"Ngaku deh, lo kesini buat nyari makan apa nyari panitianya?"
Salwa lantas membalas pertanyaan Ulin dengan cengiran lebar. Toh prediksinya benar. Tentang bagaimana Salwa bisa seribut itu saat bubaran kelas terakhir mereka tadi hanya untuk pergi ke acara EXPO FISIP di gedung seberang.
Berkedok, "Banyak makanan tau, Lin, di stand booth-nya!"
Padahal jelas-jelas tujuan Salwa itu bukan kesana. Melainkan, pada salah satu panitia yang kini berdiri bersama teman-temannya di sisi bawah panggung outdoor itu.
"Kak Salsa terlalu baik sih maafin dia dan ngebolehin kalian ketemuan lagi kalau gue, udah gue blacklist itu si Adam Adam." gumam Ulin sembari memperhatikan Adam dari posisi mereka.
Salwa bergeming, "Semua orang berhak dapat kesempatan kedua. Tuhan aja Maha Pemaaf, masa makhluk-Nya nggak mau ikut begitu?"
Telak. Ulin beralih bertepuk tangan bangga atas jawaban Salwa.
"Well said, Awa, very well said."
Tepat setelah itu atensi semua orang langsung terarah ke atas panggung, lantaran baru saja seorang panitia menarik stand mic sembari duduk di satu kursi yang tersedia disana dan memangku sebuah gitar.
"Adam!" seru Salwa girang.
Mengundang tatapan horor dari Ulin padanya, "Ampun. Gue berasa ngeliat Kak Salsa. Urusan ngebucin emang DNA tuh gabisa diboongin."
Salwa tak menanggapi. Fokusnya sudah teralih penuh ke atas panggung. Pada lelaki itu, Adam Malik Arrazi.
"Halo semuanya. Selamat sore. Terimakasih buat yang udah nyempatin dateng meramaikan EXPO FISIP tahun ini. Saya selaku wakil dari panitia bidang acara, bermaksud hendak menyampaikan sepatah dua patah—"
"LAMA DAM LAMA!"
"GAUSAH KEPANJANGAN MUKODIMAHNYA BANG ADAM! INI ACARA EXPO BUKAN ISRA' MI'RAJ!"
"Astagfirullah netizen... Man shobaro dzhofiro, artinya: barang siapa sabar maka beruntunglah dia," dakwah Adam, merespon beberapa celotehan dari penonton di depan panggung, "Ya sudah, biar gak kelamaan, jadi teman-teman disini saya mewakili panitia mau nampil bawain lagu."
"Sebelumnya mohon maaf, harusnya agenda saya nampil itu malem nanti pas penutupan, tapi berhubung band yang ngisi sekarang belum dateng, jadi panitia minta saya ngambil alih dulu." lanjut Adam lalu menempatkan mic-nya di depan bibir, "So, I'll go by one song. Dedicated for someone special. Hope she's watching this."
Riuh penonton langsung terdengar menimpali. Bersamaan dengan sikutan Ulin di lengan Salwa. Sedang gadis itu hanya memasang wajah pura-pura bodohnya.
Sekilas Adam beralih menyetel string gitarnya sambil menjepit pik diantara selipan bibirnya. Setelah itu barulah ia mulai memetik sang gitar dan menyenandungkan sebuah lagu.
♬ You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you
You'd be like Heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
And I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off youPardon the way that I stare
There's nothing else to compare
The sight of you leaves me weak
There are no words left to speak
But if you feel like I feel
Please let me know that it's real
You're just too good to be true
Can't take my eyes off youI need you, baby
And if it's quite alright
I need you, baby
To warm a lonely night
I love you, baby
Trust in me when I say
Oh, pretty baby
Don't let me down, I pray
Oh, pretty baby
Now that I found you, stay
And let me love you, baby
Let me love you~ ♬
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Re-Hello
Fiksi PenggemarKarena sejatinya, baik Adam maupun Salwa tidak sempat menduga jika pertemuan mereka akan berlanjut lebih dari sekali. written on: Feb 14, 2021 - June 24, 2021. ©RoxyRough