28. Gerah

482 60 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak biar aku semangat:(💖
Kalo di next, pasti di next kok😚
Aktif komen aja biar aku semangat next nya,
Happy reading💫
-----------------------------------------------------------------

"HEH CEWEK LAKNAT! BUKA GAK!? BERANI LO ANCURIN KEPERCAYAAN ORANG TUA GUE BUAT IQBAAL?" teriak Steffi sambil mengetuk kasar pintu rumah (nama kamu).

Steffi sudah sedari tadi ada di rumah (nama kamu) bersama beberapa anak buah nya. Mereka semua tak bertangan kosong, sedikitnya mereka memegang sebuah tongkat bisbol. Cukup mengerikan, ditambah jumlah mereka yang cukup banyak. Entah apa yang ada di pikiran Steffi saat ini, yang pasti ia ingin sekali melenyapkan gadis sialan itu dari muka bumi.

"KALO LO GAK MAU KELUAR, GUE BABAT ABIS RUMAH KUMUH LO!" teriak Steffi kembali.

Masih tidak mendapat jawaban, Steffi melirik pemimpin dari anak buahnya. Ia menunjukkan rumah (nama kamu) dengan dagunya memberi kode untuk segera menghancurkan rumah tersebut. Pemimpin itu dengan segera mengangguk dan mulai menyelesaikan pekerjaannya.

Kaca-kaca yang terpasang mulai di pecah sampai habis tak tersisa. Pintu di rusak dengan brutal, setelah terbuka mereka masuk dan mulai menghancurkan apapun yang ada di hadapan mereka sampai lantai bawah sudah hancur tak bersisa.

"Stop, nyampe sini aja. Ini cuma buat peringatan aja kok" ucap Steffi.

Disisi lain, (nama kamu) tengah bertelpon ria dengan Iqbaal di mobil. Ia akan pulang ke rumah karena mereka berdua tengah  merencakan jalan-jalan santai di jam istirahat nanti. Namun baru saja Pak Darul turun dan membuka gerbang, supirnya tersebut panik sambil memberitahu dirinya. Keduanya lantas terkejut dengan keadaan rumah yang setengah hancur.

"Baal," panggil (nama kamu) yang belum memutuskan sambungan telponnya.

'Iya? Kenapa?'

Gadis itu berjalan mendekati rumah dengan langkah pelan, ia bisa melihat kepingan-kepingan kaca dan beberapa tembok yang hancur terpampang jelas di hadapannya.

'(nam), kenapa? Jawab'

"Rumah aku setengah hancur" jawab (nama kamu) yang kini mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah yang pintunya telah tidak terpasang lagi.

'Apa? Kamu serius?'

(nama kamu) dengan segera mengubah panggilan telepon nya menjadi panggilan video. Iqbaal bisa melihat bagaimana keadaan rumah gadis itu yang amat berantakan pada layar ponselnya.

'Aku kesana, jangan kemana-mana'

Sambungan video terputus sepihak, gadis itu lantas memasukkan ponselnya ke dalam tas dan kembali meratapi huniannya yang sudah mengenaskan.

"Non, gimana ini rumah non" ucap Pak Darul dengan ekspresi khawatirnya.

"Tenang aja pak, ini bisa aku benerin kok" jawab (nama kamu) agar Pak Darul tenang.

Gadis itu kini memasuki rumah lebih dalam, semakin ia masuk semakin banyak barang hancur yang berserakan. Ia juga mendapati gundukan kaca yang diatasnya terdapat sebuah boneka yang mengerikan dengan kepala yang tercopot. Pada badan boneka tersebut, tertempel sebuah kertas dengan tulisan bertinta merah.

'Jauhi Iqbaal, jalang!'

(nama kamu) sudah bisa menduga siapa dalang di balik semua ini. Siapa lagi yang akan menyebutnya jalang?

"(nam)! Kenapa bisa gini?" tanya Iqbaal yang sebelumnya berlari menghampirinya.

"Steffi" jawabnya singkat.

One And Only You × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang