Bau infus rumah sakit sangat pekat tercium oleh hidung Calista. Ya, Calista sekarang berada di rumah sakit untuk melakukan check out bulanan.
Sebelum itu Calista sudah meminta izin pada Sean untuk pulang terlambat karena ada tugas kelompok bersama Vio.
Iya, Calista berbohong.
Tidak mungkin Calista meminta izin pada Sean untuk ke rumah sakit, Sean pasti sangat khawatir dan akan memberikan Calista pertanyaan beruntun alasan kenapa Calista ke rumah sakit.
Ceklek
"Ehh kamu, silahkan masuk."
Calista mengangguk dan berjalan masuk ke ruangan tersebut. Calista duduk di depan meja orang yang berbicara pada Calista tadi.
"Kamu, kalau saya tidak telepon gak bakalan kamu kesini. Kamu harus lebih memperhatikan kesehatan kamu Calista. Saya dengar kemarin kamu sempat drop lagi yah?"
Calista mengangguk dan menatap datar seorang yang di depannya. Calista sudah tahu akan terjadi seperti ini, pasti saat Calista datang orang yang di depannya akan menceramahinya perihal kesehatan Calista.
Memang Calista selalu lupa untuk melakukan check out bulanannya, alasannya karena Calista tidak tahu beralasan pada keluarganya untuk keluar ke rumah sakit, tapi terkadang alasan Calista mengabaikan check out-nya karena Calista memang sudah lelah dan ingin munyusul bunda-nya yang sudah berada di surga.
Orang yang di depan Calista menghembuskan nafasnya. Lagi-lagi Calista mengabaikan kesehatannya padahal dia sangat khawatir dengan kesehatan Calista.
"Bulan depan kamu jangan lupa lagi untuk check out, mungkin kamu sudah bosan dengar saya nasihati terus setiap bulan, tapi kalau kamu benar sayang sama keluarga kamu, kamu harus sembuh Calista." Orang itu berucap sambil menatap mata Calista intens, berharap Calista memahami semua apa yang dia katakan. "Obat kamu sudah habis kan?"
Calista mengangguk lagi sebagai jawaban.
Orang yang sejak tadi bicara dengan Calista itu memutuskan tatapannya pada Calista lalu berdiri dan berjalan keluar
"Ya sudah, sekarang ayo kita mulai check out, selesai itu nanti ada obat lagi yang akan saya berikan."
🌸🌸🌸
Reyhan sekarang sedang duduk di meja belajar yang berada dikamarnya sambil merutuki kebodohannya.
Iya, bodoh karena melupakan tugasnya sebagai ketua osis dan membiarkan Calista berjalan sendiri ke depan saat pulang sekolah tadi. Memang agak sedikit berlebihan, tapi menurut Reyhan itu termasuk cara untuk membuktikan kalau Reyhan memang betul menyayangi Calista.
"Bodoh, bodoh, bodoh gue. Kok gue sampe lupa kalau gue ada tugas yang belum gue kerjain, padahal tadi gue pengen antar Calista sampai Sean jemput. Gak boleh kabur lagi dari Ibu Siti."
Seketika Reyhan teringat pada Calista, Reyhan ingin mendengar suara Calista.
Reyhan mengambil ponsel yang berwarna hitam itu diatas meja belajarnya.
Reyhan mengotak-atik ponselnya hendak ingin menghubungi Calista. Reyhan tidak menemukan kontak Calista, Reyhan baru tersadar kalau Reyhan tidak mempunyai kontak Calista.
"Maybe Bang Sean punya kontak Calista."
Dengan cepat Reyhan menghubungi Sean untuk meminta kontak Calista.
"Halo."
"Halo bang, gue minta sesuatu boleh?"
"Apa? cepet gue sibuk sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD CALISTA
Teen Fiction(UPDATE SETIAP SABTU MALAM) Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Calista Gisella Dirgama yang sebenarnya adalah seorang ramah, cerewet dan manjah jika berada di tengah keluarganya, tapi semenjak kejadian tiga tahun lalu Calista mengalami dep...