Di pagi hari yang sangat cerah, namun terlihat mendung sedikit. Jaemin menutup gorden jendela nya, ingin keluar kamar menuju ruang tamu.
Kebetulan kamar Na Jaemin di pindahkan di lantai bawah, agar lebih leluasa untuk berjalan-jalan kecil menuju dapur atau ke ruang tengah.
Na Jaemin dengan bersusah payah menggunakan tongkat untuk berjalan menuju ruang tamu, disana ia menatap kakak nya yang tengah asik bermain ponsel. Na Xiao nama kakak nya, namun kerap di panggil Xiaojun.
"Oh, hai beban." Merasa tahu jika ada Nana di hadapannya, Xiaojun mulai menjahili adik kecil nya itu.
Wanita dengan rambut curly menguntai panjang itu tertawa terbahak-bahak saat wajah adik nya mulai muram.
"Aku hanya bercanda, Na. Jangan serius." Ujar nya kembali.
"Bercanda dengan keadaan ku sekarang? Ini tak lucu!" Pungkas Nana dengan dramatis.
Na Jaemin mendekati kakak nya itu, duduk di samping Xiaojun dengan rasa jengkel yang masih menanggal dalam benak nya. Namun merasa ada yang kurang disini, Na Jaemin mulai linglung. Dimana kedua orang tua nya?
"Buna dan Ayah?" Tanya perempuan itu.
"Belanja bulanan, Ibu Jang hari ini sedang cuti."
Jaemin mengangguk paham, "ah pantas saja rumah ini sepi tanpa omelan Buna." Gumam nya.
"Akan aku laporkan pada Buna, lihat saja nanti." Ancam Xiaojun menakut-nakuti Jaemin.
"Aku tahu kau tak berani melaporkan hal itu, wle." Kini Jaemin mulai meledeki sang kakak.
"Oh iya Na, hubungan mu dengan Jeno baik-baik saja kan?" Nada percakapan Xiaojun mulai serius dan memelan. Nampaknya ada hal yang telah terjadi, pikir Nana begitu.
"Tentu, kami masih berkomunikasi dengan baik."
"Haechan.. mengirimkan sebuah foto pada ku, mungkin ia salah orang." Xiaojun berucap tenang,
Na Jaemin mengernyitkan dahi nya, seperti ada yang tak beres.
.
Sedangkan di sisi lain, Jeno menghisap benda nikotin milik nya itu. Baru saja sebatang rokok yang ia hidupkan, sudah di matikan begitu saja oleh bubu nya.
"Bubu tidak suka anak bubu harus merokok kaya gini!" Protes wanita matang itu.
Jeno berdecak malas, "bubu cuma gangguin Jeno yang lagi merileks kan diri!" Kini Jeno yang rada protes di hadapan ibu nya.
Jung Taeyong selaku ibu Jeno ini menyuruh Jeno untuk duduk di samping nya, "Anak bubu sudah dewasa ya, bisa protes kaya gini sama bubu."
Jeno mendengar semua ucapan Taeyong dengan seksama, perasaan yang ia rasakan adalah rasa bersalah yang amat terdalam. Menunduk seraya mendapat elusan hangat dari sang ibu, Jeno makin merasa kasihan kepada Taeyong.
"Bu.. bubu bakal terima kalau anak bubu mencintai orang lain?" Tanya Jeno perlahan.
"Tentu saja, kamu juga harus merasakan jatuh cinta kepada Nana juga." Jawab nya dengan lembut.
"Tapi mencintai orang lain dengan status kita yang sudah memiliki seorang kekasih," Lanjut Jeno.
"Bubu tidak pernah mengajari Jeno untuk mendua, apalagi mencoba untuk selingkuh."
"Jeno juga tidak mau belajar untuk berselingkuh, namun pertemuan ini begitu mendesak." Ungkap nya yang kini tengah dilema.
"Nono bicara tentang siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melian || Nomin [✔]
RomanceDia berharga, tapi tetap saja Jung Jeno tidak pernah menyadari hal itu. Na Jaemin, definisi wanita sempurna yang pernah Jeno temui. Namun tetap saja, Jung Jeno tak pernah memperduli kan nya. Note: Genderswitch area. Nomin area. Angst area. i hope y...