🍃 Bonus Chapter 🍃

3.2K 567 139
                                    

Hari itu Adam mengajak Salwa ke studio musiknya. Untuk pertama kali, tentunya Salwa merasa sangat excited. Dia mencoba bersikap biasa saja walau sulit. Terlebih ketika menyaksikan sendiri bagaimana bentuk asli dari sebuah studio rekaman itu. Satu kata yang terlintas: keren.

"Biasanya ada Bang Rere nih tapi kayanya dia lagi keluar." kata Adam.

Salwa mengedarkan pandangan, melihat tiga kursi yang berjejer didepan MIDI Controller. Lalu ia teringat kalau Salsa pernah bilang jika Adam, Rere dan Yusuf itu satu team perihal memproduksi lagu. Nama panggung mereka Millenium.

"Btw aku udah lama nggak liat Kak Yusuf. Dipikir-pikir Kak Sa juga udah jarang ngomong tentang Kak Yusuf deh."

Berkat ucapan Salwa, Adam langsung menoleh, "Lo belum tau ya?"

"Tau apa?"

"Kak Yusuf udah gak disini lagi. Gue sama abang-abang di kosan juga gak tau dia dimana. Mendadak ilang gitu aja dari sebulan yang lalu."

Salwa sontak melebarkan netranya. Tidak menyangka akan informasi itu. Pantas saja Salwa merasa Salsa sedikit galau belakangan ini, walau sang kakak memilih menutupinya dengan bersikap baik-baik saja. Salwa jadi merasa bersalah sebab tidak bisa menjadi pendengar di kala Salsa lagi sedih.

Menyadari perubahan ekspresi Salwa, Adam lantas bersuara, "Kak Sa, baik-baik aja kan?"

"Aku harap gitu sih. Tapi pasti gak mudah. Selama ini kan mereka selalu bareng." gumam Salwa, "Aku aja yang baru kenal sama kamu terus menjauh sebentar, rasanya hampa. Apalagi Kak Sa sama Kak Yusuf..."

Adam mengangguk membenarkan, "Bang Yusuf berjasa banget sih buat gue. Kalau bukan karna dia gue gak bakal bisa nemu kosan secepet itu dan mungkin, pertemuan kita juga gak bakal terjadi."

Lelaki itu memberi jeda sebentar selagi menarik napasnya dalam. Lalu menutup harapan yang terawang pada hari itu, "Hope he'll be fine now, wherever he is."

Salwa pun menyetujuinya dalam diam. Sekian menit terpekur dalam pikiran masing-masing, atensi Salwa akhirnya teralih pada sheets music di atas meja depan Adam. Lalu sedikit mencondongkan badannya dari posisi berdiri untuk membaca isi di kertas itu.

"Ini lagu baru yang mau kamu nyanyiin?" tanya Salwa, "Seinget aku kamu gak bikin lagu kan, berarti ini yang bikin Kak Rere?"

"Ini gue kok yang bikin."

"Eh?"

Adam menggeser kursinya ke tepi meja lalu menarik kursi sebelah mendekatinya. Setelah itu menepuk bagian tersebut sebagai isyarat pada Salwa untuk duduk di sana. Sang gadis pun patuh. Mengamati Adam yang kini beralih menyalakan komputer dan menampilkan proses mixing sound di layarnya. 

Tak lama ia menemukan satu track, lalu menoleh kembali pada Salwa, "Tema lagunya ini tentang self confidence. Sedikit banyak gue terinspirasi dari lo sama kisah pribadi juga. Jadi ibaratnya ini lagu buat haters."

"Emang kamu ada haters?"

"Ada, Wa." kekeh Adam, "Karena kita gak mungkin dicintai sama semua orang. Pasti ada aja deh yang ngebenci, entah kita pernah punya salah atau enggak sama mereka."

Salwa mangut-mangut mencerna maksud Adam. Namun penjelasan lelaki itu belum selesai, "Jujur gue orangnya insecure soal tampang. Makanya gue nggak gitu ngumbar foto di medsos trus juga kalau ngapload cover di youtube cuma audio doang. Karena ya, gue ngerasa gue nggak ganteng."

"Kamu ganteng, Dam." sela Salwa refleks. Sekon berikut dia spontan menutup mulut karena sudah keceplosan, sedang Adam mengulum senyum melihatnya.

"Believe or not, tapi gue pernah ngalamin sendiri sih. Pas gue iseng upload cover video di youtube dan isi komennya malah salah fokus, rata-rata ngomongin muka gue. 'suaranya bagus tapi mukanya aduh jelek banget bisa di blur aja nggak sih'. Semenjak itu gue berhenti upload video cover. Beralih ke audio doang."

[✔️] Re-HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang