkur jatuh ke belakang.
Hari ini berniat pulang dengan menggunakan transportasi bus. Baru saja melangkah menjauhi kelas, Nana sudah mendapatkan tindakan yang bisa dikatakan tak pantas untuk nya.
Menoleh kebelakang sembari meringis kesakitan akibat kebentur lantai yang dingin, Nana mulai bangkit perlahan. Walaupun sakit pada bokong nya terasa, ia harus memberi pelajaran pada orang yang sudah jahil pada nya.
"Kenapa kamu melakukan ini? Kamu baru saja mencelakai seseorang tahu!" Sungut Nana kesal.
Hwang Saerom menaikan satu alis nya sembari berdecih, "so what?"
"Aku tidak punya masalah dengan mu, jadi berhenti seperti ini. Ini sebuah peringatan, sekali lagi kamu menganggu aku tak segan-segan melaporkan mu kepada guru pembimbing konseling." Ancam gadis remaja bermarga Na tersebut.
"Kamu terlalu kekanakan untuk mengadu, tidak asik." Sahut teman Saerom, yaitu Jang Hyurim.
Nana menatap kesal kepada kedua anak remaja sebaya nya, dengan itu lebih baik ia pergi dari hadapan kedua anak tersebut dengan rasa kesal.
Namun tangan nya tertahan oleh Saerom yang tengah memegang erat pergelangan tangan nya.
"Lepaskan! Haechan sudah menunggu!"
"Aku peringatan pada mu, aku menyukai Jeno." Ujar Saerom dengan nada mengintimidasi.
Mengerutkan dahi nya, Nana tersenyum sinis. "Lalu? Tapi Jeno tidak menyukai mu." Nana kemudian menepis kasar tautan tangan dari Saerom dan menjauhkan diri nya dari dua anak yang menyebal kan itu.
Dengan wajah masam yang kesal, lagi-lagi Nana mencebik malas saat tidak mendapati Haechan yang berada di depan gerbang. Padahal tadi Jaemin sempat berpesan pada Haechan agar menunggu dirinya di depan gerbang, karena Jaemin sendiri ingin mengambil sebuah buku yang tertinggal di kelas tadi.
Memang kebiasaan Na Jaemin.
"Haechan! Dia pasti meninggalkan ku!" Cebik gadis ini.
Mengerucuti bibir nya, dengan tatapan melas karena terik sinar matahari siang yang begitu menyengat membuatnya semakin bertambah kesal. Jaemin tak bisa menyuruh sang ayah untuk menjemputnya kesekolah, kalau berjalan ke halte seperti nya ia mulai malas untuk melangkah ketempat pemberhentian bus tersebut.
"Na, ayo pulang sama aku." Ajak salah satu anak sebaya, yang pindahan dari jepang.
Na Jaemin tersentak kecil, "Ah Yoshi-ssi? Ah tidak, aku merepotkan mu nanti."
"Tidak masalah, karena Jeno yang menyuruh ku." Tukas Yoshi seadanya.
Nana memiringkan kecil kepalanya, "Jeno kemana?" Tanya Nana bingung.
"Jeno masih latihan untuk turnamen, mari aku antarkan." Ajak Yoshi cepat.
Nana nampak segan untuk duduk di belakang jok motor vespa modern milik Yoshi, dan lelaki itu masih setia menunggu Nana untuk duduk di belakang.
Memikir beberapa detik, Nana segera naik dan duduk dengan anteng. Namun sebelum berangkat Yoshi memberikan Nana helm dan jaket nya untuk menutup kaki remaja perempuan itu agar tidak kepanasan.
"Terimakasih, Yoshi-ssi." Ucap Nana segan pada Yoshi.
Yoshi terlihat mengangguk sebelum mengegas stang vespa tersebut sampai meluncur ke arah rumah Nana. Walaupun di perjalanan Nana hanya diam saja, namun ia menikmati udara bebas selama perjalanan di mulai.
Mula nya memang Nana jarang menaiki kendaraan roda dua jika berpergian, biasanya ia akan di antar menggunakan mobil atau memakai angkutan umum layak nya bus dan kereta. Tapi menggunakan motor juga menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melian || Nomin [✔]
RomanceDia berharga, tapi tetap saja Jung Jeno tidak pernah menyadari hal itu. Na Jaemin, definisi wanita sempurna yang pernah Jeno temui. Namun tetap saja, Jung Jeno tak pernah memperduli kan nya. Note: Genderswitch area. Nomin area. Angst area. i hope y...