Salah satu hal yang selalu Adam hindari di dunia ini adalah berkelahi. Setiap permasalahan bisa diselesaikan dengan musyawarah, tanpa melibatkan perdebatan fisik. Setidaknya itu lah yang selama ini Adam yakini. Sampai tanpa sadar hari itu dia sukses melanggar aturannya sendiri.
Esa bahkan tidak percaya Adam bisa melayangkan tinjuannya lebih dulu pada seorang pemuda yang sedang berbincang dengan temannya, saat dia dan Adam kebetulan melewati mereka.
"Mantan gue yang terakhir tuh amsyong banget sih. Nyesel gua jadian lama sama dia. Mau jebolin aja harus gua bikin mabok dulu."
"Jahanam haha trus dapet?"
"Cuma dapet cipokan doang. Itu juga dia noob banget fak. Pas gak sadar aja mainnya setolol itu apalagi kalo sadar. Makanya gue putusin. Gak guna."
"Eh mantan lu itu yang anak fekon bukan sih?"
"Ho'oh. Salwa—"
Dan itu adalah sekilas konversasi yang Esa ingat sebelum Adam tiba-tiba berbelok arah dari posisinya dan adengan perkelahian saat ini pun terjadi.
"Anjing! Apa-apaan lo?!" teriak Rendi sembari menyeka darah di sudut bibirnya.
Adam masih mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tatapannya terarah tajam, menghakimi pria itu.
"Minta maaf atas omongan lo yang barusan."
"Omongan apa jing?!" sengit Rendi,
Adam merunduk dan kembali menarik kerah kaus Rendi, "Gue bilang minta maaf, bangsat."
Kali ini emosi Rendi juga ikut tersulut. Tak terkendali, Rendi gantian mendorong Adam hingga lelaki itu terdesak ke tepi aspal. Kemudian menjotosnya tanpa ampun.
Esa panik. Sedang teman yang tadi bersama Rendi sudah kabur lebih dulu.
"Anjir anjir gue harus gimana anjirr!"
"Ah, sial," umpat Rendi lalu meludah asal. Setelah yakin lawannya sudah cukup babak belur, ia memandang Adam dengan senyuman miring, "Lo pacarnya Salwa yang baru? Gue kasih tau fakta, that ugly bitch is suck at kiss."
"Fucking disgusting. Shut your mouth, asshole."
Usai berkalimat, Adam lalu menarik kasar lengan Rendi. Membuatnya oleng ke samping. Adam beralih berdiri kemudian mengambil sebuah batu bata di sudut jalan. Berniat melempar benda itu ke kepala Rendi namun untungnya Esa lebih cepat menahan tubuh Adam.
"Ren, lo mending minggat dah! Buruan!" teriak Esa sambil memeluk Adam kuat-kuat.
Mungkin Rendi juga syok melihat gelagat Adam yang hampir melemparkan batu padanya. Tanpa menunggu waktu Rendi langsung berlari dari sana.
Umpatan Adam mengudara. Lalu ia memaksa Esa melepaskan pegangannya.
"Dam, lo gak apa-apa?"
Adam tak menjawab. Tangannya menjatuhkan batu dan meraih tas yang tadi ia lempar sembarangan.
"Gue tipsen ya. Kayanya gue gak mungkin masuk kelas dengan keadaan gini." kata Adam.
"Trus lo mau kemana?"
"Sekre. Tolong ya absen gue."
Esa hanya bisa menyanggupi. Lalu melepas Adam yang setelah itu menghilang di simpang fakultas. Selanjutnya Esa tentu saja secepat mungkin mengirim pesan pada Salwa.
Esa
Adam abis berantem sama mantan lu.Salwa
Hah?! Rendi sama Adam?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Re-Hello
FanfictionKarena sejatinya, baik Adam maupun Salwa tidak sempat menduga jika pertemuan mereka akan berlanjut lebih dari sekali. written on: Feb 14, 2021 - June 24, 2021. ©RoxyRough