𝔻ℙ [11] || Handphone Keyra.

146 44 60
                                    

Kalau enek liat muka gue, mending copot aja mata lo!

Kalau enek liat muka gue, mending copot aja mata lo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geara Riolne.

BRAKKK

Dengan guratan amarahnya, gadis dengan surai panjang yang tergerai itu menggebrak meja depan kelas. Menyita seluruh atensi jiwa yang mencakup ruangan persegi itu. Keyra bersedekap dada dengan dagu terangkat, menimbulkan gaya angkuh.

"Siapa disini yang berani nyuri handphone gue?!" gertak Keyra dengan raut marahnya yang semakin menjadi. Dilihatnya, semua siswa hanya diam terpaku. Memang, sebagian besar siswa SMA Angkasa takut dengan seorang Keyra Arseana. Entah apa yang membuat mereka takut pada Keyra, mungkin karena tingkahnya yang tidak seperti cewek pada umumnya.

Hingga kini, semua siswa masih diam dan terpaku di tempatnya. Itu membuat Keyra semakin kesal. "Kalian bisu apa emang nggak tahu bahasa manusia?!" sarkasnya dengan menujuk satu persatu siswa yang menunduk. Hingga telunjuknya berhenti ketika mengarah ke seorang siswi nerd dengan kacamata bulat besar yang bertengger di hidungnya. "Lo?!" tunjuk Keyra yang membuat seorang nerd bernama Fika itu terlonjat. Membuat kaca mata bulatnya hampir tergelincir dari tempatnya bertengger.

"Eng- enggak bu-bukan aku," jawabnya terbata. Sekujur tubuhnya merinding kala tatapan tajam Keyra mengarah ke arahnya. Tangannya yang gemetar tengah berusaha untuk memperbaiki letak kacamatanya.

"Gagap lo?!" Keyra mendengus. Ingin rasanya ia merampas kacamata bening itu lalu menginjaknya tanpa ampun.

"Sudahlah Key, kalau menurut gue bukan dia deh." Fika bernafas lega kala Vanes menenangkan Keyra. Gadis nerd itu tersenyum simpul ke arah Vanes yang baginya telah berjasa besar padanya. Namun sayang, hanya decakan yang ia terima sebagai balasan dari senyum manisnya.

"Lalu?" Keyra menoleh kearah Vanes. Sementara Vanes hanya menggidikkan bahunya tanda tak tahu. Namun, ia yakin kalau Si Nerd itu tidak ada sangkut pautnya dengan hilangnya handphone Keyra. "Dahlah, kita keluar. Sumpek lama-lama kalau se-ruang sama orang-orang bisu," ajak Keyra setelah jeda. Ia melangkah keluar, sementara Vanes hanya membuntutinya.

Kedua siswi itu menelusuri koridor sekolah. Hanya berjalan tanpa tujuan. Sekali-kali menjahili adek kelas yang berani lewat di koridor kelas XI. "Eh, btw Safira kemana ya? Kok dari kemarin nggak nongol-nongol sih." Vanes membuka percakapan dengan kalimat yang ia tahan sedari tadi  karena muka marah Keyra yang tak mengenakkan dan akan ambyar jika di ajak ngomong serius.

Keyra menoleh kearah Vanes. "Bener juga, kemana ya tuh beruk?" Keyra berpikir. Bola matanya bergerak ke atas hingga tubuhnya menabrak seorang adik kelas. "Eh, sorry... sengaja."

"Ke habitatnya, maybe." Vanes ngelantur. Menyita atensi Keyra yang tengah menatap sinis ke arah siswi malang yang sengaja ia tabrak.

"Pantai maksud lo?" tanya Keyra yang disertai anggukan oleh Vanes. "Ngaco lo!" lanjut Keyra seraya menepuk kasar bahu Vanes. Membuat Vanes mengaduh.

DEVIL'S PUZZLE✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang