Salwa menepikan piring nasi goreng yang sudah habis itu lalu meraih gelas teh untuk menyedot separuh isinya. Sedang Ulin masih fokus mengeksekusi gorengan didalam mangkok batagornya.
"Lin, lo inget Adam yang pernah lo omongin itu gak?"
Ulin menjawab tanpa mengalihkan pandangannya, "Yang pacarnya Aca fisip?"
"Iya, tapi ini ralat buat lo, mereka itu gak pacaran. Cuma sahabatan aja."
"Leh, emang iya?" Ulin menaikkan kepalanya lalu memandang Salwa dengan sebelah alis terangkat, "Tau darimana?"
"Adamnya yang bilang."
"Lo kenal Adam? Katanya enggak?"
"Gak sengaja kenal. Dia tutornya Awan ternyata, tetangga di deket kosan gue."
"Buset. Jodoh apa gimana tuh." Ulin menjeda sejenak untuk menyuap makannya,"Terus kenapa lo harus mengonfirmasi soal dia pacaran sama Aca atau bukan ke gue?"
"Ya biar lo gak nyebarin info yang salah lagi. Gak semua cowo dan cewe yang temenan akrab itu artinya mereka pacaran."
Usai berkata demikian, Ulin langsung melepas sendok ditangannya. Beralih mencondongkan tubuh untuk memandang Salwa intens.
"Wa, lo suka sama Adam?"
Membuat Salwa memutar matanya, "Nggak begitu ya, Ulin. Gausah berasumsi macem-macem deh."
Belum sempat Ulin membalas tiba-tiba salah satu pemuda menyempil diantara mereka. Esa menempatkan diri di sebelah Ulin sebelum meraih gelas teh Salwa dan meminumnya tanpa menunggu persetujuan sang pemilik.
"Kebiasaan." gumam Salwa pasrah.
Esa cuma nyegir, "Cape bet dah abis bolak-balik rektorat ke perpus. Ngurus ktm gua yang ilang kemaren."
Salwa dan Ulin lantas menanggapi dengan mangut-mangut saja. Tak lama salah seorang pelayan kantin menyodorkan semangkok soto dan segelas milo sebagai pesanan Esa. Dan langsung di santap lelaki itu setelah mengucap terimakasih.
"Tadi lu berdua lagi ngomong apa?" tanya Esa random.
"Ah kebeneran lu nanya. Lo kan anak fisip ya, Sa. Jadi gini tadi kita abis ngomongin Ad—"
Belum selesai berkalimat, Salwa sudah lebih dulu menyuapkan potongan telur rebus yang lumayan besar ke mulut Ulin. Menghentikan ucapan yang ingin terlontar dari gadis itu. Membuat Esa yang melihat mereka mengerutkan kening tak mengerti. Begitu doi hendak bertanya tiba-tiba ponselnya berdering.
"Oi brader?"
"Motor gue mana?"
"Eehhh lupa sob kebawa nih haha maap yak. Ntar abis makan gue jemput deh lu. Tunggu bentar yaak. Laper bet ini gua gak bisa nahan."
"Gausah jemput, biar gue aja yang kesitu. Lo di kantin mana sekarang?"
"Coy?" Esa melebarkan sedikit pupilnya, "Lu yang mau kesini? Ya Allah baik banget emang sahabat gue ini. God bless you!"
"Kantin mana, buru."
"Fekon hehe"
"Ok."
Esa menurunkan telepon dari daun telinganya lalu mengumbar senyum cerah. Setelah itu melanjutkan makan dengan khidmat. Melupakan perihal pertanyaannya pada Salwa. Sehingga gadis itu bisa dengan mudah mengalihkan pembicaraan ke hal lain.
"Eh lo tau gak di kampus kita nih gosipnya ada dosen yang punya hubungan terlarang sama mahasiswi. Denger-denger sih mahasiswinya itu anak Fikom."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Re-Hello
FanficKarena sejatinya, baik Adam maupun Salwa tidak sempat menduga jika pertemuan mereka akan berlanjut lebih dari sekali. written on: Feb 14, 2021 - June 24, 2021. ©RoxyRough