06

1.3K 116 14
                                    

Na Jaemin, terduduk di sebuah kursi single berbahan dasar kayu tersebut. Sembari menunggu ice cream yang sempat dijanjikan oleh teman nya, karena sudah membuat nya marah.

Benar, negosiasi nya meneraktir nya satu cup wadah ice cream. Dan pasti nya di bolehkan menambah oleh lelaki yang merupakan teman nya tersebut.

Hwang Hyunjin, namanya. Lelaki dengan tatapan dingin dan suka memasang wajah sinis tersebut menyodorkan satu cup wadah ice cream pada Nana.

"Tahu saja apa yang merupakan kesukaan ku." Gumam Nana sembari tersenyum.

"Apapun tentang mu, aku harus tahu." Jawab Hyunjin spontan. Nana mendadak menatap Hyunjin terkejut, "eh.. maksud ku, kamu sahabat ku Na. Jadi apa yang kamu suka dan tidak suka harus aku ketahui." Jelas Hyunjin secara rinci.

Nana menyesap ice cream berasa vanilla itu, mengulum bibir nya sembari lirikkan bola mata nya gelisah.

"Um, Hyunjin. Bisakah aku bertanya?" Tanya nya agak ragu.

Hyunjin mengangguk, "tentu, bertanya tentang apa?"

"Um, mungkin ini rada sensitif. Tapi, bagaimana ciri-ciri seorang laki-laki mulai tidak suka dengan kita?"

Lelaki dengan bibir yang agak berkedut tersebut tengah memikirkan suatu hal, apa yang harus ia jelaskan pada Nana? Sedangkan dirinya tak punya pengalaman lebih tentang menyukai seorang perempuan.

"Mungkin saja, dia akan cuek dengan mu? Atau menghilang." Jawab nya begitu, ia bahkan tak tahu pasti jika jawaban nya itu benar atau salah.

"Ah, lalu bagaimana ciri-ciri seorang lelaki menyukai perempuan?" Kembali Nana bertanya satu hal.

Hyunjin mengernyitkan alis, "mencari tahu tentang perempuan yang ia sukai." Spontan lagi Hyunjin menjawab.

Nana mengangguk paham, "apa kamu, lagi menyukai seseorang?" Tebak Nana sambil tersenyum.

"Menurut mu?" Tanya balik Hyunjin.

"Iya! Dari tatapan mu, aku tahu kamu tengah menyukai seseorang. Ayo jelaskan pada ku, siapa orang itu." Nana bergurau kecil pada Hyunjin yang tersenyum kecil.

"Na, tidak mungkin aku mengatakan perasaan ini. Ini sungguh gila, jika kamu tahu aku menyimpan perasaan pada mu." Hyunjin dengan pedih nya mengucap di dalam hati. Teriris rasa sakit pada benak nya.

"Siapa? Kenapa bengong?"

"Tidak ada." Hyunjin mencoba menjawab dengan biasa saja, dan juga wajah datar nya.

"O-oh, begitu. Maaf aku tidak tahu." Sahut Nana kikuk. Merasa bersalah dengan ucapannya, Nana mulai canggung sedikit pada Hyunjin.

"Eh, jangan merasa tidak enakan! Maaf, terlalu kasar. Aku sungguh tidak suka siapa-siapa untuk saat ini." Jelas Hyunjin canggung juga.

"Iya aku paham, dan sangat mengerti. Hei! Aku ini tidak baperan seperti mu." Tukas perempuan tersebut.

"Baiklah, Nana."

"Oh iya, tugas ku masih sedikit lagi selesai. Aku harus pulang untuk melanjutkan sisanya, maaf ya." Ujar Nana merasa bersalah pada Hyunjin.

"Tidak apa-apa, aku juga harus menyusun proposal lagi." Hyunjin tersenyum sumringah pada Nana. "Mau aku antar, mumpung aku satu jalur dengan mu Na."

Nana berpikir sejenak, lagi pula waktu deadline tugas nya lagi beberapa jam. Ia juga tidak enak jika menolak permintaan teman nya ini, namun jika seseorang yang ia kenal melihatnya. Mungkin saja akan menjadi bahan bualan oleh teman-temannya nanti. Tapi, lebih baik ia tak ingin mencari masalah dengan yang lain. Dan memilih untuk memesan taxi online.

Melian || Nomin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang