The End (20)

2K 151 39
                                    

Author POV

Jisoo bangun cukup pagi hari ini. Dengan mata yang masih setengah tertutup, ia berjalan menuju kamar mandinya dan membasuh tubuhnya. Setelahnya ia membuka lemari bajunya, mencari baju apa yang ia ingin gunakan hari ini.

Pandangannya terarah pada kemeja hitam yang terlihat lebih besar dari tubuhnya. Tak lain dan tak bukan, itu adalah baju milik Seokmin yang tertinggal malam itu dan dia lupa mengembalikannya.

Jisoo mengambil bajunya dan memandangi baju itu.

"Dasar Lee Seokmin. 3 hari ini kau tak mengabariku, membuat ku khawatir. Aku rindu asal kau tau."

Jisoo tersenyum tipis, kemudian ia menggunakan baju Seokmin hari ini.

Ini sudah tahun ke-3 setelah Seokmin pergi ke LA. Seokmin dan Jisoo juga sering menanyakan kabar lewat pesan atau kadang mereka menelpon guna melepas rindu. Namun entah mengapa, 3 harian ini Seokmin tak mengabari Jisoo entah mengapa. Namun Jisoo tetap berpikiran positif, mungkin Seokmin sedang banyak urusan disana.

Jisoo melajukan mobilnya ke toko bunga miliknya. Kini, Toko Jisoo sudah tak sesepi dulu banyaknya jasa wedding organizer yang ingin bekerja sama dengannya untuk memeriahkan acara pernikahan dengan bunga-bunga yang berasal dari toko milik Jisoo.

Bahkan sekarang Jisoo sudah memiliki karyawan dan ia sudah memiliki beberapa cabang di Korea. Yah, bisa dibilang Jisoo adalah orang yang sibuk sekarang.

"Shua!"

"Oh, Jeonghan!"

Tak ada bosannya bagi Jeonghan dan Seungcheol untuk mengunjungi toko Jisoo saat jam makan siang.

"Kau sudah makan siang? Mau makan siang bersama?"

"Ah, maaf Jeonghan. Aku ada pesanan bunga hari ini, tak bisa."

"Sekarang Jisoo kita sudah besar, Cheol."

"Aku semuruan dengan kalian, kalau kalian ingat!"

"Shua, bajumu kebesaran sekali. Sejak kapan kau suka baju dengan modelan begitu?"

Jisoo hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Seungcheol.

"Ah, jangan-jangan ini baju milik Seokmin?"

Jisoo hanya menggangguk.

"Cheol, shua kita sudah besar..."

"Han, aku memang sudah besar..."

"Kkk~ sudah sudah, kalian ini berdua. Shua, kalau begitu aku dan Jeonghan pergi dulu ya. Semangat Shua, jangan lupa makan siang."

"Iya,  Seungcheol appa~"

"Kkk~ bye bye Shua!"

"Hm, hati-hati di jalan."

Setelah Jeonghan dan Seungcheol pergi, Jisoo pun kembali merangkai bunga hingga waktu menunjukan pukul 4 sore.

Jisoo menumbuk bahunya yang sedikit terasa pegal dan kakinya yang juga terasa lemas karena berdiri terus-terusan. Ia duduk dan memejamkan matanya, menyesap teh hangat yang sempat ia buat tadi.

Cekrekk~
Pintu tokonya terbuka, tanda bahwa ada pelanggan yang masuk. Iya berdiri dan menoleh, tak lupa dengan senyumannya yang selalu ada untuk menyambut sang pelanggan.

"Selamat datang di--"

Kalimatnya terputus saat mengetahui siapa yang datang ke tokonya saat itu. Matanya membelalak tak percaya karena kedatangan tamu yang sudah 3 tahun tak ia temui fisiknya.

Lee Seokmin, dia disana. Dengan senyuman yang secerah matahari, ia berdiri menyapa Jisoonya.

"Seokmin?"

Their Story -Seoksoo-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang