05

1.3K 114 15
                                    

Jeno berpijak pada lantai marmer yang begitu tebal dan mahal tentu nya, dengan interior cabang perusahaan milik keluarga Jung yang terbilang megah tak kalah dari perusahaan utama.

Ini sudah dua tahun ia menempati New York. Belum ada keinginan diri nya untuk pulang ke tanah kelahirannya berjumpa dengan orang tersayang.

Jeno memang sibuk dua tahun belakangan ini, bahkan ia tak terlalu perduli dengan ponsel yang lagi satu nya. Jeno memiliki dua ponsel sekarang, namun ia hanya memakai ponsel baru nya ketimbang yang lama.

Anak bungsu Jung ini membantah ucapan bubu nya untuk kembali pulang, ia sudah betah tinggal di New York. Keadaan kota yang tak jauh indah juga.

Ia berjalan menuju ruang kerja nya, ia sudah berperan alih menjadi ceo muda. Namun pendidikannya masih berjalan sampai sekarang, dan beberapa bulan lagi Jeno akan lulus dari universitas nya di New York.

"Hari ini pergi ke club lagi?" Gumam nya.

Suara ponsel lama nya berdering, dan kalian tahu nama yang tertera dalam ponsel nya adalah Nana.

Jeno menggulir kan bola mata nya malas, mematikan ponsel lama nya dan menjauhkan ponsel tersebut sampai ke ujung meja. Terlalu bosan kah Jeno pada Nana?

"Tck! Mengapa dia sangat menganggu waktu senggang ku?" Keluh nya kembali.

Jung Jeno mengambil macbook milik nya, dan membuka fitur email. Mengirim beberapa file foto dan pesan singkat ke Nana.

Setelah itu kembali lagi ia sibuk dengan kegiatan nya sendiri untuk mengurus beberapa dokumen perusahaan yang harus di tanda tangani.

Dan setelah melakukan hal itu, Jeno akan kuliah dari sore sampai malam. Memang ia sangat sibuk, pikiran nya menjadi beban untuknya sekarang.

Sisi lain Nana mendapati pesan email lagi dari Jeno. Ia tersenyum luluh melihat Jeno yang memfoto tumpukan dokumen dan makanan cepat saji di atas meja. Merasa sangat iba, Nana mengirimkan pesan email pada Jeno.

Jeno, bagaimana kabar mu hari ini? Aku harap jangan makan-makanan yang banyak lemak. Ayo makan sehat! Akhir-akhir ini kamu sering begadang ya? Aku mohon jangan lakukan itu lagi demi kesehatan mu Jeno.
Jeno... Nana sayang Jeno, tahun ini Jeno pulang ke korea kan? Untuk merayakan hari jadian kita yang ke lima tahun. Tapi Nana tidak memaksa jika Jeno tahun ini tidak pulang kesini.
Atau nanti Nana yang akan pergi ke New York bertemu dengan Jeno?

Terkirim.

Nana menghela napas gusar, menatap iba ke arah layar ponsel nya. Lima bulan belakangan ini, Jeno jarang mengabari nya lewat room chat. Lebih memilih menggunakan email sebagai tukar kabar mereka sekarang. Ketahuilah, Nana itu ingin sekali menelpon Jeno dan mendengar suara lelaki berhidung mancung tersebut.

Nana merindukan Jeno, Nana akui begitu. Tapi apakah disana, Jeno juga merindukan Nana?

Beberapa detik lamunan nya tentang Jeno pun sirna, saat ada seseorang yang menyentil dahi nya lumayan keras. Nana mengaduh pelan sambil meringis.

"Shh! Sakit tau!" Cebik nya pada orang tersebut.

Orang itu tertawa kecil melihat Nana yang agak bete seketika.

"Maaf Na, lain kali aku tidak lagi seperti ini." Jelas lelaki itu.

"Malas! Nana malas dengan mu."

"Ice cream coklat? Aku tahu bagaimana cara membujuk mu." Tukas lelaki bermarga Hwang ini.

"Hyunjin! Diam lah!" Cebik Nana malas.

"Setuju? Baik lah pulang setelah kelas terakhir selesai bagaimana? Oh ya, lain kali aku mohon jangan melamun. Nanti kamu kemasukan hantu bagaimana?" Hyunjin berlagak guyon ke arah Nana.

Melian || Nomin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang