🌸 02. Who is?

1.8K 56 1
                                    

Kringggggg

bel istirahat sudah berbunyi, membuat seluruh siswa berbondong-bondong menuju kantin.

"Hay. Nama gue Violetta Anthoni bisa lo panggil Vio." ucap Vio sambil menjulurkan tangan kanannya ke Calista untuk berkenalan.

Calista hanya menatap tangan Vio datar lalu membalasnya.

"Calista." balas Calista singkat dengan muka datarnya menatap wajah cewek blasteran jerman itu yang menjadi teman sebangkunya.

"Ok Calista sekarang lo jadi teman gue yah. Sekarang ayo kita ke kantin! Perut gue udah lapar, minta di isi."

Tanpa melepaskan tautan tangan tadi, Vio menarik tangan Calista keluar kelas menuju kantin.

Sesampainya di kantin, Calista mendengus melihat banyak sekali orang di kantin. Dengan tangannya masih bertautan dengan Vio, Vio menarik Calista menuju bangku yang Calista tau disitu ada orang yang bernama Reyhan.

"Rey, gue titip Calista yah. Gue mau pesan makanan." ucap Vio saat mereka sudah sampai di meja Reyhan. "Calista lo duduk sini dulu yah bareng Reyhan, gue mau pesan makanan. Lo mau pesan apa?" Sambung Vio.

"Sama." ucap Calista singkat sambil menatap datar Vio.

Mendengar itu Vio hanya bisa bersabar dengan sikap dingin Calista dan melangkahkan kaki untuk memesan makanan untuk mereka.

Reyhan yang sedari tadi menatap kagum mata hazel milik Calista dibuat kaget dengan kedatangan mahkluk astral.

"Woyyy, sibuk banget bang!"

Reyhan menatap Kevin sahabatnya itu dengan tajam tapi dibalas senyum wajah tak berdosa Kevin.

"Sans elah, gitu aja marah bos. Lagian enggak di kelas, di kantin masih aja mandang-mandang terus. Suka yah bilang jangan mandang mulu nanti emphhh-." Kevin tak meneruskan karena tiba-tiba Reyhan menutup mulut Kevin dengan tangannya.

"Bacot!! bisa diem nggak? Gue bunuh lo baru tau!" Reyhan memandang sinis Kevin yang mungkin hampir kehabisan nafas karena Reyhan juga menutup hidungnya sehingga Kevin sulit bernafas.

Mendengar satu kata yang Reyhan ucapkan membuat Calista teringat kejadian tiga tahun lalu.

Tanpa sadar Calista mengeluarkan satu tetes air mata dari mata hazelnya. Dengan cepat Calista menghapus air mata itu sebelum kedua orang didepan melihatnya.
Tapi tangan Calista kalah cepat dengan mata Reyhan. Pikiran Reyhan sekarang bertanya-tanya.

Kenapa dia menangis? Perasaan gue sama Kevin nggak ngapain. Batin Reyhan bingung.

Reyhan mencoba berpikir positif pada Calista. Tanpa Reyhan sadari, Kevin yang dibekapnya sudah mau hampir mati karena Reyhan masih menutup mulutnya sekaligus hidungnya. Dengan terpaksa Kevin menggigit tangan Reyhan membuat pemilik tangan mengeluh kesakitan.

"Sakit bego!" umpat Reyhan sambil mengusap tangannya yang perih karena digigit Kevin.

"Rasain! Gue udah mau mati kehabisan nafas, lo enak-enakan liatin si Calista."

Calista hanya menatap mereka datar tampa ingin berbicara. Tak lama, Vio datang membawa bakso dan es teh buat dia dan Calista.

"Ehh buat Kevin ganteng se-jhagad rhaya mana yankk?"

Mendengar Kevin yang terkesan alay itu membuat Vio hanya menatap balik sambil bergidik ngeri tanpa mau membalas pertanyaan dari makhluk astral didepannya.

"A'a Kepin di cuekin." Kevin memasang tampang cemberut dan menatap Reyhan disebelahnya "Mas Rey, aku udah dinistakan disini. Kuylah kita pergi dari sini! Aku udah nggak tahan mas."

Saat Kevin memegang lengan Reyhan membuat Reyhan melepaskannya dengan kasar sambil melihat Kevin jijik.

"Bego!"

Reyhan menoyor kepala Kevin membuat Vio tertawa dan Kevin memajukan bibirnya kesal sedangkan Calista hanya lagi menatap mereka datar tanpa ingin tertawa.

"Mereka suka begitu, suka gila. Lanjut makan bentar lagi bel masuk."

Calista hanya mengangguk mendengar Vio dan melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena dua orang gila didepannya.

🌸🌸🌸


Bel pulang sekolah berbunyi membuat siswa bahagia karena mereka bisa pulang ke rumah masing-masing.

Calista merapihkan buku lalu menaruhnya di tas peachnya, selesai itu Calista beranjak dari tempat duduknya lalu pergi keluar kelas dengan muka datar.

Vio sekali lagi hanya bisa menghembuskan nafas melihat sikap dingin teman sebangkunya itu. Dalam hatinya Vio bingung, apa yang membuat Calista menjadi dingin seperti itu. Vio tau pasti ada alasan Calista menjadi seperti itu.

"Calista mana?"

"Udah pulang." jawab Vio dan langsung melenggangkan kaki keluar kelas.

Reyhan yang masih di dalam kelas ikut keluar dan berlari menuju gerbang untuk menyusul Calista.

Sesampainya di gerbang mata hijau milik Reyhan melihat seorang cowok mengusap kepala Calista dan terlihat Calista hanya menatap cowok itu datar saat cowok itu mengusap kepalanya. Tidak lama setelah itu Calista dan cowok yang tidak diketahui Reyhan itu masuk dalam mobil dan mobil itu pergi meninggalkan area sekolah.

Dalam hati Reyhan bertanya. Apa tadi pacarnya Calista? Tapi tidak mungkin. Kalau memang itu pacarnya Calista, kenapa Calista hanya menatap cowok itu datar? dimukanya juga tidak terlihat rasa senang apalagi bahagia. Kan kalau ketemu pacar pasti senang nah Calista tadi biasa saja. Terus cowok tadi siapa? Apa cowok itu suka sama Calista juga?

Reyhan mengacak rambutnya pusing, dia harus mencari tau siapa cowok yang bersama Calista tadi.

Jujur, Reyhan memang sudah menyukai Calista sejak pertama kali melihat Calista. Kalau ditanya kenapa, jawabannya Reyhan tidak tahu. Entah kenapa hatinya nyaman saat menatap mata hazel milik Calista, jantungnya berdegub kencang saat dekat dengan Calista dan pikirannya tidak bisa lepas dari Calista.

Katakanlah ini cinta pandangan pertama dan Reyhan sedang merasakannya. Jadi Reyhan akan berjuang agar Calista bisa membalas perasaannya.

Sekian dulu untuk hari ini.

Salam Nenes
Si gadis penyuka es krim.

COLD CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang