Let Me Show You What Love Is (5)

1.2K 153 6
                                    

Author POV

Matahari mulai menyinari bumi, dengan sinarnya yang tak terlalu menyengat dipagi hari,  membuat manusia kembali melakukan kegiatan sehari-hari mereka. Seperti yang sedang dilakukan oleh keluarga Lee sebelum melakukan kegiatan mereka masing-masing, mereka tengah mengisi perut mereka dengan beberapa lembar roti.

Tentunya makan pagi mereka terasa hening, karena disana ada sang kepala keluarga yang irit bicara dan dingin melebihi es. Membuat Seokmin juga tak berani untuk membuka suaranya didepan orang yang sangat ia segani.

"Bagaimana kabar Yuju?"

Sang kepala keluarga akhirnya mengeluarkan suaranya tanpa memandang Seokmin, yang sedang dia ajak menjadi lawan bicaranya.

"Eumm... b-baik."

Seokmin menjawab dengan sedikit bingung. Kenapa appanya itu harus menanyakan kabar Yuju lewatnya? Padahal appanya Yuju dan appanya berteman baik. Entahlah, Seokmin juga tak paham.

"Bilang pada Yuju untuk mengabari  appanya, kita akan mengadakan makan malam bersama nanti."

"B-baik, Appa..."

Pernyataan yang di keluarkan oleh Jin Wook merupakan pernyataan yang belum jelas. 'Kita akan mengadakan makan malam bersama nanti' entah kapan 'nanti' yang di maksud olehnya. Tapi sekedar ingin menanyakan lebih lanjut saja, Seokmin sudah berkeringat dingin. Seolah dia sudah tau apa yang akan Ji Wook katakan selanjutnya.

'Appa bilang nanti... Appa belum menentukan harinya, Appa sibuk.'

Atau

'Jika appa belum bilang harinya, berarti appa belum menentukannya kapan. Mengerti?

Kira-kira begitulah jawaban yang akan di ucapkan oleh appanya itu, Seokmin sudah paham.

"Seokmin, mana kotak makan yang kemarin kau bawa kesekolah? Eomma mau masukan bekal untukmu makan siang."

Deg
Seokmin menghentikan acara menguyah roti itu. Baiklah, memang benar appanya sangat menakutkan, tapi jika eommanya menanyakan soal kotak makan, itu lebih menyeramkan. Kenapa? Karena Seokmin lupa memasukan kotak makan itu kedalam tasnya.

"Begini... eomma... kemarin aku ada urusan dengan guruku, jadi--"

"Lee Seokmin, jangan bilang kau tidak membawanya pulang?"

Tamatlah sudah. Nada dan intonasi yang dikeluarkan eommanya terdengar lebih dingin dari pada appanya.

"M-maaf eomma..."

"Seokmin! Ini sudah kotak makan ke-3 yang kau tinggal di sekolah dan lupa membawanya pulang dan akhirnya hilang!"

"Eomma aku pergi sekarang! Aku akan cari kotak makannya sampai dapat! Eomma jangan khawatir! Aku berangkat appa, eomma! Doakan aku semoga bisa menemukannya, sampai jumpa!"

Setelah itu, Seokmin mengambil tasnya dan berlari keluar, menghidupkan motornya dan pergi dengan kecepatan tinggi sebelum eommanya itu mengejarnya dan melemparnya dengan pot bunga.
.

.

.

Di siang hari tepatnya, toko Jisoo terasa sangat sepi. Si pemuda berhidung mancung itu tak datang ketokonya pagi ini setelah berhasil mengacak-acak hati Jisoo hingga rasanya ingin meledak. Padahal seandainya datangpun, Jisoo tak tau harus berkata apa.

Ckrekk...
Pintu tokonya terbuka, tanda datangnya pelanggan. Jisoo yang tadi tengah melamunpun, kembali menegakkan tubuhnya untuk menyambut  calon pelanggannya. Bentuk bibirnya melengkung keatas setelah melihat siapa yang datang.

Their Story -Seoksoo-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang