undangan.

3K 214 26
                                    

Bunyi sepatu hak bergema di Koridor sebuah kantor. Seorang gadis masuk begitu saja ke sebuah ruangan tanpa mengetuk pintu.

CEKLEK..

" Papa "

Pria yang sudah terlihat berumur itu menatap gadis yang baru saja memasuki ruangan nya. Gadis yang di tatap hanya memasang wajah acuh.

" Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk "

Gadis itu tidak memperdulikan ucapan papa nya dan berjalan menuju sofa. Duduk di sebuah sofa single yang tersedia di ruangan papanya.

Gadis itu mulai menatap sang papa dengan senyum manis. Sang papa langsung mengalihkan pandangannya karena tau arti dari tatapan sang gadis di depannya ini.

"Kali ini apa yang kau inginkan? "

" Aku butuh uang "

" Untuk apa? Bukannya aku sudah memberi mu uang untuk sebulan "

" Itu tidak cukup papa, aku butuh lebih banyak uang untuk membayar seseorang "

" Tidak bisa "

" Apa! Kenapa? "

" Kau tidak sadar kalau kita sudah hampir bangkrut hah! "

" Tapi pa aku butuh uang itu sekarang juga, aku tidak akan pergi sebelum mendapatkan apa yang ku minta "

" Kau selalu saja mementingkan diri mu sendiri , apa kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada kita kalau sampai perusahaan bangkrut "

" Papa tidak perlu khawatir, kita akan menjadi orang yang sangat kaya saat rencana ku berhasil nanti "

Pria itu langsung bangkit dari duduknya dan segera membuka sebuah kotak brangkas dan mengambil satu buah amplop coklat. Pria yang di panggil papa itu memberikan amplop coklat yang baru saja ia ambil kepada gadis di depannya.

" Apapun rencana mu jangan pernah melibatkan papa Rahel "

Ya, gadis itu adalah Im Rahel anak dari seorang pengusaha yang hampir terancam jatuh miskin karena perusahaannya yang mulai bangkrut.
Rahel datang ke perusahaan milik papanya hanya untuk meminta uang agar ia bisa membayar seseorang untuk membantu rencananya.

" Papa tenang saja aku tidak akan melibatkan papa " Rahel bangkit dari duduknya dan melangkah pergi keluar ruangan sang papa.

Pria itu hanya menghembuskan nafas, terlalu hafal dengan obsesi sang putri yang sangat mencintai bos nya itu. Jika sampai ia terlibat dalam rencana putri nya bisa - bisa masalah ini akan semakin membuat keadaan keluarga Im menjadi semakin kacau.

Rahel berjalan melewati koridor kantor yang lumayan ramai oleh beberapa pegawai yang bekerja di perusahaan papanya. Saat akan menaiki lift tiba-tiba ponsel nya bergetar.

" Ada apa? " Tanya Rahel saat mengangkat telfon.

" .... "

" Kau berisik sekali "

" .... "

" Ikuti saja rencana ku, tidak perlu banyak tanya "

" .... "

" Ck, dasar tidak sabaran akan ku kirim uang itu saat tugasmu berhasil "

" .... "

" Hm, aku tidak Terima kegagalan "

Rahel mematikan sambungan telfonnya dan segera menaiki lift.

.

.

BROTHER MAFIA 2 ( BTS & EXO ot12 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang