12

1.2K 110 0
                                    


Naomi memandang ayah nya yang tengah mengerang tak suka, setelah apa yang diceritakan oleh anaknya tadi malam.

Jung Jeno, sudah memiliki kekasih? Jelas-jelas Jeno tidak usah memiliki kekasih. Karena dirinya akan menjodohkan putrinya dengan Jung Jeno, cucu dari kolega nya tersebut.

"Papa, don't do it!" Naomi memaksa ayahnya untuk tetap santai, dan tidak bertindak apapun.

"Jangan, kamu bilang? Naomi, susah payah aku mencari sebuah kesempatan agar kamu bisa bertemu dengan Jeno. Tapi aku tidak bisa menyangkal fakta bahwa Jeno sudah memiliki kekasih?"

Ayah Naomi, Jevan Gilbert berseteru dengan Naomi untuk tetap mendekati Jeno. Bila perlu, mereka akan menyusul Jeno ke korea selatan dimana Jung Jeno tinggal sekarang.

"Papa please! Nana tidak mau merusak hubungan mereka!" Elak Naomi. "Lagi pula, itu pertemuan tiga atau dua hari yang lalu. Nana tidak punya rasa pada Jeno!" Ucap nya meringis.

Jevan menatap putri nya tak percaya, "Hei! Belajar dari ibu mu, dia seorang jalang. Mungkin kamu memiliki persentase jalang seperti dirinya." Ungkap Jevan tajam, membuat Naomi tak percaya akan hal itu.

"Papa? You're wrong! Aku tidak seperti mommy!" Naomi menatap tajam ayahnya setelah mengatakan hal itu.

"Maka dari itu, turuti kata ku! Atau akan ku buang kau seperti ibu mu itu!" Ancam Jevan kepada putrinya.

Sedangkan Naomi menunduk sembari menatap lantai rumahnya nanar. Menangis sendu karena seharusnya dia tidak perlu bercerita apapun  kepada ayahnya.

Ia benar-benar menyesali hal ini.

-o0o-

Jalanan korea selatan sangat cerah di pagi hari. Sekarang hari jumat, seharusnya tidak ada yang terlalu sibuk akan pekerjaan. Karena akan menjelang weekend.

Begitu juga dengan Jeno, mengendarai mobil nya dengan kecepatan rata-rata untuk mengunjungi Nana di rumah sakit. Serta ingin minta maaf atas perlakuannya kemarin siang. Ia sungguh bimbang, akankah Jaemin mudah memaafkan nya?

Tiba di rumah sakit tempat Nana di rawat, ia membawa makanan kesukaan Nana. Dan juga masakan dari bubu yang Nana sukai juga.

Mulai ia berjalan masuk ke dalam rumah sakit untuk keruangan inap Nana.

Sebelum masuk kedalam kamar Nana, dirinya menyiapkan mental. Mungkin saja Nana marah besar, atau bahkan tidak ingin melihat wajahnya lagi.

Masuklah Jeno kedalam, mendapati ruangan Nana sepi. Tidak ada orang didalamnya. Apakah Nana pergi jalan-jalan ke taman rumah sakit?

Duk!

Bunyi yang terdengar di dalam bilik mandi membuat Jeno langsung menoleh intens. Ada seseorang yang terjatuh disana. Apakah dia Nana yang berada di dalam?

Jeno membuka pintu kamar mandi, mendapati Nana sudah duduk di lantai kamar mandi yang basah.

"Nana!" Jeno segera mengangkat Nana, menggendong tubuh kecil itu sembari berjalan perlahan. Karena lantai kamar mandi sangat licin.

"Shh... akh.. s-sakit." Nana meringis, menyentuh kaki nya yang di perban itu terbentur closet kamar mandi.

"Aku panggilin dokter ya? Sabar ya sayang.. dokter bakal datang." Jeno menekan tombol darurat, agar dokter cepat datang untuk memperiksa kaki Jaemin.

Melian || Nomin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang