Chapter 37 - Who is He/She?

126K 13K 2.4K
                                    

Pagi-pagi buta, Cassandra turun dari lantai dua hendak keluar untuk jogging keliling perumahan. Saat membuka pintu rumah, dia mendapati kantung plastik berwarna hitam yang terikat.

"Hah! Nggak biasanya Mama naruh sampah di depan pintu rumah," monolog Cassandra lalu bergerak untuk mengambil kantung tersebut hendak memasukkannya ke dalam tempat sampah di depan.

"Eh, kok berat?" Cassandra melirik kantung plastik di tangannya dengan perasaan yang mendadak tidak enak.

Cassandra meletakkan kembali kantung plastik tersebut di lantai, membuka ikatannya untuk melihat sampah apa yang ada di dalamnya.

Begitu terbuka, kepala seseorang menyembul keluar, Cassandra kaget bukan main hingga hampir terjungkal ke bawah kalau saja dia tidak segera memegangi pegangan undakan tangga.

Kepala Valerie!

Mengatur napas, Cassandra menoleh ke sekitar. Tidak ada orang. Masih sepi.

"Bukan Ace," katanya menggelengkan kepala sembari kembali melihat pada potongan tubuh Valerie. "Ini bukan perbuatan Ace, gue yakin itu."

Buru-buru dia memasuki rumah dan naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk mengambil ponsel guna menghubungi Ace, memberi tahu pria itu.

Begitu menjelaskan, Ace menyuruh Cassandra untuk tetap tenang.

"Tetap tenang, oke?"

Mengangguk, "Iya."

"Berkat kejadian ini, sekarang kita jadi tahu bahwa peniruku itu juga mengenal dirimu. Artinya, dia adalah orang yang kita kenal juga."

"Tapi, siapa?"

"Bahaya, Cassie. Dia bisa kapan saja menyakitimu. Maka dari itu, ayo ikut aku ke Italia supaya kau selalu aman karena berada di sisiku."

"Serius?"

"Bercanda."

"Tidak lucu," kesal Cassandra.

"Cassie, sebenarnya aku masih ingin berada di sini hingga aku berhasil menemukan siapa peniru itu, tapi ibuku membutuhkanku, dia merindukanku, jadi aku harus segera pulang."

"Aku paham," balas Cassandra tersenyum singkat meskipun Ace tidak dapat melihatnya. "Pulanglah, Ace, temui ibumu. Titip salam dariku untuknya."

"Hum, ibuku pasti akan senang mendapat salam dari bidadari cantik sepertimu."

"Jangan gombal."

"Coba ganti kata gombal dengan kata tulus."

"Ha? Maksudnya?"

"Maksudnya, ketika seorang pria sedang menyirami wanitanya dengan kata-kata romantis, jangan disebut gombal, karena itu adalah bentuk dari ketulusan."

Buset, kesambet apa nih om-om? Sungguh mangampretkan.

"Intinya, tetap tenang, Cassie, jangan takut. Aku akan selalu melindungimu."

"Kapan kau berangkat?"

"Besok."

Cassandra mendengus pelan. Tidak rela. Tapi, ibu Ace jauh lebih membutuhkan pria itu untuk berada di sisinya, daripada Cassandra. Cassandra harus berpikir dewasa.

"Tidak ada perpisahan?"

"Perpisahan untuk apa?"

"Aku ingin bertemu denganmu dulu sebelum kau berangkat."

"Oke, besok sebelum berangkat aku akan menjemputmu di kampus."

"Oke."

"Aku mencintaimu, Cassie."

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang