Selamat menikmati cerita, jangan lupa tinggalkan jejak
Kangen di bawelin😭
Fyi, kalo ada typo mohon ditandai terimakasih
Btw aku ga banyak revisi, cuma menghilangkan adegan. Kalo lama maap ye gais, mengsibuk di rl:((
Let's go!"NGAPAIN KAMU SAMA JALANG SIALAN ITU?"
Iqbaal masih memeluk erat tubuh gadis itu, bahkan kini lebih erat. Sedangkan (nama kamu) menatap datar gadis yang baru saja masuk ke kantor Iqbaal tanpa permisi itu.
Gadis itu kini melepaskan pelukan iqbaal dengan lembut. Ia menyentuh bahu lelaki itu dan menatap lembut wajah tampannya.
"baal, apapun yang terjadi di depan sana nanti, kamu gak boleh ikut campur. Ini urusan aku sama dia. Kamu percaya sama aku kan?" tanya (nama kamu).
"selama masih aman, aku gak akan ikut campur" jawab Iqbaal menatap gadis itu sedikit khawatir.
Ya, ia khawatir. Ia tahu bagaimana cara bertengar ala-ala cewek. Pasti berawal dari adu mulut sampai jambak jambakan. Ia khawatir mereka juga akan memilih pertengkaran seperti itu. Tapi sepertinya memang iya?
Gadis itu mengangguk dengan apa yang Iqbaal katakan. Ia kini mulai berjalan dengan santai dengan tempo yang sengaja di lambatkan ke arah Steffi. Steffi menatap (nama kamu) dengan geram. Ia sudah naik pitam melihat Iqbaal kembali menjalin hubungan dengan gadis sialan ini.
"Hallo, Steffi Zamora" sapa gadis itu yang kini telah berdiri di hadapan Steffi.
Plakk...
Satu tamparan mendarat di pipi kiri gadis itu."JANGAN PERNAH LO DEKETIN LAGI IQBAAL! IQBAAL PUNYA GUE!" Ucap Steffi setelah menampar (nama kamu).
Iqbaal yang melihat pemandangan itu diam. Bukan saatnya ia beraksi, ia percaya gadis itu punya rencana. Meskipun ia disini kini duduk di kursi dengan mengkhawatirkan gadis itu. Suara tamparan yang di layangkan Steffi cukup keras.
Sedangkan (nama kamu) terkekeh meremehkan. Ia kini menatap mata Steffi dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Ia kini meraih pipi tirus gadis yang tengah naik pitam ini. Wajahnya memperlihatkan ekspresi sedih seakan-akan Steffi yang baru saja di tampar.
"Apa sakit?" tanya (nama kamu) sambil mengelus lembut pipi gadis itu.
Steffi heran dengan apa yang dilakukan gadis di depannya ini.
"Oh, atau ini yang sakit?" tanya (nama kamu) kembali dengan menyentuh dada Steffi dengan tangan kanannya, ia bisa merasakan detak jantung gadis itu tengah berpacu dengan cepat.
"Uh, sakit banget kayaknya ya?" tanya gadis itu lagi.
"GAUSAH DRAMA LO" Ucap Steffi menepis tangan gadis itu.
Baru saja Steffi berhasil menepis tangan (nama kamu), namun...
Plakk...
dengan gerakan yang cepat (nama kamu) menampar balik gadis itu dengan keras."Banyak ngomong banget, taunya bentak orang doang sih lo" ucap (nama kamu) menatap tajam manik gadis itu.
"BERANI LO?" Tanya Steffi sambil memegangi pipi nya yang baru saja di tampar oleh (nama kamu).
"ngapain takut? Lo siapa?"
Steffi semakin geram, ia hendak menampar kembali gadis itu kembali namun ternyata gadis itu lebih dahulu mencegah tangan Steffi. Gadis itu kini mendorong kasar tubuh Steffi agar duduk di sofa.
"Dengerin gue baik baik" ucap (nama kamu) sambil mendekati tubuh Steffi.
Ia mengusap pelan bahu Steffi.
"Seorang pemenang yang baik adalah pemenang yang bertanding dengan adil tanpa ada campur tangan dari orang lain" ucap (nama kamu) lalu tersenyum simpul.
"dan sejak awal, pemenang itu adalah gue, bukan lo. Lo pake orang tua buat dapetin Iqbaal" ia kini memiringkan kepalanya ke arah kiri dan menyeringai "Pe cun dang, ups gak sportif ya" tambah gadis itu di akhiri dengan kekehan yang meremehkan.
"Hahahahaha, kenapa? Iri ya, gue yang lebih dapet restu?" ucap Steffi.
Raut wajah (nama kamu) kini berubah menjadi sangar. Steffi yang melihat perubahan air muka gadis itu tertawa dengan puas.
"Soal restu lo mungkin menang, tapi gue tau Iqbaal akan selalu balik sama gue"
Di sisi lain, Iqbaal seakan tengah menonton drama yang nyata di hadapan nya ini. Iqbaal sebelumnya sedikit terlonjak kaget saat gadisnya dengan gesit membalas tamparan yang di layangkan Steffi. Ia akui, gadis itu kini berubah 360° dari sebelumnya. Ia kini lebih berani untuk mempertahankan apa yang dia inginkan, dan ia menyukai itu. Itu berarti gadisnya sudah sepenuhnya akan berjuang bersamanya agar bisa bersama kembali.
Lelaki itu kini bangkit lalu menghampiri kedua gadis yang tengah memperebutkan dirinya itu. Sejenak ia berpikir, betapa tampannya ia sampai bisa membuat dua gadis bertengkar hanya karena dirinya sendiri. Ia memuji sejenak dirinya lalu menghampiri gadisnya. Ia meraih pinggang (nama kamu) dengan lembut seakan menyuruh untuk menghentikan perdebatan yang ada pada mereka.
"Udah, ayo pulang. Aku gak mau akhirnya kamu jambak-jambakan nanti" ucap Iqbaal.
"Baal, kamu milih dia?" tanya Steffi, raut wajahnya masih memancarkan kekesalan.
"Sejak gue kenal (nama kamu), gue selalu pilih dia. Dia selalu istimewa buat gue meskipun pada akhirnya dia ninggalin gue pergi karena lo. Selama 7 tahun ini, rasa gue buat dia masih sama dan dia sekarang mau kembali dan berjuang bareng gue. Tentu aja gue gak akan nolak kesempatan sebesar ini buat bisa bersatu kembali sama dia seutuhnya, sorry" jawab Iqbaal dengan jujur, ia menarik gadisnya agar mulai berjalan meninggalkan ruangannya.
Seakan tak percaya dengan apa yang Iqbaal katakan, air matanya kini mengalir tanpa permisi melewati pipi tirusnya. Dengan emosi yang tidak stabil, Steffi kini meraih sebuah guci keramik yang ada di ruangan Iqbaal. Ia hendak melayangkannya pada (nama kamu), namun untung saja Iqbaal melihatnya dan menahan serangan gadis itu.
"Steff, please. Kendaliin diri lo, sekarang lo pulang dan tenangin diri lo. Marah-marah gini gak akan bikin lo puas" ucap Iqbaal.
Kedua sejoli itu kini mulai melangkah pergi ke arah pintu. Sedangkan Steffi tersedu melihat kenyataan yang ada. Apakah ia akan gagal mendapatkan pujaannya? Ia tahu, ia pasti bisa melakukan sesuatu agar Iqbaal bisa kembali kepadanya.
Oke gais, maap pendek😭
Ku tunggu antusias kalian💖
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only You × IDR
Fanfiction[Sekuel Coldgirl And Badboy] Wajib baca dulu Coldgirl And Badboy ya! Bagaimanapun seseorang ingin mereka pecah, takdir mengatakan mereka akan tetap satu. Update suka-suka, gausah di tungguin