Bel istirahat berbunyi.
Calista merasa ada sesuatu yang berbeda dari Reyhan, sejak tadi pagi Reyhan menarik Calista dari taman belakang sampai sekarang Reyhan tidak berbicara sepatah kata pun kepada Calista, Reyhan hanya diam dengan wajah datarnya, tak seperti biasanya.
Calista bingung, tapi Calista mencoba berpikir positif pada Reyhan.
"Ta, kuy ke kantin."
Dengan muka datarnya Calista mengangguk dan mulai berdiri dari tempatnya.
"Tunggu!"
Suara Reyhan akhirnya terdengar. Calista dan Vio yang sudah mau ke kantin mengehentikan langkahnya dan memandang Reyhan bingung.
Yang di tatap mereka hanya diam dengan wajah yang sulit diartikan. Dengan muka dongkol Vio bertanya "Kenapa bilang tunggu? Gue lapar, mau ke kantin."
Reyhan menatap Calista dengan pandangan yang masih sulit diartikan "Calista bareng gue ke kantin, ada yang mau gue omongin sama dia."
Calista dibuat tambah bingung oleh Reyhan tapi Calista lagi-lagi berhasil tak menunjukannya. Dengan muka datarnya, Calista membalas tatapan Reyhan yang sedang menatapnya juga.
"Kenapa nggak bilang dari tadi kek. Udah Calista makan bareng Reyhan sana, gue mau ke kantin dulu, Rama udah nungguin tuh, Bye."
Vio pergi keluar kelas menyisakan Reyhan dan Calista di kelas.
2 menit berlalu, Reyhan sama sekali tidak membuka mulut untuk bicara, Reyhan hanya diam memandang jendela kelas, tanpa memandang Calista.
Calista yang sedang duduk dibuat bingung oleh Reyhan, katanya mau bicara tapi sampai sekarang Reyhan hanya diam tanpa menatapnya.
Karena merasa tidak ada sesuatu yang ingin Reyhan dibicarakan, Calista berdiri bermaksud ke perpustakan untuk membaca novel.
Baru saja kaki Calista melangkah keluar kelas, lagi-lagi tangan Reyhan menahan tangannya dan menatap Calista dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jangan dekat-dekat sama Exel, aku gak suka."
Calista yang masih berdiri dengan tangannya yang masih dipegang Reyhan, kembali duduk dan melepaskan tangannya dari genggaman Reyhan.
Calista menatap datar Reyhan yang sekarang juga sedang menatapnya.
"Kenapa?" suara Calista terdengar di telinga Reyhan.
"Tadi udah aku bilang, aku gak suka Sel, aku gak suka kamu dekat-dekat sama Exel kayak tadi pagi." ucap Reyhan membalas pertanyaan Calista.
Merasa itu bukan jawaban yang tepat, Calista kembali menanyakannya dengan kalimat yang lebih jelas. "Kenapa gak suka?"
Reyhan memperdalam tatapannya ke mata hazel Calista, dengan jelas Reyhan berkata.
"Karena aku gak mau liat orang yang aku sayang dekat sama orang lain." dengan tatapan yang masih tertuju pada mata Calista, Reyhan mengembuskan nafasnya pelan dan melanjutkan kembali perkataannya.
"Karena aku sayang kamu Sel."
Calista diam dengan tatapan datar andalanya saat mendengar ucapan Reyhan, Calista tidak tau membalas Reyhan dengan apa.
Jujur, jantung Calista sekarang sedang memompa lebih cepat, ini tidak baik, Calista harus menjauhi Reyhan secepatnya, kalau tidak Reyhan akan melihat wajah merah Calista.
Dengan muka datarnya, Calista dengan cepat berdiri dan berlari keluar kelas meninggalkan Reyhan dengan sejuta pertanyaaan dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD CALISTA
Teen Fiction(UPDATE SETIAP SABTU MALAM) Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Calista Gisella Dirgama yang sebenarnya adalah seorang ramah, cerewet dan manjah jika berada di tengah keluarganya, tapi semenjak kejadian tiga tahun lalu Calista mengalami dep...