MPOTML - PART 50 A

978 20 1
                                    

* H A P P Y  R E A D I N G *

2 weeks later

Sejak konferensi pers berakhir, hari-hari Vee dan Marcus terasa berbeda dari sebelumnya. Menjadi manusia normal dengan kesibukan masing-masing. Berkutat dengan dokumen dan komputer menjadi kebiasaan Marcus akhir-akhir ini. Tangannya menekan nomor telpon OB untuk membuatkannya kopi. "Buatkan kopi panas dengan sedikit gula, antar di ruanganku," titah Marcus lalu sambungan terputus.

Delia mengetuk pintu ruangannya, lalu masuk setelah dipersilahkan. "Permisi tuan, ini laporan keuangan untuk bulan ini. Sekaligus mengingatkan, setelah makan siang nanti akan ada rapat dengan Brillian Corp," ucapnya sambil meletakkan laporan keuangan diatas meja.

"Berkas-berkas untuk rapat nanti apakah sudah disiapkan?"

Delia mengangguk, "sudah, tuan."

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Em... maaf tuan, saya lupa. Bahwa nona Vee dalam 5 menit akan sampai di-"

"Selamat pagi," sambut Vee riang setelah mengetuk pintu dan memotong kalimat Delia.

Marcus berdiri lalu memeluk dan mengecup dahi Vee. "Hai... ada apa, sayang?"

Delia pamit pergi setelah mendapat perintah dari Marcus. Vee duduk di sofa dengan kaki menyilang, "apa aku tak boleh datang kemari?" tanya Vee dengan nada angkuh khas Marcus.

Marcus tersenyum melihat Vee yang semakin lama pandai meniru gayanya. "Apa aku bilang begitu? Katakan, apa yang membuatmu kemari? Kau rindu padaku?" ucap Marcus sambil menoel hidung Vee.

"Tentu saja, setiap detik aku selalu merasa rindu."

Marcus memeluk Vee seakan saling menyalurkan rindu. "Aku pun merasakan hal yang sama. Kemarilah semakin mendekat biar aku lebih erat memelukmu," ucap Marcus dan Vee menurut.

"Besok hari pernikahan Mikaila. Em... kita akan memakai pakain yang senada?" Tanya Vee masih dalam pelukan Marcus.

"Tentu saja... kau bebas memilih warna apapun untuk perayaan besok," jawab Marcus.

"Maksudku... em... kita akan sama memakai gaun?"

Alis Marcus terangkat lalu tertawa, "jika aku ikut memakai gaun, orang-orang akan menertawakan. Kau ini lucu sekali."

"Bukan itu maksudku, tapi ah sudahlah... kau tak akan paham," ucap Vee lalu melepas pelukannya.

Sungguh kenapa otak pria tidak pernah paham dengan kode wanita? Bukankah sudah jelas jika maksud kalimatnya adalah ia juga ingin dinikahi? Vee gemas dengan kapasitas otak Marcus yang sangat minim memahami setiap kode yang ia berikan. Gezz...

"Apa yang tidak aku pahami? Jika aku ikut memakai gaun, maka orang-orang akan menertawaiku, bukan begitu?"

Vee memutar kedua bola matanya jengah, "yaa terserah padamu. Ini waktunya jam makan siang, ayo pergi bersama," ajak Vee dengan nada malas.

"Baiklah... kebetulan nanti setelah makan siang aku ada rapat dengan perusahaan Brian, kau ikut?" ajak Marcus.

"Tidak, aku juga ada rapat penting nanti," ketus Vee.

"Baiklah... nanti akan ku antar kembali."

"Tidak perlu, lebih baik kita pisah mobil saja agar kau tak perlu mengantarku kembali ke perusahaan," sahut Vee cepat dan ketus. Tanpa pikir panjang Marcus mengiyakan kalimat Vee.

******

"Bagaimana perusahaan hari ini? Apa ada kendala?" tanya Marcus sambil memotong steak.

My Protector Of The Mafia LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang