CP.6

31.3K 1.8K 75
                                    

"Dia calon mertuamu Jung" kata Jimin sambil memoles Revolver berwarna silver yang ada di tangannya.

"Aku tau bantet, karena itu aku akan membuatnya hancur secara materi" Jimin menatap bingung Jungkook yang kini sedang tersenyum licik.

"Secara materi?"

"Hu'um, aku akan membuat dia kehilangan semua hartanya hingga tidak tersisa sedikitpun"Jimin semakin merasa ngeri ketika Jungkook semakin melebarkan senyuman liciknya.

"Membuat dia kehilangan hartanya, secara tidak langsung kau membunuhnya Jungkook. Karena kau tau dia sangat mencintai uang bahkan demi uang dia bahkan menjual Taehyung ke pelelangan manusia"

Kata Jimin panjang lebar masih dengan Revolver itu di tangannya.

"Kkk~~Oh my...ini akan menyenangakan" Jimin menatap Jungkook nanar, saat Jungkook terkikik layaknya Pyscopath yang mendapat mangsa.

Lalu bersenandung kecil sambil membaca berkas tentang Taehyung beserta keluarganya yang Jimin berikan tadi.

"Jungkook"

"-"

Jimin hanya mendesah pelan saat Jungkook sama sekali tidak menjawab pangillannya bahkan meliriknya saja tidak.

"Jungkook, Yoongi menggenal Taehyung dan Jungwoo"

"Yoongi?" Tanya Jungkook pada Jimin yang kini sedang memasukkan revolver yang dia poles tadi ke dalam jasnya.

"Hum, dia adalah namja manis yang kemarin ku beli di pelelangan" Jimin menjelaskan pada Jungkook yang kini kembali sibuk dengan apa yang ada di tangannya.

"Jungkook, boleh aku minta bantuan?" Tanya Jimin sambil mengeluarkan jurus Aegyonya pada Jungkook.

Yang mana itu membuat Jungkook menarik bibirnya jijik, lebih baik dia melihat Taehyung yang memang pada dasarnya menggemaskan tampa Aegyo.

"Hentikan itu!!" Teriak Jungkook kesal, saat dia melihat Jimin seperti tadi rasanya Jantungnya merangkak ke tenggerokan.

"Hehe..makanya bantu aku!!"

"Bantu Apa!!" Teriak Jungkook kesal.

"Udah minta tolong, maksa lagi" Jungkook membatin kesal menatap Jimin seakan akan mencabik cabik sahabatnya ini.

"Tolong biarkan Yoongi bertemu dengan Taehyung"

"Baiklah"

Mulut Jimin mengaga lebar biasanya akan sulit jika meminta tolong jika berhubungan dengan segala sesuatu yang sudah di klaim Jungkook sebagai miliknya.

"Kau mengizinkannya? Kau serius?" Jungkook tidak menjawab pertanyaan Jimin hanya menatap Jimin geram.

"Oke oke terimakasih, kukira meminta tolong padamu sangat sulit jika berhubungan dengan Taehyung. Bahkan aku berbicara diluan pada Lucas untuk mengizinkan JungWoo bertemu dengan Yoongi."

"Aku tebak pasti Lucas mengizinkan bukan?" Jungkook meletakkan berkas yang ada di tangannya kemudian meraba saku celananya untuk mencari benda pipih persegi panjang miliknya.

"Ya tentu saja lucas mengizinkan diakan teman persekoncoanku"

Bangga Jimin yang di sambut dengan decihan Jungkook yang kini sibuk mengotak atik ponselnya.

"Sepertinya kau sedang sibuk, aku pulang ya"

"Pulang sana!!"

"Ketus sekali"

Jimin tertawa kecil saat melihat bibir Jungkook mangut mangut, sepertinya dia membuat sahabatnya ini kesal.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Unghh" Taehyung mengucek matanya yang memerah sesekali bibir cerrynya mengeluarkan rengekan kecil.

"Daddy.." Taehyung memanggil Jungkook dengan suara seraknya karena habis bangun tidur langsung menangis.

Tadi saat Taehyung tertidur Jungkook memutuskan untuk pergi ke ruangannya yang berjarak 20 langkah besar Jungkook bukan Taehyung.

Saat Taehyung terbangun dia tidak menemukan Jungkook di sampingnya di tambah lagi lampu di matikan walaupun cahaya matahari masuk ke dalam kamar melalui pintu kaca Balkon dan fentilasi.

Itu tetap gelap menurut Taehyung, dan jadilah Taehyung menangis keras dan Jungkook sama sekali tidak dengar karena dia mengaktifkan pengkedap suara di kamarnya.

Taehyung memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari Jungkook.

Jungkook terperanjat kaget saat pintu kerjanya di buka lebar, hampir saja dia mengeluarkan kata kata mutiara miliknya.

Jika dia tidak melihat Taehyung yang ada di ambang pintu dengan mata berkaca kaca dan bibir yang tertekuk kebawah.

"Daddyhh..hiks" Jungkook langsung berlari kecil menghampiri Taehyung yang kini sudah menangis dan membawanya ke dalam gendongannya lalu berjalan menuju ke meja kerjanya.

"Dadh..hiks..ja..hiks..hat..Uhuk....
Ti..hiks..tinggal..Tae..Uhuk..sen....
Hiks..diri..hiks" Jungkook menepuk nepuk punggung Taehyung yang sudah di dudukkannya di atas meja kerjanya.

"Shh..maafkan Daddy ya sayang? Shh.."

"Uhuk..uhuk..hiks"

Taehyung tersedak liurnya sendiri, yang mana membuat itu Jungkook semakin merasa bersalah.

"Hey..hey atur nafasmu baby Tae" Taehyung mengikuti perintah Jungkook walaupun sesekali terbatuk.

"Sudah?" Jungkook memberi air putih miliknya pada Taehyung yang mana itu langsung di sambut Taehyung dengan baik olehnya.

"Eung.." Jungkook menelan salivanya susah payah saat Taehyung kini menatapnya dengan mata sayu dan bibir bawahnya di gigit kecil.

Cup..

Jungkook mengecup lama bibir Taehyung hanya menempel pada awalnya sebelum Jungkook mulai menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir kecil Taehyung yang mana semakin lama lumatan Jungkook semakin menuntut dan semakin memanas.

"Unghh.."Taehyung mengeluarkam erangan kecil sambil meremas bahu Jungkook pelan bertandakkan dia butuh bernafas.

Jungkook yang tau arti kode itu secara tidak rela melepaskan lumatannya dan mulai turun ke leher putih Taehyung.

"Daddyhh..nyah.." Taehyung menjambak pelan surai Jungkook saat Jungkook menghisap lehernya terlalu kuat dan menyebabkan ruam ruam yang mungkin tidak akan hilang dalam sehari.

Entah bagaimana Ceritanya kini Jungkook dan Taehyung sudah ada di kamar dengan Taehyung yang kini sudah tidak memakai atasan apa apa lagi hanya tersisa baahannya.

Dengan posisi Taehyung yang pasrah di bawah kungkungan Jungkook.
























































Hiyaaa..ayo ngaku yang pikirannya udh kemana mana..

Sorry author baru update sekarang...

Hehehe..adegan dilanjutkan di bagian selanjutnya...

Who (KookTae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang