🌸 08. Shy

1.1K 42 0
                                    

Reyhan berjalan pelan mendekat ke ranjang Calista. Terlihat Calista sedang membelakanginya. Mungkin Calista tidak menyadari kalau Reyhan sudah masuk.

Saat Reyhan sudah tiga meter dari ranjang Calista, Reyhan dikejutkan saat melihat badan Calista bergetar dan terdengar suara tangisan kecil yang Reyhan yakini itu adalah tangis kecil milik Calista.

Reyhan tidak melanjutkan langkah kakinya. Reyhan menatap belakang Calista yang saat ini sedang bergetar dengan tangis kecil menghiasi kamar nginapnya Calista.

Hingga samar-samar terdengar lirihan Calista yang membuat hati Reyhan teriris.

"Maafin Tata Bunda."

Reyhan menutup matanya, mencoba memendam semua yang dirasakannya sekarang.

Mungkin semua yang Tata buat pasti ada alasannya.

Reyhan mencoba berpikir positif, mencoba mengerti segala keputusan yang Calista ambil dan mencoba mengikuti alur yang Calista buat.

Reyhan membuka matanya, terlihat Calista masih membelakanginya.

Reyhan berjalan menuju sofa yang tersedia di kamar nginap Calista dan duduk disana sambil memperhatikan Calista.

Beberapa menit kemudian sudah tidak terdengar lagi suara tangis Calista dan sudah tidak terlihat lagi tubuh Calista yang bergetar.

Reyhan berdiri dari sofa dan berjalan menuju ranjang Calista.

Calista sudah terlelap.

Terlihat kedua mata Calista bengkak dan terlihat juga hidung Calista yang merah karena menangis, tapi tetap saja Calista masih terlihat cantik saat dia tidur.

Reyhan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Calista dan mulai membelai pipi Calista dengan lembut, memberikan kenyamanan dan kehangatan buat Calista.

Reyhan menatap lekat gadis yang sedang tidur di depannya.

Banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin Reyhan tanyakan pada Calista. Saat Reyhan ingin membuka mulut untuk bertanya, keadaanlah yang membuat mulut Reyhan tetap tertutup.

Kenapa, kenapa dan kenapa?

Itulah awalan pertanyaan yang ingin Reyhan tanyakan pada Calista. Bukan hanya Calista saja, tapi pada Tuhan.

Sean benar.

Calista sangat rapuh.

Yang terlihat maupun yang tak terlihat dan yang diketahui maupun yang tak  diketahui. Calista tetap gadis yang sangat rapuh.

Tak ada warna pada hidupnya. Semua hanya hitam dan abu-abu, hanya siksa dan sakit yang tak jauh berbeda.

Reyhan ingin memberi warna pada hidup Calista, Reyhan ingin menjaga gadis yang sudah rapuh dan Reyhan ingin selalu menemani dalam susah, sakit Calista.

Reyhan sebenarnya sedang merasa kesal, kaget dan kecewa pada waktu yang bersamaan. Kesal karena Calista, kaget karena Calista dan kecewa juga karena Calista.

Ingin sekali Reyhan mengungkapkan semua yang Reyhan rasakan dan semua yang Reyhan tau. Tapi saat melihat yang Calista buat tadi, Reyhan mencoba untuk terlihat tidak mengetahui apa-apa.

Semua karena Calista. Reyhan tidak ingin membuat Calista sedih. Reyhan percaya pasti semua akan terungkap pada waktunya.

Reyhan tersenyum menatap wajah damai Calista yang sedang tertidur.

"Aku tau semua yang kamu buat itu pasti ada alasannya. Aku akan mencoba menutup mulut ini dan berpura-pura tidak mengetahui apa-apa, aku tidak mau membuat kamu sedih. Cukup aku tau, itu sudah sekedar cukup buat aku. Aku pasti akan menjaga, menemani dan melindungi kamu. Aku janji."

COLD CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang