Author POV
Jeonghan dan Seungcheol tengah menyesap minuman mereka dengan tatapan curiga yang mereka lempar kepada kedua orang yang ada di depan mereka. Tak lain dan tak bukan, orang itu adalah Jisoo dan Seokmin.
Jisoo masih bingkam dengan wajah yang sedikit merah dan Seokmin yang merasa telapak tangannya mulai berkeringat karena di tatap tajam oleh sepasang kekasih itu.
"Kurasa kau hutang cerita pada kami, Shua.."
"Tidak ada, Han.."
"Ah begitu? Lalu siapa pria disampingmu ini?"
Jeonghan melipat tangannya, pandangannya kembali pada Seokmin yang tengah tersenyum canggung.
"A-aku.. L-lee Seokmin... salam kenal!"
Seokmin berdiri dan menundukkan kepalanya, hingga para pelanggan memandanginya dengan tatapan heran.
"Bukan itu maksudku! Apa hubungan mu dengan Shua?"
"Hannie, tanya dengan baik...
Hai Seokmin, aku Seungcheol dan ini Jeonghan, kekasihku.
Dan kami berdua adalah sahabat Shua.
Salam kenal, Seokmin.""I-iya... salam kenal juga...hyung?"
"Ayo duduk, Seokmin. Jangan berdiri begitu."
"Ah, iya.."
Seokmin kembali duduk di tempatnya, masih sambil meremat kedua telapak tangannya. Entah mengapa, tapi Seokmin merasa, dia seperti sedang menghadap kedua orang tua Jisoo untuk izin melamar anak semata wayangnya.
"Jadi, kau masih kuliah?"
"Ah, aku masih sekolah, hyung...
3 SMA, tahun ini aku kuliah.""Ah, begitu..."
"Bagaimana bisa kau bertemu dengan Shua?"
"Hannie.."
"Mengapa kalian bisa akrab?"
"Jeonghan.."
"Kau menyukainya?"
"Choi Jeonghan.."
"Aku Yoon Jeonghan bukan Choi!"
Dan di akhiri dengan Jeonghan dan Seungcheol yang beradu mulut.
"Jawab pertanyaan ku, Seokmin!"
"I-iya, pertanyaan yang mana hyung?
Pertanyaanmu cukup banyak.""Salah satu dari pertanyaanku!"
"Han, Cheol... Aku pergi ketoilet dulu."
Jisoo pergi ke toilet setelah mendapat anggukan dari kedua sahabatnya. Meninggalkan Seokmin yang duduk terdiam disana dengan keringat dingin yang mulai bercucuran. Bisa-bisanya Jisoo meinggalkan Seokmin sendirian di hadapan Jeonghan dan Seungcheol yang memiliki segudang pertanyaan tentang kedekatan antara mereka berdua.
Jeonghan mencondongkan tubuhnya kedepan, membuat Seokmin menjadi memundurkan sedikit ke belakang.
"Kau menyukainya kan?"
"Emm... iya...""BENAR APA KATAKU- ekhem"
Jeonghan yang menyadari bahwa dia berteriakpun, sedikit memberikan jeda pada kalimatnya.
"Bagaimana bisa kalian bertemu?"
"Aku... pelanggannya, lalu-"
"Lalu kau menyukainya, begitu?"
"Iya... hehehe..."
"Lee Seokmin, ku peringati kau, jangan main-main dengan Shua. Sampai kau membuat Shua menangis, kupatahkan tulang-tulangmu!"
Seokmin yang tadinya tersenyum, kembali mengeluarkan keringat dingin saat Jeonghan juga kembali menatapnya tajam dan berkata seperti itu.
"Kalian sedang bicara apa?"
Akhirnya Jisoo kembali dari kamar mandi, jika tidak, tamatlah riwayat Seokmin.
"Tidak, kami hanya beracanda saja, iyakan? Lee Seokmin."
"I-iya..."
Shua mengangguk dan menyesap minumannya, kemudian ia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
"Aku harus kembali, aku tidak bisa meninggalkan toko ku lama-lama. Sampai jumpa Han, Cheol. Ayo Seok, kita pergi."
Jeonghan dan Seungcheol melambaikan tangan mereka kepada Jisoo dan Seokmin.
"Hati-hati di jalan, Shua."
Jisoo dan Seokmin pun keluar dari restoran itu, dan pergi dengan sepeda motor milik Seokmin.
"Hannie, apa kau berpikiran hal yang sama?"
"Tentu."
"Aku belum mengucapkan konteks yang ku maksud, Hannie."
"Aku tau apa yang kau maksud, Cheollie. Bahwa Shua juga menyukainya kan?"
Seungcheol mengangguk.
"Oleh sebab itu, aku menyuruh Seokmin untuk tidak main-main dengan Shua. Karena jika Shua sudah menyukai orang, tandanya dia tidak akan main-main dengan perasaanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Story -Seoksoo-
Storie d'amore"kau tidak tau apa itu cinta?" "tidak.." "kemari, biar ku ajarkan apa itu cinta"