10 tahun kemudian.
Kikikan tawa anak-anak bahkan orang dewasa terdengar begitu keras di acara festival taman park.
Semua orang lalu lalang penuh membawa sebuah makanan, taman itu menjadi tempat rekreasi sekarang. Dimana semua orang duduk di atas tikar yang mereka bawa masing-masing.
Suasana pagi itu cukup cerah, sangat cocok dan begitu hangat.
Perlahan seorang wanita mendekati kursi umum taman yang di duduki pria sebaya nya. Berjalan perlahan, wanita itu itu membawa bunga beserta sebuah kartu di balik punggung nya.
Rambut yang kini panjang sebahu, dengan pakaian kasual ala anak remaja padahal wanita itu sudah memasuki umur 30 tahun.
Pria yang ia dekati itu terdiam kaku, saat wanita tersebut duduk di sampingnya. Dengan perasaan yang cukup malu, Jung Jeno melirik wajah mantan kekasihnya itu perlahan.
"Sudah lama?" Buka obrolan Na Jaemin, namun tak melihat wajah Jeno sama sekali.
"Hm.. ya, barusan." Sahut Jeno mengecil.
"Bagaimana kabar-" kedua orang itu berbicara bersamaan, kemudian rasa canggung mulai menjalar dalam tubuh mereka.
Bagaikan aliran listrik yang menyengat, tubuh Jeno kini rada menegang hebat. "Kabar kamu, gimana?" Tanya nya.
"Baik," sahut Jaemin dengan singkat.
Jeno tersenyun tipis, "iya, terlihat sangat baik dan bahagia."
"Of course, lebih bahagia setelah lepas dari kandang." Sarkas wanita itu sembari menatap buket bunga yang ia genggam.
Jeno tertawa berdecih, "benar, dan aku majikannya." Ungkapnya.
Na Jaemin, wanita itu menghela napas nya malas. Menatap seorang anak kisaran umur tujuh tajun berlari mengarahnya membawa sebuah layang-layang yang anak itu rakit.
"Papa!" Panggil anak itu kepada Jeno.
Jaemin kini berani melirik ke samping, dimana anak laki-laki itu memeluk Jeno dengan hangat layaknya ayah dan anak. Tawa dan senyumannya manis mirip sekali dengan Jeno. Jaemin diam-diam tersenyum kecil dan menghangat.
"Andy, kenalkan ini aunty Nana." Jelas Jeno kepada anak laki-lakinya.
Anak bernama Andy itu mengangga sebentar, "new mommy, papa?" Tanya nya polos.
Jeno membolakan mata nya kaget, "bukan." Jaemin yang menjawab cepat dengan menandas pertanyaan anak tersebut. "Dasar anak polos." Ungkap Jaemin sembari tertawa kecil.
"Mommy ku namanya Nana, siapa tahu aunty Nana bisa menjadi mommy kedua ku." Sahut nya dengan jujur.
Jung Jeno tersenyum masam pada buah hati nya, "tidak Andy." Jawab nya.
"Mengapa?" Tanya Andy sekali lagi.
"Karena kita tidak punya hubungan apa-apa lagi, benar kan Jen?" Tutur nya seraya melemparkan senyum ramah kepada Jeno.
"Oh, tidak asik ah!" Tukas anak tersebut, ia kembali lari menjauhi mereka yang terduduk.
"Andy memang begitu, maklumi saja." Ucap Jeno mengecil.
"Anak mu? Aku tidak tahu kamu sudah menikah, kasihan sekali aku tidak bisa melihat hari bahagia mu." Tukas Jaemin seraya bergurau.
"Hari bahagia menurut mu, juga berujung penceraian untuk ku. Kami bercerai saat Andy menginjak umur empat tahun." Ungkap pria itu sembari mengadahkan pandangannya ke arah langit.
Jaemin diam sejenak, "turut berduka atas penceraian mu."
"Maaf... maaf telah merepotkan mu, merepotkan mu untuk datang kemari. Padahal yang ku ketahui, kau tengah sibuk mempersiapkan pernikahan dengan seorang pria."
"Iya.. bubu yang menyuruh, selagi aku bisa jadi aku datang saja."
"Apakah kau menikah dengan Hyunjin?" Tanya Jeno perlahan.
"Pria itu? Tidak, bahkan aku menemukan seorang pria yang jauh lebih baik dari nya." Jelas Jaemin pada Jeno.
Wanita itu menyerahkan buket bunga beserta kartu undangan pada Jeno, "untuk mu," ucap nya sembari menyerahkan buket bunga itu. "bunga itu melambangkan bahwa aku sudah merelakan semua kenangan yang kita buat dulu, dan kenangan pahit juga. Bunga melambangkan kedamaian, aku tidak dendam Jen." Ujar nya lanjut.
"Kau tidak marah bahkan dendam sekalipun?" Tanya Jeno terbata-bata sembari mengenggam buket bunga.
Jaemin menggeleng, "tidak, walaupun aku marah awalnya karena kau meninggalkan ku di tengah jalan. Tapi saat itu juga aku merelakan semua dan melanjutkan hidup ku yang mulai terbiasa tanpa mu." Tukas nya sembari tersenyum kecil.
"Bisakah aku mendengar kamu memanggil nama ku dengan sebutan Nono?" Pinta nya yang masih memiliki rasa jengah.
"Tidak ada yang berharap dan mengharapkan hubungan ini lagi,"
Jeno tertegun, "bisakah waktu berkata tidak?"
"Tidak bisa, karena waktu hubungan ini sudah hancur. Selamat tinggal, Nono." Jaemin bangkit dari duduknya, berjalan menjauhi Jeno yang menunduk menangis mengenggam buket bunga untuk nya.
Jeno harus menerima konsekuensi yang ia perbuat sebelumnya, ini memang jalan yang tepat. Tak mungkin membiarkan Jaemin sengsara di bawah kungkungannya. Jeno tahu, jika Jaemin sekarang sudah bahagia dengan pilihannya.
Seharusnya ia juga bahagia, bukan menyesali perbuatannya dulu.
Jaemin mendekati pria tinggi yang menunggunya sedari tadi di dekat pohon yang tengah bersandar di dahan pohon tersebut sembari mengedarkan senyuman hangat dan ia pun membalas senyuman lembut kearah pria yang akan menjadi suami nya, Kim Junkyu.
End.
Hai! Penghujung cerita, maaf cerita ini latarnya jauh dan ending kurang memuaskan, aku harap kalian enjoy bacanya. Finally akhirnya work dari bulan maret sudah selesai! Mungkin endingnya rada memaksa, tapi tidak masalah. Terimakasih atas apresiasi kalian selama ini, aku juga banyak menerima dukungan semangat untuk update dari kalian. Terimakasih.
Voment juseyo✔
KAMU SEDANG MEMBACA
Melian || Nomin [✔]
RomanceDia berharga, tapi tetap saja Jung Jeno tidak pernah menyadari hal itu. Na Jaemin, definisi wanita sempurna yang pernah Jeno temui. Namun tetap saja, Jung Jeno tak pernah memperduli kan nya. Note: Genderswitch area. Nomin area. Angst area. i hope y...