Last Gift (18)

1K 134 8
                                    

Author POV

Kini Seokmin tengah berdiri didepan toko Jisoo, berharap sang pemilik toko membuka tokonya pada hari ini. Namun ternyata tidak. Sudah hampir 4 hari Seokmin mengunjungi toko Jisoo, namun toko itu terus tutup.

Besok, Seokmin harus terbang ke LA untuk melanjutkan kuliahnya. Setidaknya, ia ingin melihat Jisoo dan menjelaskan kesalahpahaman yang telah terjadi sebelumnya.

"Seokmin.."

"Yuju, Yoo Han.."

"Kita harus kembali. Kau harus membereskan barang-barang mu untuk besok."

Seokmin mengangguk.

"Benar, besok aku sudah tak di sini lagi. Ayo kita pulang."

Sesampainya dirumah Seokmin, Yoo Han dan Yuju membantu membereskan barang-barang Seokmin untuk besok. Sedangkan Seokmin hanya duduk diam di ujung ranjangnya.

Yoo Han dan Yuju -- yang sekarang sudah menjadi sepasang kekasih lagi, mereka meletakan barang-barang yang tengah mereka pegang dan menghapiri Seokmin.

Keduanya mengusap punggung Seokmin guna menenangkannya.

"Dia pasti sangat membenciku ya? Sampai tak mau membuka tokonya."

"Aku... aku ingin bertemu dengannya setidaknya satu kali sebelum aku pergi."

Seokmin menunduk, mengubur wajahnya pada kedua telapak tangannya.

"Seok, tenang. Aku akan datang kesana dan menjelaskan semuanya padanya, ya?"

Seokmin hanya mengangguk pasrah.

"Yuju, Yoo Han. Bolehkah aku menitipkan sesuatu untuk Jisoo hyung?"

"Boleh, tentu boleh. Apa yang mau kau titipkan?"

.

.

Jisoo tengah meremat tas yang menggantung di bahu sebelah kirinya. Akhirnya setelah memantapkan hati, ia kembali membuka tokonya lagi. Dia sudah siap untuk bertemu Seokmin jika Seokmin mampir kesini.

Ia harus ingat kata ayahnya. Apa yang ia liat belum tentu benar, dan ia akan mendengarkan penjelasan dari Seokmin.

Namun yang di tunggu tidak datang. Ia berpikir, apakah hanya dia yang menantikan penjelasan itu? Kenapa dia menunggu, padahal yang ia tunggu pun tak akan datang.

Tak lama kemudian, seseorang masuk kedalam Toko miliknya.

"Selamat datang."

Senyumannya hanya segaris saat melihat siapa yang datang ke tokoknya.

"Maaf, dengan Jisoo oppa?"

"Iya. Kau pacar Seokmin kan?"

Yuju datang kesana, 1 hari setelah Seokmin menitipkan sesuatu untuk Jisoo.

"Aku sahabatnya, Yuju. Lagi pula aku sudah punya pacar, itu di dalam mobil."

Jisoo hanya menggangguk pelan, entah mengapa dia merasa sedikit lega saat mendengar bahwa Yuju dan Seokmin tak benar-benar memiliki hubungan asmara.

"Aku kesini ingin meluruskan sesuatu."

"Saat aku dan Seokmin bergandengan, dan kau melihatnya. Kami saat itu di jodohkan, dan kami berpura-pura menerima perjodohan itu karena kondisi kesehatan appa ku yang kian memburuk. Tapi nampaknya, aku dan Seokmin mengorbankan banyak hal untuk itu. Aku sempat putus dengan pacarku, dan Seokmin hampir kehilanganmu, oppa."

Jisoo masih diam dan mendengarkan penjelasan dari Yuju.

"Dan akhirnya, kami mengatakannya didepan orang tua kami, bahwa kami tak ingin di jodohkan. Breruntung mereka mengerti setelah mendapat penjelasan dari kami. Jadi oppa, aku minta maaf jika kau sempat salah paham karena ini."

Jisoo tersenyum, akhirnya kesalah pahamannya selama ini bukanlah apa yang ia pikirkan.

"Terima kasih karena sudah menjelaskan semuanya, Yuju. Emm.. tapi dimana Seokmin? Dia tak datang kesini?"

Yuju menatap Jisoo dengan tatapan sendu.

"Seokmin... dia hari ini berangkat ke LA untuk melanjutkan kuliahnya."

Jisoo diam mematung mendengarnya.

"Appanya telah mendaftarkannya di Universitas yang ada di sana, tanpa sepengetahuannya. Ah, Seokmin menitipkan ini untukmu."

Yuju memberikan sebuah surat dan sebuah paper bag besar kepada Jisoo.

"Selama 4 hari ini, Seokmin selalu datang ke tokomu, tapi kau tak buka toko. Jadi dia menitipkan ini padaku."

"Oppa, kau masih bisa menemui Seokmin di bandara. Kudengar penerbangannya di tunda beberapa menit. Kalau begitu, aku permisi."

Setelah Yuju pergi, Jisoo dengan pelan pun membuka surat itu, dan membacanya.

Their Story -Seoksoo-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang