MPOTML - PART 41

1.4K 55 4
                                    

Halo pembaca setianya Shaan, pada kangen ya? Jangan khawatir, Shaan hadir kok. Yuk sebelum membaca jangan lupa klik bintangnya dulu. Jangan lupa di akhir kalian membaca, boleh dong komennya biar Shaan makin semangat. Thxuu all❤

* H A P P Y R E A D I N G *

Vee duduk termenung di dalam ruangan 04. Pikirannya sedang kacau dan sedang terombang-ambing oleh dilema. Disatu sisi ia membantu Maureen untuk menggagalkan pernikahan Marcus yang juga menjadi bagian dari keinginannya. Tapi sisi lain, Marcus juga berhak untuk menikah dengan orang yang merupakan pilihannya sendiri.

"Oh astaga Vee, aku mencarimu dimana-mana," ucap Maureen yang tiba-tiba masuk di dalam ruangan dengan nafas tidak teratur.

"Marcus sempat membawaku ke ruangannya," ucap Vee datar dengan tatapan kosong.

Maureen mendekat, tangannya terulur untuk menarik pundak Vee agar ia bisa memeluknya. "Aku tau, kau sedang dilema karena Marcus akan menikah, benar begitu?"

Vee menoleh dengan matanya yang berair.

"Vee, kau sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri. Jadi apapun yang kau alami, kau bisa menceritakannya padaku."

Vee memeluk tubuh Maureen, air matanya sudah keluar. Ia benar-benar merasa bingung dengan kehidupannya. "Sejujurnya, aku tak ingin melihat Marcus bersama orang lain, tapi juga merasa sakit hati ketika tau Marcus kembali berhubungan dengan wanita itu. A-aku tak bisa membuatnya kembali padaku, jika di dalam lubuk hatinya masih ada orang lain, Maureen."

"Vee... aku yakin, Marcus tau apa yang harus dia lakukan, kau harus percaya padanya."

"Aku juga tau kau merasa sakit hati dengan perbuatan Marcus padamu, tapi tanyakan pada hatimu dulu. Apakah kau masih mau menerima Marcus walaupun ia telah berbuat salah padamu? Apa kau ingin memberinya kesempatan kedua? Aku yakin, apapun jawaban hatimu, itu adalah yang tepat untukmu," sambung Maureen yang memeluk tubuh Vee dengan penuh kasih sayang seperti kakaknya sendiri.

Kedua mata Maureen menatap jam, sudah waktunya acara akan dimulai. Vee mengurai pelukan, tangannya mengusap air mata, "terima kasih atas saran yang kau berikan. Aku akan memikirkannya," ucap Vee.

"Ya, sama-sama Vee. Kali ini aku tidak akan memaksamu untuk membantuku menggagalkan pernikahan Marcus. Aku yakin kau masih berada dalam dilema, tapi aku berharap kau mau membantuku untuk orang tuaku. Kalau begitu aku harus pergi," ucap Maureen lalu keluar dari ruangan meninggalkan Vee sendiri.

******

Acara telah dimulai, semua tamu yang hadir di gedung itu telah berkumpul untuk menyaksikan dua insan mengucapkan sumpah suci pernikahan. Marcus telah berada di atas altar dengan pendeta di belakangnya. Wajahnya tanpa ekspresi telihat sedang memikirkan sesuatu di dalam pikirannya.

Gabie, si pengantin wanita mulai berjalan anggun menuju altar dengan seorang pria paruh baya yang menuntunnya. Dia adalah John Oslo, ayah kandung Gabrielle Oslo. Gabie telah menjadi pusat perhatian semua orang dengan penampilannya yang memukau serta gaunnya yang indah menyapu lantai.

John menyerahkan tangan putrinya pada Marcus untuk bersama-sama mengucapkan sumpah pernikahan di hadapan pendeta. Tapi Marcus tetap dengan pikirannya, ia tidak fokus, bahkan tak menyahut ucapan John.

"Marc, jangan mempermalukanku! Marc!" Ucap Gabie dengan suara berbisik.

Tak mendapat jawaban dari Marcus, Gabie menendang tulang kering pria itu. Lalu Marcus kembali sadar dari pikirannya. Ia menerima tangan Gabie dan berhadapan dengan pendeta.

Tapi di detik berikutnya Marcus meraih tangan Gabie lalu menguncinya hingga wanita itu membelakangi Marcus. Sebelah tangan Marcus yang bebas menodongkan pistol di kepala Gabie. Semua tamu yang hadir terkejut, bahkan mulai keluar dari ruangan karena merasa takut dengan benda yang dibawa Marcus. Sedangkan Maureen nampak bingung dengan tamu yang berlarian serta posisi Marcus menodong pistol.

My Protector Of The Mafia LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang