Seokmin tengah duduk di sebuah sofa berwarna putih di rungan yang amat megah untuk ukuran apartemen. Benar, tak lain dan tak bukan Seokmin sedang berada di apartemen milik Jisoo, dengan tubuh yang sekarang terbalut oleh pakaian milik Jisoo yang tentunya sedikit sempit jika di pakai oleh Seokmin.
Setelah insiden hujan tadi malam, Jisoo mengajak Seokmin untuk mampir ke tempat tinggalnya, mengingat Seokmin yang menolak kerumahnya sendiri saat Jisoo menyuruhnya untuk pulang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*ruang tamu Jisoo*
"Seokmin, ini coklat hangatnya."
"Terima kasih, hyung.."
Jisoo duduk di sebelah Seokmin, memperhatikan yang lebih muda yang tengah meniup dan meminum coklat berwadahkan cakir berwarna hitam milik Jisoo.
Seokmin menyadari, bahwa ia tengah di tatap oleh pria bermata bulat itu.
"Ada apa, Jisoo hyung?"
"Tidak ada apa-apa.."
"Lalu kenapa kau menatapi ku seperti itu?"
"Aku sedang mencari sesuatu."
"Mencari? Mencari apa?"
Kini Seokmin merubah posisinya jadi berhadapan dengan Jisoo.
"Senyuman mu. Aku tak menemukannya."
"Pfftt--"
Seketika, Seokmin tak bisa menahan senyum di bibirnya. Rupanya ada yang tengah merindukan senyumannya hari ini.
"Senyum seperti ini?"
"Iya, aku belum melihatnya hari ini."
Senyumannya semakin melebar karena kata-kata yang di ucapkan oleh Jisoo.
"Kau sedang ada masalah, Seokmin?"
Seokmin diam tak menjawab, dia hanya menatap kedua mata Jisoo dengan tatapan hangat.
"Mau cerita? Tapi tak apa jika kau tak ingin menceritakannya padaku."
Seokmin tak ingin membahas tentang perjodohannya. Mengingatnya saja sudah mampu membuatnya malas, apa lagi menceritakannya.
Pandangan Seokmin berpindah pada sebuah gitar yang terletak di ujung ruangan sana.
"Jisoo hyung, kau bisa main gitar?"
"Iya, sedikit."
"Boleh aku pinjam gitarnya?"
Jisoo mengangguk. Seokmin pun berdiri dan mengambil gitar itu dan kembali pada tempatnya.
