CP.36

12.9K 980 54
                                    

"Kemana kita setelah ini oppa?"

Irene menyesap cappucinonya, sesekali melirik Taehyung yang duduk di samping Seokjin sambil bermain game di ponsel.

"Humm..Aku tidak tau, kita Ke kantor Jungkook saja setelah ini"

Irene hanya mengangguk angguk, menghisap Minumannya cepat hingga habis.

Sekarang Seokjin,Irene, dan Taehyung sedang berada di cafe. Mereka memutuskan beristirahat setelah jalan jalan kesana kemari.

"Oppa, Aku sudah selesai minum. Hyung sudah?"

"Um, hyung juga sudah. Taetae, sudah dulu main gamenya supaya kita bisa pergi ke Kantor Jungkook"

"Um, Oke Hyungie"

Taehyung mematikan ponselnya lalu memasukkannya ke kantong celananya.

"Sudah ayo"

Seokjin, Taehyung dan Irene berdiri dari tempat mereka. Menuju pintu keluar, sebelum

'Bruk'

"Ashh"

Seorang Yeoja menabrak Taehyung, menumpahkan Kopinya di pakaian Taehyung.

Untung saja itu es kopi, jika tidak dipastikan kulit Putih Taehyung akan melepuh.

"Apa apaan Kau!! Apa kau tidak punya mata Ha?!!"

Taehyung terlonjak kaget, matanya mulai berkaca kaca. Sedangkan Irene dan Seokjin menatap Yeoja itu tidak percaya, padahal dia yang menabrak

"T tapi Nona y_yang menabrak saya"

'PLAK'

Satu tamparan kuat mendarat di pipi gembil Taehyung. Sedangkan Taehyung yang ditampar kaget lalu menangis keras sambil memegangi pipinya yang terasa perih dan panas.

Seokjin langsung mengecek keadaan Taehyung.

Sedangkan Irene menghampiri Yeoja itu dan menamparnya kembali Lebih kuat.

"Tunggu Ajalmu Bitch"

Ucap Irene sinis, lalu menghampiri Taehyung dan Seokjin yang berusaha menenangkan Taehyung yang menangis keras.

"Oppa, ayo kita ke Jungkook"

Seokjin mengangguk setuju lalu mengangkat Taehyung ke dalam gendongannya berjalan keluar kafe.

Irene berjalan menyusul tapi berhenti sejenak di samping Yeoja itu yang masih memegang pipinya.

"Kau tidak akan melewati hari Jalang sialan"

Irene mendorong Yeoja itu hingga hampir jatuh, kemudian meninggalkannya menyusul Taehyung dan Seokjin.

Skip >>>

"Apa masih ada jadwalku yang lain Jim?"

"Tidak, kau bisa santai setelah ini Jeon dan menghabiskan waktu dengan Taehyung"

Ooppp..tunggu dulu-Author

"Huwe..Daddy"

Pintu ruangan Jungkook terbuka, menampakkan Seokjin yang sedang menggendong Taehyung yg sedang menangis dan Irene di sebelah mereka.

Jungkook terkejut, lalu berlari ke arah Taehyung. Mengangkat tubuh mungil itu ke gendongannya.

"Hey sayangku, kenapa menangis hum? Tae terluka?"

Taehyung mengangguk tapi tetap menangis keras, menunjukkan pipi cubbynya yang memerah.

Gigi Jungkook bergemelatuk emosi, siap membunuh siapa saja yang menyakiti kesayangannya.

"Ta hiks tadih hiks Ad_dah Hiks hiks Orang hiks jaat uhuk..hiks di diah hiks tabrak hiks baruh hiks hiks tumpahin Minuman hiks uhuk hiks ke Taetae hiks baru diah huweee.."

Jungkook menyembunyikan wajah Taehyung di ceruk lehernya, menepuk nepuk punggung sempit itu lembut sesekali mengusapnya.

"Shhh...sudah sudah, maafkan Daddy yang tidak bisa menjaga Tae dengan benar"

Jungkook mengecup pipi Taehyung, menggumankan kata kata penenang untuk Taehyung.

Kemudian menatap Irene dan Seokjin   serius, menyuruh mereka bersiap memberikan penjelasan Lengkap padanya.

"Daddyh hiks hiks"

"Shh sudah sayangku, jangan menangis lagi. Tae akan baik baik saja sekarang, daddy di sini"

Jungkook menggendong Taehyung ke kamar di Ruangannya, membaringkan si Manis lalu menenangkannya hingga tertidur.

Jungkook mengecup dahi Taehyung lalu berjalan pelan keluar kamar menemui Irene dan Seokjin.

"Jelaskan"

Irene menceritakan kejadiannya dari awal hingga akhir berhasil membuat Jungkook emosi dengan ribuan rencanaan pembunuhan di kepalanya.

"Waiting for your end, damn bitch"




Skuy huy huy huy huyy...Gantung teros sampe Jungkook datang buat ngelamar Taehyung buaaaa...

Heeheh...

Jangan lupa Voment muah

PAY PAY DI CHAPTER SELANJUTNYA

Who (KookTae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang