MPOTML - PART 3

3.3K 123 4
                                    

Miami, USA. 7 PM

Seperti kata Marcus tadi pagi, bila Vee sudah membaik, Ia harus berdandan malam ini. Entahlah apa yang akan dilakukan lelaki itu hingga menyuruhnya berdandan.

But wait...

Vee baru mengenal Marcus beberapa jam yang lalu. Tapi sekarang Vee malah menuruti perkataan Marcus tanpa penolakan sekalipun.

"Kau terlihat cantik, nona," puji penata rambut. Vee hanya tersenyum membalas perkataan penata rambut itu. Benar. Marcus dengan repot-repot menyewa penata rambut untuk meriasnya. Tapi entahlah untuk apa ia melakukannya.

"Sudah selesai, nona. Hamba mohon pamit," ucap penata rambut itu, Vee berterima kasih kemudian penata rambut itu pergi. Kini tinggal Vee dan maid dari rumah ini.

"Emm... apa boleh aku bertanya," ujar Vee.

"Tentu saja, nona," jawab maid itu sambil membatu Vee mengenakan aksesorisnya.

"Apa malam ini sedang ada acara? Kenapa tuanmu menyuruhku berdandan?" Ucap Vee.

"Sepertinya memang ada, tapi secara detailnya hamba tidak tau," jawab maid itu. Vee hanya mengangguk dan juga bingung.

"Siapa namamu?" Tanya Vee.

"Hamba Lucy, nona," jawab Lucy.

"Apa kau kenal seperti apa tuanmu, Lucy?" Tanya Vee.

"Hamba-"

"Apa kau sudah siap?"

Semua menatap kearah pintu, didetik berikutnya Lucy memberi hormat. "Sudah tuan," jawab Lucy.

"Bagus, kalau begitu ayo pergi," ajak Marcus. Vee sedikit bingung dengan keadaannya saat ini. Beberapa jam lalu Marcus nampak seperti harimau yang siap menerkam. Tapi saat ini Marcus nampak sangat lembut dan manis layaknya permen coklat.

Vee mengangguk walau ia tak mengerti untuk apa Marcus mengajaknya pergi.

______

Tepat didepan meja makan berisi 6 kursi disisinya mereka berhenti melangkah. Di meja itu sudah diisi dengan seorang gadis cantik dan seksi. Nampak sekali bila gadis itu seperti penggoda pria berhidung belang.

Lihat saja dengan penampilannya. Gaun merah menyala dengan bagian dada yang sangat rendah. Orang lain bisa menebak bila 2 cm lagi gaun itu semakin rendah dibagian dada, akan dengan sangat mudah terlihat puting gadis itu. Entah dengan menatapnya saja, Vee merasa sangat jijik.

"Hai Marc," sapa gadis itu sambil memeluk Marcus. Namun Marcus menolak umtuk dipeluk.

"You look so sexy," puji gadis itu. Tapi kemudian tatapan gadis itu berhenti pada Vee. Tatapannya berubah menjadi tajam.

"Who?" Tanya gadis itu.

"Perkenalkan dia kekasihku Emma," jawab Marcus. Terlihat dari ekspresi Emma, sepertinya tidak senang dengan kehadiran Vee.

Meskipun sebenarnya Vee ingin marah dengan pernyataan Marcus, tapi entah kenapa ketika melihat ekspresi Emma ia sangat senang.

"Impossible, kau menyukai gadis sepertinya? Apa seleramu sudah turun, Marc?" Ucap Emma sambil melipat kedua tangannya didada seakan paling berkuasa.

Vee mengerutkan dahi, ia tersenyum simpul.

"Dia bahkan tak secantik diriku," sambung Emma dengan bangga hati menyombongkan diri.

"Wow... memangnya secantik apa dirimu? Bahkan tikus pun sepertinya lebih cantik daripada dirimu," sahut Vee tak terima. Marcus menahan tawa mendengar jawaban Vee.

My Protector Of The Mafia LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang