Jadilah pembaca yang bijak. Jangan lupa tinggalkan jejak, vote, komen dan follow
Happy Reading All ..
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Abra tidak tahu apa yang sebenarnya ia harapkan saat meminta El untuk pulang. Dirinya mungkin terlalu munafik saat menginginkan El kembali ke rumah. Seperti ucapan El, anaknya itu mungkin sudah tersesat terlalu jauh. Tetapi Abra yang lebih mengerti jika ialah penyebab El tidak tahu arah untuk kembali. Ia yang mendorong putrinya hingga terjebak dalam labirin tak berujung.Usia El sepuluh tahun saat pertama kali melihat Abra menampar Samara–istri Abra yang juga ibu El. Awalnya hanya satu kali di hari itu hingga berlanjut berkali-kali. Tidak hanya tamparan, tangan Abra begitu ringan saat memukul bagian tubuh istrinya yang lain. Emosi menguasainya saat itu, bahkan Abra juga pernah melayangkan pukulan kepada El saat bocah kecil itu berniat menghentikannya.
Samara selingkuh. Sebanyak apa pun perempuan itu menyanggah dan sekuat apa pun Abra berusaha untuk percaya, bukti saat itu terlalu nyata. Terlalu kuat untuk dianggap angin lalu. Lalu dengan kebodohannya, Abra secara terang-terangan membawa perempuan lain ke rumah. Dia bahkan dengan sengaja berhubungan dengan perempuan itu di depan Samara. Ingin Samara merasakan apa yang ia rasakan.
Sampai kemudian Abra tahu jika semua itu konspirasi keluarganya sendiri. Sejak awal Samara yang hanya perempuan biasa memang bukan pilihan keluarganya. Tetapi Abra kira mereka bisa menerima Samara setelah tahun-tahun yang mereka lewati. Terlebih El juga sudah hadir di antara mereka. Meski memang saat kelahirannya, anggota keluarga lain tidak senang saat tahu El perempuan. Padahal saat USG, jenis kelamin anaknya adalah laki-laki. Kabar buruknya lagi, setelah itu Samara tidak bisa hamil karena kandungannya terlalu lemah. Hal itu jelas bukan masalah bagi Abra, Samara dan Elvano telah melengkapi hidupnya.
Setidaknya sebelum insiden perselingkuhan yang direncanakan itu terjadi. Dalam sekejap Samara dan El bukan lagi kesayangannya. Bahkan Abra sempat meragukan jika El bukan anak kandungnya. Konyol memang dan penyesalan selalu datang terlambat. Abra mendapati istri tercintanya bersimbah darah saat pulang dari kantor. Samara berhasil selamat hari itu, tetapi Samara mencoba melakukan upaya bunuh diri lainnya. Perempuan itu sudah tidak bisa tertolong kejiwaannya. Dengan berat hati Abra memasukan istrinya sendiri ke rumah sakit jiwa.
Dan semua peristiwa itu tidak luput dari perhatian gadis kecilnya. Disaat dia kalut dan Samara hilang akal, tidak ada seorang pun yang merengkuh gadis kecil itu. Tidak ada yang menghapus air matanya saat melihat ibunya berkali-kali dipukul. El hanya ditemani pengasuhnya yang jelas tidak terlalu peduli pada perasaan anak itu. Tugasnya hanya sebatas menjaga dan membesarkan El.
Abra benar-benar menyesali perbuatannya. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan untuk merubah keadaan. Setiap berusaha mendekati El, anak itu langsung melangkah mundur. Pernah sekali Abra mendatangi El di kamarnya saat malam hari. Tubuh El bergetar dan beringsut ke ujung kasur saat melihatnya. Takut. Hanya itu yang bisa El perlihatkan sejak Abra memukulnya.
Dengan perasaan tidak karuan, Abra keluar dari kamar El. Tidak tega melihat El ketakutan seperti itu. Sejak itu, Abra membiarkan semua terjadi apa adanya. Dia tidak ingin membuat El merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Tetapi diamnya tidak cukup untuk menahan El tetap disisinya. Putrinya keluar dari rumahnya saat bertemu Arka.
Semenjak itu El menjadi pribadi yang pendiam. Anak itu kehilangan simpati kepada orang-orang disekitarnya. Sebagaimana mereka tidak peduli padanya, maka El juga bersikap acuh dan tidak peduli, bahkan terhadap anggota keluarga yang lebih tua. Waktunya habis dipakai untuk belajar. Menciptakan musuh dari orang-orang yang tidak menyukai kehadiran dirinya dan sang ibu sedari awal. Menyusun rencana sedemikian rupa untuk menghancurkan kebanggaan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elistasi
Romance#ProjectAretha 90-H Noe sangat paham, usaha jelas dibutuhkan untuk mencapai sesuatu dalam hidup. Maka dia terus melakukan segala usaha terbaik, agar mencapai hasil terbaik pula. Usaha yang kini mengantarkan dirinya bisa seperti sekarang, mapan dan h...