𝔻ℙ [27] || Tragedi yang Terulang.

76 23 14
                                    

•𝔻𝔼𝕍𝕀𝕃'𝕊 ℙ𝕌ℤℤ𝕃𝔼

Raga ini memang sama, tapi ada dua jiwa berbeda yang menjadi pemilik raga ini dalam waktu yang berbeda pula.
•Dean


Melihat pemandangan di depannya, sontak cowok itu mengepalkan tangannya erat. Dengan nafas yang memburu dan sorot kemarahan yang jelas terlihat di kedua netranya. Ia berjalan mendekat ke arah dua sejoli yang saling tertawa itu.

Bugh

"Mau lo apa?!" serunya pada cowok yang ada di hadapannya. Meninjukan pukulannya tepat di pipi cowok itu.

Terlihat, cowok itu hanya meringis seraya memegangi pipi kirinya yang sudah lebam. Seketika, sorot kemarahannya pun terlihat kentara. Ia menjauhkan tangannya dari pipinya lalu tersenyum miring. "Seharusnya gue yang nanya , lo maunya apa tiba-tiba datang lalu main nonjok gue?!" serunya seraya menujuk dada sang lawan dengan jarinya.

Bugh

"Jawab dulu pertanyaan gue bodoh!" Lagi-lagi tangan Dirgha tergerak untuk menojok Dean. Namun, bukan pipinya yang menjadi sasaran. Tapi kini perutnya lah yang menerima tonjokan itu.

Kali ini, Dean tidak meringis atau pun memegangi perutnya. Cowok itu masih tersenyum miring seraya menatap netra lawan yang menyorotkan kebencian. Seperti ada hasrat membunuh di dalamnya.

"Lo mau gue jawab?"

Bukannya memberikan jawaban, Dean malah melayangkan tangannya ke arah Dirgha dan akan mendarat sebagai pukulan. Namun, dengan cepat Dirgha bisa menepisnya. Sehingga terjadi pertarungan yang semakin sengit di antara keduanya.

Sementara, gadis yang sedaritadi diam hanya melangkah mundur perlahan-lahan. Hingga tanpa sadar

TINNN!!!

BRUKKK!!!

AWSHHH

Seketika tidak ada lagi  yang bisa ia ingat, ia hanya merasakan tubuhnya terhempas begitu saja dan terkapar lemah di aspal jalanan. Dengan kelopak mata yang saling mengatup. Mungkin ia akan istirahat.

"Sunyi!!!" seru kedua cowok itu setelah sadar kalau gadis yang sedaritadi menonton adu tonjok itu terhempas begitu saja dengan darah yang melumuri berapa bagian tubuhnya.

Terlihat, mobil yang menabraknya sudah berlalu begitu saja. Mobil putih dengan plat kendaraan nomor--- yap! Dirgha jelas mengingatnya.

Kemudian mereka mendekat ke arah Sunyi yang sudah terkapar tak berdaya. Tangan Dean mengguncangkan tubuh itu berkali-kali. Namun jelas tidak mendapat sahutan dari sang empunya.

"Ini semua karena lo!" seru Dean dengan menatap tajam mata Dirgha.

Dirgha tersenyum miring, kemudian membalas tatapan itu tak kalah sengit. "Coba lo katakan, di mana letak kesalahan gue."

"Lo yang mancing kemarahan gue dulu bodoh!"

"Harusnya gue yang ngomong gitu."

Mendengarnya, Dean hanya terkekeh miring. Ia pun mengalihkan pandangan yang semula mengarah pada Sunyi yang sudah terkapar lemah menuju ke arah Dirgha yang ternyata masih menatapnya dengan sengit. "Karena lo melihat gue dan Sunyi jalan berdua? Itu sebabnya amarah lo kepancing?" tebak Dean yang sudah tahu akan jawaban Dirgha selanjutnya.

DEVIL'S PUZZLE✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang