🌸 04. Meet Sean

1.4K 52 0
                                    

Happy Reading

Kringgggggg

Bel pulang berbunyi membuat para siswa memanjatkan puji dan syukur karena terbebas dari siksaan belajar menurut mereka. Yah kecuali Calista, dia hanya menatap datar kedepan tampa menunjukan ekspresi bahagia atau apa, yang hanya ada ekspresi datar andalanya.

Reyhan bergegas memasukan peralatan belajarnya dan langsung menuju meja Calista berniat untuk mengantar Calista pada Sean yang pasti sudah menunggu di depan sekaligus ingin mengajak Sean bertemu, guna membahas Calista yang datar dan sering terlihat menangis di saat yang tak terduga.

"Udah? Yuk gue antar sampai gerbang."

Calista hanya menatap datar Reyhan dan langsung keluar kelas tanpa memperdulikan Reyhan yang mengajaknya.

Lagi-lagi Reyhan menghela nafas. Reyhan harus bersabar dan pastinya harus terbiasa dengan sikap Calista yang super dingin.

Reyhan dengan langkah yang panjang mencoba menyusul Calista yang sudah mau sampai gerbang. Dengan cepat Reyhan menggenggam tangan Calista membuat sang empunya tangan kaget atas perlakuan Reyhan.

"Udah gue bilangin, sama-sama dengan gue. Sekarang yuk pasti abang lo udah nunggu di depan."

Lagi-lagi Calista hanya menatap Reyhan datar dan berusaha tidak memperdulikan Reyhan walau jantungnya saat ini sudah berdebar tidak tau kenapa.

Sesampainya di gerbang terlihat Sean sudah berdiri di depan mobil sportnya sambil menebar pesona pada siswi-siswi yang sedang berteriak gila karena Sean pastinya.

Melihat itu Reyhan dan Calista hanya mendengus dan berjalan menuju Sean dengan tangan mereka masih berkaitan.

"Eiittsss udah ada gandengan yah adiknya kakak." ucap Sean menggoda Calista. Membuat muka Calista memerah karena malu pastinya tapi cepat-cepat Calista melepas genggaman Reyhan dan berlaku seperti biasa dengan muka datarnya.

Melihat itu Sean dan Reyhan hanya tertawa pelan karena kadang melihat muka Calista malu dan merah kayak tomat.

"Udah-udah Rey. Gue sama Calista pulang dulu yah. Makasih udah jaga adik gue." Ucap Sean sambil menepuk pundak Reyhan. Tapi waktu Sean ingin menarik tangannya langsung saja Rey menahannya dan membisikan sesuatu sama Sean.

"Bang gue mau tanya tentang Calista. Boleh kita ketemuan sebentar?"

"Bolehlah. Cafe Classic jam 3. Jangan sampai telat!"

"Oke bang."

Setelah itu Sean dan Calista memasuki mobil dan meninggalkan Reyhan yang masih menatap mobil sport hitam itu mulai menjauh.

🌸🌸🌸

Cafe Classic

"Udah lama lo?" Reyhan hanya menggeleng kepalanya pelan dan mempersilahkan Sean duduk di depannya.

"Jadi gini bang, gue disini mau bicara soal Calista. Gue udah dua kali liat Calista nangis. Pertama waktu di kantin. Waktu itu gue sama teman gue lagi bercanda terus waktu gue liat Calista, Calistanya ngeluarin air mata tapi cepat-cepat dihapusnya. Awalnya gue kira Calista hanya kelilipan tapi waktu gue inget-inget lagi waktu itu nggak ada angin kencang jadi gue simpulin kalau itu Calistanya nangis. Terus yang kedua, waktu tadi pagi gue nyapa Calista. Gue nggak berniat buat Calista nangis bang tapi gue bingung kenapa Calista nangis waktu gue nyapa dia, padahal gue cuma bilang ' Selamat pagi Tata.' taunya Calista diem dan langsung ngeluarin air mata. Bisa gue tau bang, emang Calista kenapa yah?"

Sean yang mendengar dengan seksama hanya mengetahui penyebab Calista menangis tadi pagi. Pasti karena nama panggilan yang Reyhan panggil membuat Calista mengingat mendiang Bundanya,karena hanya Bundanya yang memanggilnya dengan sebutan itu. Calista memang sensitif kalau berurusan dengan Bunda dan kejadian tiga tahun lalu. Sampai-sampai keluarganya kadang atau tidak pernah lagi mengungkit soal Bunda dan soal kejadian tiga tahun lalu, karena keluarganya ingin menjaga hati Calista yang sudah rapuh itu.

"Emang waktu di kantin lo sama temen lo ngomong apa?" selidik Sean.

Reyhan menceritakan semuanya dari awal. Waktu kemarin saat Calista datang ke meja Reyhan sampai saat Reyhan dan Kevin bercanda lalu Reyhan melihat Calista mengeluarkan air matanya.

Mendengar itu akhirnya Sean tau apa penyebab Calista tiba-tiba menangis. Pasti karena umpatan dari Reyhan membuat Calista teringat kejadian tiga tahun lalu.

"Jadi gini Rey. Calista itu orangnya sangat sensitif dan Calista sebenarnya nggak gini orangnya. Calista sebenarnya ramah,baik banget, cerewet minta ampun terus manjah banget tapi semenjak kejadian tiga tahun lalu membuat Calista seperti sekarang." Sean berhenti sejenak. Menghirup nafas banyak-banyak sambil pikirannya melayang saat tiga tahun lalu.

"Kejadian tiga tahun lalu yang merengut Bunda kami. Dan parahnya lagi Bunda dibunuh di depan-depan mata Calista membuat Calista depresi berat selama satu tahun,mengurung dirinya dan menjauhi semua orang termasuk keluarganya. Bukan hanya itu lagi, Calista orangnya sangat sensitif banget jika berhubungan dengan Bunda dan kejadian tiga tahun lalu. Seperti saat lo bilang kata 'bacot' waktu di kantin, pasti itu mengingatkan Calista waktu kejadian tiga tahun lalu, kata terakhir sang pembunuh sebelum menembak kepala Bunda di depan Calista. Terus tadi pagi waktu lo panggil Calista dengan Tata. Lo tau, nama itu adalah nama panggilan kesayangan dari Bunda buat Calista, pastinya Calista langsung sedih karena dia sangat rindu pada Bunda."

Reyhan terkejut mendengar yang dikatakan Sean tentang Calista. Sekelam itukah kehidupan Calista sampai-sampai melihat Bundanya dibunuh di depan-depan matanya sendiri. Pasti sangat sakit melihat orang yang kita sayang dibunuh di depan muka kita.

Entah kenapa timbul rasa bersalah dalam diri Reyhan karena tak sengaja menyingkut kenangan kelam Calista selama tiga tahun lalu. Ingin rasanya Reyhan meminta maaf sambil memeluk Calista yang ternyata sangat rapuh itu, menjadi sandaran saat Calista sedang bersedih.

Melihat Reyhan diam dan terlihat memikirkan sesuatu membuat Sean tau pasti Reyhan sedang memikirkan Calista. Dilihat dari raut mukanya yang menunjukan rasa khawatir membuat Sean tau kalau Reyhan sedang mengkhwatirkan adiknya itu.

"Rey sekarang lo sudah tau kan gimana Calista. Gue sangat minta tolong sama lo. Jagain Calista, buat hidupnya lebih berwarna lagi dan buat dia kembali seperti dulu! Gue rasa lo orang yang tepat untuk itu. Gue titip adik gue ke lo Rey!"

Setelah mengucapkan itu Sean langsung berdiri dari tempatnya dan langsung meninggalkan cafe dengan Reyhan yang masih sibuk dengan pemikirinnya.

Gue pasti jagain lo Calista. Gue berjanji.

Don't forget to vote and comment:)

Salam Nenes
Seorang gadis penyuka sapi hitam putih.

COLD CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang