17

1.3K 86 6
                                    


Jeno menaruh tubuh Naomi di sebuah ranjang, gadis itu mengingau seperti sedang bermimpi. Tidak, Naomi kini beranjak dari kasur tersebut dan juga menarik Jeno untuk tidur satu ranjang sekarang.

Lelaki berambut hitam pekat itu mulai menegang saat Naomi menyentuh paha nya tersebut.

"Nana, jangan." Sergah lelaki itu seraya menghempaskan tangan Naomi.

Naomi mengernyit tak suka, "kenapa? Bukan kah kita saling mencintai," ungkap nya.

Lelaki bermarga Jung menghela napas gusar, menatap raut wajah Naomi yang seperti memelas. "Kita tidak ada hubungan, lagi pula aku hanya menyukai mu dan tak lebih." Jawab Jeno bersungut.

Jeno bangkit dari tidur nya, namun lagi dan lagi ia di tarik paksa oleh Naomi. Posisi mereka sekarang Jeno berada di bawah Naomi, gadis ini sangat liar. Liar sekali seperti singa.

"Na.. jangan seperti ini, kau sedang mabuk." Ujar Jeno perlahan.

"Naomi mau kak Jeno, tidak yang lain." Tegas gadis berambut pirang itu.

Jeno mengerang kecil saat gadis berambut pirang itu menerjang tubuhnya.

Sungguh, ini bukan kemauan lelaki itu tapi keadaan tengah mendesak nya.

.

Malam ini biasanya Na Jaemin makan malam bersama keluarga kecil nya, tapi sekarang ia seorang diri di rumah yang agak besar itu. Cukup menyeramkan jika hanya dia sendiri yang berada di rumah itu, tapi untuknya masih ada beberapa pelayan yang membantu nya dari sore tadi.

Kakak nya pergi berkencan, begitu juga kedua orang tua nya tengah melakukan dinner di luar.

Na Jaemin menghembus napas nya malas, seharusnya ia kunjung ikut makan di luar ketimbang diam di rumah seperti ini.

"Nona mau di ambil apa lagi?" Tanya salah satu maid yang menghentikan lamunan Jaemin.

"Bi, Nana mau susu coklat." Pinta nya memohon.

"Baik, Nona."

Na Jaemin berhembus napas kembali, seraya menatap ponsel berharap ada panggilan dari Jeno mungkin akan membuat suasana hati Na Jaemin merasa membaik.

"Kenapa Nono tidak balas chat dan juga tidak menelpon lagi? Nana rindu Nono." Gumam perempuan itu dengan mimik wajah murung.

Memandang lagi ponsel nya, ada pesan singkat dari seseorang yang tak ia ketahui. Bahkan dirinya tak tahu itu nomor siapa, dan dari mana si pengirim mendapati nomor nya?

"You're loser..."

Jaemin mengeryitkan dahi nya berkerut, siapa yang mengirimi pesan ini dan maksud dari pesan ini apa?

"Kamu pecundang, apaan si! Nana bukan pecundang! Jelas-jelas Nana selalu mendukung orang lain, ah tau deh!" Sungut nya kesal.

"Nona, ini susu coklat nya." Ucap sang maid.

"Makasih bi," Ucap Na Jaemin kecil.

Sang maid tersenyum kecil dan mengangguk perlahan. Dirinya mengundurkan diri dari hadapan Jaemin. Sedangkan perempuan yang sedang gundah itu meneguk perlahan susu coklat buatan sang maid.

Na Jaemin mengambil ponsel nya dan bangkit berdiri, ia berjalan memasuki ruang kamar nya. Malas juga jika berlama-lama duduk di luar seorang diri. Terasa seperti orang no life.

Berbaring di atas ranjang, Na Jaemin mendapati sebuah panggilan dari Jeno, sang kekasih.

Na Jaemin bersemangat, mengangkat ponsel nya dan bersemangat untuk menjawab panggilan dari sang terkasih.

Melian || Nomin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang