15. Dinner

1.4K 191 21
                                    

Jangan lupa vomment nya readersku🤗💕
-----------------------------------------------------------------

Terlihat dua keluarga kecil tengah makan malam dengan hikmat disana. Gurauan dari kedua keluarga ini melengkapi malam yang cukup sunyi. Tidak, tidak semuanya. Hanya dua pasang orang tua dan seorang gadis yang ikut bergurau disana. Suara dentingan dari sendok dan garpu di meja makan ini cukup terdengar nyaring. Acara makan malam ini baru saja di mulai setelah keluarga yang di undang datang.

"Saya ketemu suami enggak sengaja kok" ucap Sapna yang tak lain adalah ibu Steffi. Ia berbicara di akhiri dengan kekehan khas nya.

"Enggak sengaja, terus jodoh gitu ya?" gurau Herry sambil memakan steak yang ada di hadapannya.

"Tentu, saya menyukai dia. Dan saya bersyukur dijodohkan dengan orang seperti dia" ucap Michael Stotzel, ayah Steffi. Ia lebih suka di panggil dengan sebutan Ozel. Ia seorang bule yang menikah dengan Sapna.

Kedua keluarga itu tertawa dengan obrolan tersebut, namun tidak dengan Iqbaal. Ia sibuk memakan steak dengan lahap tanpa memedulikan perbincangan mereka. Ia kira, yang penting malam ini ia kenyang.

"Oh ya. Iqbaal, bagaimana kabar kamu? Saya lihat perusahaan kamu semakin berkembang lebih pesat. Betul bukan?" tanya Ozel memperhatikan Iqbaal yang tengah memakan steaknya tanpa berkata sepatahpun.

"Iya, om. Bersyukur banget Iqbaal bisa lanjutin perusahaan Ayah dan udah bisa kembangin perusahaan dengan baik" jawab Iqbaal sedikit memberikan senyuman tipisnya. Bt pokonya.

"Oh, pernikahan mau gimana nih? Steffi mau gimana?" tanya Rike.

Steffi yang ada di samping Iqbaal tersenyum malu mendengar pertanyaan Rike. Sebuah hal sakral yang ia tunggu untuk menjadikan Iqbaal miliknya.

"Steffi sih bebas aja sih, Bunda. Gausah terlalu berlebihan, yang penting acaranya nanti berjalan lancar" jawab Steffi mengembangkan senyumannya.

Grkkk...
Iqbaal bangkit dari duduknya membuat orang orang di sekitarnya sedikit kaget.

"Om, Iqbaal ikut ke taman ya om. Iqbaal lagi mau cari angin. Permisi"

Tanpa berkata lagi, Iqbaal melangkahkan kakinya untuk pergi ke taman belakang. Ia mendapat tatapan heran oleh semua orang yang ada di meja makan tersebut. Mereka bertanya tanya di dalam benaknya sendiri dengan keadaan Iqbaal.

"maaf ya, Iqbaal bersikap kaya gitu" ucap Rike merasa tidak enak dengan keluarga Steffi.

"Enggak apa apa kok Rike, wajar. Masih muda juga, mungkin kepikiran banyak kerjaan" ucap Ozel.

"Stef, temenin gih lagi banyak pikiran kayanya" ucap Sapna tersenyum memberikan ketenangan bagi Steffi.

"Iya, Ma. Ayah, Bunda Steffi temenin Iqbaal dulu ya. Permisi" pamit Steffi di angguki oleh Herry dan Rike.

Sementara di taman, Iqbaal yang tengah ditemani dengan ponselnya kini duduk berdiam diri di kursi kayu yang tersedia di taman belakang Steffi ini. Ia tengah melakukan panggilan video dengan kesayangan nya ini.

"Emang kamu lagi dimana?"

"Rahasia" ucap Iqbaal menaik turunkan alisnya.

"Itu di rumah kamu?"

"Bukan, rumah orang lain"

"Terus kenapa bisa disitu?"

"lain kali aku cerita. Udah dulu ya?"

One And Only You × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang