Daisies Flower (8)

1K 141 10
                                    

Author POV

"Jadi Lee Seokmin, Bisa kau jelaskan apa yang kau lakukan di restoran milik eommamu kemarin malam?"

Hyo Ri tengah melipat kedua tangannya di atas meja makan, dengan badan yang ia condongkan kedepan dan kaki yang ia silangkan. Menatap tajam anak semata wayangnya.

"Itu... eomma..."

"Bicara yang benar anakku yang paling baik..."

Seokmin semakin dibuat merinding jika eommanya sudah memanggilnya 'anak baik'.

"Kemarin malam eomma mendapatkan kabar dari pelayan di restoran eomma. Dia bilang kau datang ke sana dan mencampuri urusan orang yang tidak kau kenal, bahkan kau membawa pergi salah satu pelanggan itu. Benar?"

"B-benar eomma..
T-tapi aku tidak mencampuri urusan orang lain, aku kenal salah satu dari pelanggan restoran itu. Dia yang pemilik toko bunga, tempat aku membelikan bunga untuk eomma."

"Hm, lalu?"

"Ceritanya panjang, eomma. Intinya dia hampir saja di pukul orang laki-laki satunya lagi, dan aku datang dan membawanya pergi. Maafkan aku, eomma.."

"Hah... baiklah, kau di maafkan. Beruntung appa mu tidak tau tentang ini. Jika dia tahu, habis lah kau."

Jika kalian bertanya-tanya mengapa Seokmin bisa ada di restoran mewah itu, jawabannya adalah karena eommanya adalah pemilik dari restoran tersebut. Dia mendatangi restoran dengan tujuan untuk mencari eommanya. Siapa yang sangka, bukan menemukan eommanya, dia malah menemukan Jisoo disana.

"Kau membawa orang itu pulang dengan selamat?"

"Tentu!"

"Bagus. Sudah sana pergi kesekolah, sebelum terlambat."

"Nde, bye bye eomma~"

.

.

Seokmin tak benar-benar langsung datang kesekolah. Sebelumnya, dia datang ke toko Jisoo untuk menyapanya yang tengah menyiram bunga yang berada di luar ruangan.

"Selamat pagi, Jisoo hyung!!"

"Pagi, Seokmin!"

Senyuman secera sinar matahari milik Seokmin, dipadukan dengan senyuman yang Jisoo berikan, yang membuat matanya yang besar itu melengkung indah.

"Kau tidak flu kan?"

"Tentu tidak, aku kan kuat!"

Keduanya tersenyum, mengingat malam indah yang mereka lalu bersama.

"Ada yang bisa aku bantu, hyung?"

"Em.. bisa tolong sirami bunga yang ada di dalam? Aku belum beli bangku kecil yang baru, jadi aku tidak bisa menyiramnya."

"Aye aye Captain!"

Seokmin dengan semangat menyirami bunga yang Jisoo maksud. Dia senang jika Jisoo membutuhkan bantuannya.

"Hyung, sudah aku siram bunganya. Aku berangkat sekolah dulu ya!"

"Tunggu Seokmin!"

Seokmin yang sudah bersiap dengan sepeda motornya, kembali mematikan mesin saat Jisoo menyuruhnys untuk menunggu. Jisoo masuk kedalam tokonya dan kembali dengan membawa beberapa bunga Daisy.

"Untukmu.."

"Terima kasih, hyung...
Tapi ini bunga apa?"

"Daisy, bunga ini cocok denganmu.
Sudah pergi kesekolah, nanti kau terlambat. Sampai jumpa Seokmin."

Seokmin mengangguk, tak lupa senyumannya. Ia pun kembali menyalakan mesin dan pergi menuju sekolahnya.

.

.

Seokmin tengah duduk di tempatnya, dengan ponsel yang berada di tangan kanannya saat Yuju masuk kedalam kelas.

"Ah, Yuju.. selamat pagi.."

"Jangan menyapa ku Seokmin. Sungguh aneh jika kau bernada manis pada ku seperti itu."

"Ehehehe... ah iya, bilang pada appamu. Appaku dan kelurga mengajak makan malam bersama."

"Kapan? Aku harus menemani appaku untuk kerumah sakit. Obatnya sudah habis."

"Belum tau, nanti aku kabari lagi."

Seokmin kembali sibuk dengan ponselnya setelah berbincang-bincang dengan Yuju.

Tiba-tiba saja, Seokmin tersenyum senang. Membuat Yuju di sebelahnya menjadi takut.

"Y-yak... kau tidak kerasukankan?"

Rupanya Seokmin tersenyum setelah melihat arti dari bunga yang di berikan oleh Jisoo tadi pagi.

"Jadi kau menyemangatiku, tapi kau malu, mengatakannya langsung, hyung?"

*Daisies flower : Innocence, Purity, Support*


Their Story -Seoksoo-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang