16

1.2K 94 11
                                    


Hwang Hyunjin menunggu Nana dari luar, dengan santai dia duduk di dekat ruang tunggu. Mengecek ponsel nya, ia menatap foto Nana bersama diri nya kala itu.

"Aku sungguh menyukai mu, Na. Kini aku akan mencoba merengut semua posisi Jung Jeno." Ucap nya dalam hati.

Hwang Hyunjin tersenyum licik seraya berdecih, ia menatap seseorang yang kini berada di depan nya. Seorang pria yang memiliki tatapan tajam setajam siluet itu menatap Hyunjin malas.

"Oh akhirnya kamu tiba, Jung Jeno." Hyunjin mencicit.

"Mengapa kamu ada disini? Dan tidak seharusnya kamu ada disini!" Sahut Jeno dengan nada menggertak.

"Aku berbaik hati mengantar Nana untuk check up, lalu kamu mengapa bisa ada disini? Bukan kah, Nana tidak ada menyuruh mu untuk menjemput nya?" Hyunjin mulai memancing emosi Jeno.

"Bukan urusan mu," Jawab lelaki bermarga Jung dengan tekanan.

Pintu ruangan tempat Na Jaemin check up terbuka. Menampilkan tubuh perempuan itu yang sulit melangkah maju.

Na Jaemin tersentak kecil, "loh.. Nono kok bisa ada disini, sejak kapan datang?" Tanya nya seraya melirik Hyunjin dan Jeno bersamaan.

"Barusan, Na kita pulang sekarang." Pinta Jeno dengan cepat.

"T-tunggu No! Ini Nana tidak bisa cepat-cepat."

Jeno memapah tubuh Na Jaemin, seraya melirik tajam ke arah Hyunjin yang tengah smrik pada diri nya. Tiba di parkiran mobil, Jeno membuka pintu mobil untuk Nana kemudian masuk kedalam mobil nya sendiri.

"Nono tidak apa-apa kan?"

"Hm."

Na Jaemin menunduk muram mendengar respon dari Jeno, mungkin saja Jeno tengah kesal akibat diri nya di antar oleh Hyunjin.

Jeno menghidupkan mesin mobil nya, menancap gas dengan kecepatan sedang. Memperhatikan raut wajah Na Jaemin yang suram itu membuat nya gelisah.

"Na, aku di suruh oleh kak Xiaojun untuk jemput kamu. Tadi ponsel ku lowbet, jadi tidak bisa jawab telpon dari mu." Ungkap Jeno pada Nana tiba-tiba.

Perempuan itu terangkat alis nya saat mendengar suara Jeno. Syukur dari nada laki-laki itu terdengar begitu baik, tidak ada kesan marah.

"Oh ya? Nono tadi kemana saja?" Tanya Jaemin.

"Biasa diam di rumah, main gitar dan juga merokok-"

Jaemin mengernyit dahi nya, "Nono ngerokok?" Tanya nya dengan nada menyulut.

"Iya, memang ada yang salah?" Tanya Jeno balik dengan nada mengintimidasi. Menghatur napas nya agar tenang kembali, Jeno melirik perempuannya itu. "Jangan kesal, lagi pula itu hanya rokok."

"Tapi rokok bahaya untuk kesehatan Nono, dan Nana tidak mau kesehatan Nono memburuk." Ungkap perempuan itu melirih.

Jeno tersenyum masam, "hm iya-iya."

"Nono tidak mau mampir kerumah?" Tanya nya lagi.

"Mungkin lain kali, aku sedang sibuk sekarang." Sahut Jeno.

Jaemin mengangguk mengerti, "benar juga."

Tiba di rumah Na Jaemin, Jeno membantu Jaemin untuk masuk kedalam rumah. Hanya dari depan rumah saja, Jeno kembali pamit kepada kekasih nya.

"Jeno pulang ya, Na."

Nana mengangguk, "hati-hati!"

Jeno tersenyum hangat, menepuk pelan pucuk kepala Jaemin sebelum dirinya pergi.

Melian || Nomin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang