18

1.6K 98 8
                                    

Sore hari yang rada mendung terlihat jelas di permukaan langit. Nanti akan turun hujan, sedangkan Na Jaemin harus keluar rumah karena Hwang Hyunjin memaksa.

Mendengus napas kasar seraya menguap di depan pintu rumah nya, ia tengah menunggu Hyunjin yang kata nya ingin menjemputnya di rumah.

Mobil Hyunjin terlihat di depan gerbang, Nana mendongakkan lebih pandangannya kearah mobil hitam yang bernuansa indah tersebut. Saat Hyunjin keluar dari mobilnya, pria itu mulai mendekatinya.

"Sudah lama menunggu?" Tanya pria itu basa-basi.

Menghela napas nya sekian kali, Na Jaemin berdecak malas. "Iya!!!" Jawab nya lantang dan menekan.

Hyunjin tertawa kecil, "maaf ya terlambat." Ungkap nya.

Na Jaemin berkerut dahi, "kamu saja belum ada minta maaf untuk kaki ku ini." Ujar nya sembari menunjuk kakinya yang masih terbungkus bahan tebal itu.

Hyunjin menatap Na Jaemin dengan seksama, kemudian tersenyum miris. "Itu bukan salah aku, kamu nya saja yang parnoan karena aku bilang suka."

Na Jaemin menatap tajam Hyunjin sebal, ia pergi menuju mobil lelaki itu lebih dulu. Apalagi ia sempat-sempatnya menyenggol bahu Hyunjin.

"Semakin kau begitu, aku semakin tertantang ingin mengejar mu." Gumam Hyunjin seraya tersenyum licik dan berjalan di belakang Na Jaemin.

.

Naomi Gilbert terdiam sejenak menatap gelas berisikan air minum yang ia ambil di dalam kulkas tadi. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya Jeno harus meminangnya.

Menikahi Jeno itu adalah keinginan Jevan sang ayah, bukan dirinya sendiri. Tapi, ia melakukan ini juga karena menurutnya Jeno mulai menyukai nya. Siapa sangka melakukan rencananya kemarin berbuah hasil, Jeno bisa diajak bekerja sama.

Sebenarnya Naomi tak sepenuhnya mabuk, ia hanya pura-pura mabuk. Kentara jelas akting nya sangat apik dan tidak terlihat sama sekali. Naomi memijat pelan pelipisnya, begitu lelah melakukan kegiatan kemarin malam.

Ia pun pulang subuh sekali, dan di antar oleh Jeno. Sangat di sayangkan Naomi tak bisa memeluk Jeno saat berada di dalam mobil, karena aroma muks Jeno sangat membaur di aroma penciumannya.

"Harum badannya itu.. Aku tak bisa melupakan aroma khasnya." Naomi berucap monolog.

"Kamu pulang subuh dan baru bangun sekarang, Naomi? Kemana saja, kita perlu kembali ke New York sekarang." Ucap sang ayah, Jevan.

Naomi menggerutu kecil, "melakukan permintaan mu, puas kan!?"

"Ha! Selalu saja, bersihkan baranf-barang mu kita kembali ke New York malam nanti."

"Sebelum itu, biarkan aku bertemu dengan nya." Pinta Naomi pada ayah nya.

Jevan mengangguk sebagai responnya, membiarkan Naomi pergi sesuka hati perempuan itu.

***

Na Jaemin duduk di sebuah bangku bersama Hyunjin, memesan menu makanan yang tersedia. Sebenarnya Nana sudah kenyang, dia tidak memesan makanan berat. Memilih makanan manis untuk di jadikan pemanis, Na Jaemin memesan ice cream dan roti bakar.

Hyunjin menatap Na Jaemin yang tengah makan dengan lahap. Karena risih, Na Jaemin menggulirkan bola mata nya malas. "Kenapa lihat-lihat?!"

"Suka saja," Jawab nya sembari terkekeh.

"Cih! Cepat mau ngomong apa?!" Tandas perempuan tersebut.

Melian || Nomin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang