Jisoo POV
Sayang, bagaimana kencanmu dengan
Seo Jin?
Kau suka padanya?Tidak, eomma...
Aku tidak suka...Hhh...jisoo...
Ini sudah orang ke-3 yang eomma
Kenalkan kepadamu, tapi
Tak ada yang kau suka?M-maaf, eomma...
Aku belum siap...Eomma memilih orang yang cocok
Untukmu, sayang...
Eomma tidak mau kau mendapatkan
Seseorang yang seperti appamu. Mengerti?I-iya eomma...
Yasudah, kau pikir baik-baik dulu tentang
Seo Jin. Kalau masih tidak cocok, eomma
Akan carinya yang lain.Iya eomma...
Hhhh... melelahkan sekali...
Oh, hai! Aku Hong Jisoo! Aku belum berkenalan dengan kalian, tapi kalian sudah melihat percakapan antara aku dengan eommaku.Seperti yang bisa kalian lihat, eommaku selalu berusaha menjodohkanku dengan orang-orang yang sama sekali tak aku kenal. Alasannya agar aku tak mendapatkan laki-laki seperti appaku katanya.
Appa dan eomma ku sudah lama bercerai, ya...sekitar aku berusia 10 tahun mungkin. Semenjak itu, aku tinggal bersama eomma. Eomma ku selalu bilang padaku..
'Cari seseorang yang mengerti dirimu..'
'Cari seseorang yang sepadan denganmu..'
'Cari seseorang yang lebih tua darimu, agar dia lebih dewasa...'Begitulah yang selalu eommaku ucapkan kepadaku. Aku bosan mendengar semua kata-kata itu, jadi saat masuk kuliah, aku memutuskan untuk tinggal sendiri hingga sekarang. Jujur, aku tidak tau alasan kenapa orang tuaku bercerai. Yang aku tau, eomma yang menggugat cerai, dan appaku langsung mengiyakannya. Setiap aku bertanya pada appa kenapa dia menyetujui perceraian itu, appa hanya tersenyum kepadaku tanpa mengatakan apapun.
Sekarang kalian tau mengapa aku tak mengerti arti dari cinta. Appa dan eommaku saja bercerai, bagaimana aku bisa melihat cinta diantara kedua orang tuaku? Bagaimana aku bisa melihat cinta di keluarga ini? Bagaimana aku bisa tau arti dari cinta?
Setelah lulus kuliah, aku memutuskan untuk membuka toko bunga yang cukup besar, appaku tau aku ingin membuka toko bunga, jadi dia menghadiahkan toko itu sebagai hadiah kelulusanku.
Aku juga tidak tau mengapa aku dari dulu sangat ingin mempunyai toko bunga sendiri. Mungkin karena aku tak ingin menjadi pekerja kantoran seperti appa dan eomma, juga beberapa temanku yang datang ke tokoku dengan keluhan pusing karena kerja.
Seperti biasanya, aku membuka tokoku. Tokoku hanya ramai di hari-hari tertentu saja, tapi pada hari biasa, hanya sedikit pengunjung yang datang. Siang itu, aku tengah menyirami bunga-bunga yang ada di tokoku. Cukup memakan waktu karena aku melakukaknnya sendirian. Aku terus berdiri, terkadang menggunakan bangku kecil karena ada beberapa bunga yang kuletakan lebih tinggi dari pada tinggiku, dan aku juga berjongkok untuk menyiram bunga-bunga dengan ember yang kuletakan di bawah.
Saat aku tengah berjongkok dan menyiram bunga, aku mendengar ada seseorang yang membuka pintu, namun dia tak bersuara. Aku mendongakkan kepalaku, beruntung orang itu cukup tinggi, jadi aku bisa melihat bahwa benar-benar ada orang yang datang. Aku pun menghampirinya tepat dibelakangnya karena dia mulao berjalan.
Ternyata pelangganku ini adalah seorang pelajar, biasanya pelajar yang kemari, mereka akan membeli bunga untuk menyatakan cinta pada seseorang yang ia sukai. Bisa kutebak, dia pasti akan membeli bunga mawar.
Aku menepuk pundaknya 2x dan sebagai pemilik toko yang baik, aku memberikan senyum pada pelangganku.
"Selamat datang di Chloris....
Ada yang bisa saya bantu?"Dia menoleh dan dia tidak menjawab sama sekali pertanyaanku. Dia hanya mengedipkan mata berkali-kali tanpa mengeluarkan suaranya.
"Eum... ada yang bisa saya bantu?"
Dia menggelengkan kepalanya cepat sebelum akhirnya membalas pertanyaanku.
"Ah, a-aku mau membeli rangkaian bunga hater putih"
"Bunga hater?"
Bunga hater? Bunga apa itu? Aku baru pertama kali mendengarnya.
"Maksudmu bunga Heather?"
"I-Iya.. itu maksudku, hehehe..."
Pftt... tawanya lucu sekali.
"Baiklah, tunggu sebentar ya.."
Aku mengambil bunga-bunga itu dan kurangkai menjadi satu. Tapi untuk apa seorang pelajar membeli bunga ini? Biasanya pelajar sepertinya akan membeli bunga mawar...
Ah, mungkin dia ingin pindah rumah?"Untuk pindahan rumah?"
"Iya.. bagaimana kau bisa tau?"
"Tak jarang orang yang ingin pindah rumah membeli bunga ini."
"Oh iya? Padahal semua bunga sama saja.."
Pernyataannya membuatku tersenyum. Ucapannya tidak salah, semua bunga sama saja bagi mereka yang tidak mengerti makna dari bunga itu sendiri.
"Bagi sebagian orang, bunga hanyalah tumbuhan biasa, tapi bagi sebagian orang lain, bunga adalah simbol yang bermakna. Seperti bunga ini, Heather putih memiliki arti perlindungan terhadap bahaya."
"Cha...sudah selesai..."
Aku memberikan rangkaian bunga itu kepadanya. Namun dia tak langsung mengambilnya, dia hanya melihat rangkaian bunga itu sebelum akhirnya dia mengambilnya secepat kilat.
"A-ah.. jadi berapa?"
"9000 Won"
"Terima kasih, sampai jumpa lagi...
Lee seok-min"Berbeda dengan tadi, tadi dia mengendipkan matanya berkali-kali, sekarang dia membuka matanya lebar-lebar, Pfttt...
Dia membalikkan badannya dan segera keluar dari tokoku, namun dia hanya berdiri di depan pinru masuk tokoku sambil memukul-mukul pipinya. Setelah itu, dia baru sadar beberapa bulir bunga itu berjatuhan. Aku bisa lihat penyesalan di wajahnya, tapi itu terlihat lucu.
Dia menggunakan helmnya dan pergi meninggalkan tokoku dengan sepeda motornya.
Dia terlihat unik...
Aku ingin bertemunya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Story -Seoksoo-
Romance"kau tidak tau apa itu cinta?" "tidak.." "kemari, biar ku ajarkan apa itu cinta"