🍃 Eleventh Impressive

2K 586 46
                                    

Salsa menopang kedua tangan di atas meja sembari memperhatikan sang adik memakan lasagnanya. Lalu tersenyum sebab Salwa memberi respon sesuai keinginannya.

"Enak?"

"Apa perlu ditanya lagi?" balas Salwa, dua jempolnya terangkat otomatis, "Mantap. Masakan Kak Sa emang gak pernah mengecewakan."

"Hehe terimakasih!"

"Kakak gak ada niat mau jadi chef aja?"

"Profesional chef sih nggak. Aku cuma mau jadi chef buat suami sama anak-anakku nanti."

Salwa sontak merotasikan matanya jengah, "Kejauhan."

"Loh rencana masa depan kali. Ya gapapa dong."

"Iya deh iya. Semoga tercapai ya sama Kak Yusuf."

Mendengar Salwa menyebutkan nama si doi, Salsa jadi merengut kecil. Sekarang setiap kali mengingat Yusuf, Salsa juga terpaksa mengingat gadis yang kerap bersama lelaki itu belakangan ini. Gadis yang secara tak sengaja memantik Salsa untuk ingin menaikkan level status hubungannya dengan Yusuf.

"Kok tumben diem?" tegur Salwa menyadari perubahan wajah sang kakak, "Biasanya langsung heboh tiap ngomongin Kak Yusuf?"

"Sebenernya hubungan aku sama Kak Yusuf lagi renggang sekarang, Wa, gara-gara Kansha."

"Kansha?"

Lalu sekian menit kedepannya Salsa sudah lancar menceritakan masalahnya pada Salwa. Tentang gadis yang akhir-akhir ini sedang dekat dengan Yusuf. Gadis itu tiba-tiba hadir, berkedok meminta Yusuf membuatkannya lagu hingga sampai di point dimana intinya Salsa tidak suka atas kedekatan mereka.

"Kamu ngerti kan gimana posisi aku?" tanya Salsa seakan memancing support dari sang adik, "Mau ngelarang juga gak berhak. Aku kan cuma temen Kak Yusuf."

Sementara Salwa diam saja. Dipikir-pikir posisi Salsa itu seperti kebalikan dari Salwa. Salsa ibarat Aca yang sudah menjadi teman dekat Adam, dan Salwa yang tiba-tiba datang di hidup mereka. Ironi.

Pada akhirnya Salwa hanya bisa memberi dukungan dengan tepukan semangat di pundak Salsa, "Nggak apa-apa Kak Sa. Kalau jodoh ntar Kak Yusuf jadiannya juga sama Kakak kok."

"Aamiinin jangan, Dek?"

"Aamiin dong."

Salsa tertawa pelan. Lalu beralih menggulir ponselnya. Sedang Salwa kembali melanjutkan makan.

"Wa, kamu nggak mau ngasih tau aku sesuatu?"

Kening Salwa mengernyit, ia menaikkan pandangan menatap Salsa bingung, "Tentang apa Kak?"

"Mantan kamu. Ulin udah nyerita. Tadinya aku nunggu kamu buat nyerita sendiri, tapi kayaknya kamu gak ada niat nyinggung soal itu dari tadi, makanya sekarang aku tanya aja langsung." Salsa memberi jeda, "Si brengsek itu, bener pernah nyium kamu pas lagi mabuk?"

Pupil Salwa melebar. Kali ini aura kakaknya terlihat sangat serius. Bahkan Salwa tidak perlu bertanya bagaimana Ulin bisa menceritakan pada Salsa tentang itu. Sudah jelas dia tau dari Esa. Rantai gosip diantara mereka seolah sudah menjadi default, apalagi jika membahas perkara Salwa.

"Kayaknya gitu... Tapi Aku sendiri gak sadar pernah dibikin mabuk sama dia..." jujur Salwa sambil menunduk.

"Oke."

Salwa langsung mengangkat kepalanya. Menyadari Salsa sudah berdiri, seakan hendak pergi, cepat-cepat Salwa menarik lengannya.

"Kak?!"

[✔️] Re-HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang