16

1.7K 208 7
                                    

Hallo gays
Up nih chaps 16


Mon maaf yeuh, lemot up nya 🤤




Yaudah







Happy reading guys








Drttt Drrtttt

Getaran hp berlogo apel di gigit itu membuat atensi Nadha yang tengah menikmati karya nya buyar seketika

"Ya?"

"Ra! Kantin sini, kagak laper lu? Sini! gw laper nih" sudah di pastikan ini adalah Marianne, karena siapa lagi cewe yang ia kenal logat nya kaya gini

"Mager. Lagian kan lo yang laper, kenapa gw harus peduli" sudah terbiasa dengan Marianne membuat Nadha tanpa sadar menjadi dekat dengan gadis itu

"Harus! Itu harus, kalo lo engga kesini yang bayar gw makan siapa" tapi seperti ini lah jadi nya Marianne tetap Marianne si menyebalkan penyulut emosi

"Suruh si juna beresin peralatan lukis gw"

"Si juna sape? Arjuna gebetan nya si Rengganis, ya?  Perasaan ga ada nama juna di kelas kita?" Terdengar jelas suara Marianne yang kebingungan di sana, juna sape lagi sat

"Yang suka mojok sama si Arthur"

"LAH ITU MAH SI JUNAEDI, SARMOAH! Gegayaan amat lu panggil dia Juna, bisa bisa tambar besar aja lubang idung tu anak!" Ntah kenapa si Marianne ini, punya masalah hidup apa ni anak

"Ya.. gw tau nya nama dia Juna, udah lah pokok nya suruh orang itu beresin kanvas gw" yang Nadha tau laki laki yang nama nya Junaedi itu memperkenalkan nama nya sebagai Juna, tidak lebih tidak kurang. lelaki dengan kulit sawo matang dan rambut klimis apalagi untungnya wajah nya cukup tampan hanya saja hidung nya yang pesek yang menjadikan nya bahan bual bualan anak anak kelas terutama si Adit dan Marianne namun tidak ada rasa marah atau dendam karena itu hanya sebuah lelucon belaka bahkan dirinya sendiri suka tertawa karena bualan itu, ya banyak nya orang  gila mendominasi di kelas nya memang

Nadha hanya bisa memutar bola mata nya malas, dan segera merapihkan peralatan lukis dan meninggal kan nya di situ karena akan ada yang membereskan nya, ia berjalan menuju kantin berada walau sebenarnya ia malas tapi Marianne itu orang yang cukup menyebalkan karena jika Nadha tidak datang maka ia akan meneror nya sampai Nadha datang padanya, dan itu cukup mengganggu

"WOY RA! DISINI!" Baru saja Nadha hendak memasuki area kantin yang ramai dengan para manusia yang duduk tertib berjajar di setiap meja nya kecuali bangku yang di sekitar  orang yang manggil dia, di jamin rusuh apalagi ada yang ngegitar, yang nyulam, yang nyanyi walau suaranya campuran merdu dan tidak merdu sih, ada yang tumpang kaki, ada yang nge game namun sepertinya bukan hanya tangan yang bekerja namun juga mulut yang mengeluarkan sumpah serapah, dan ada yang duduk di atas meja, dan bahkan berdiri di atas meja pun ada bahkan sedang menujuk dirinya. Padahal cewe loh kok engga ada urat malu nya astagah...

Nadha hanya memutar bola matanya malas, ia berjalan dengan santai menuju si Marianne yang masih berdiri di atas meja sambil tersrnyum lebar itu, dasar bocah.

Brugh!

Nadha menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang jatuh di hadapan nya, ia menaikan sebelah alis nya lalu melanjut kan jalan nya yang terhenti, walaupun ratusan atau ribuan pasang mata tengah menatap dirinya ya sebenarnya memang sejak ia memasuki kantin memang sudah seperti itu ke adaan nya

dunia novelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang