MPOTML - PART 46

847 35 0
                                    

* H A P P Y  R E A D I N G *

Pagi-pagi sekali Vee sudah bangun dan tak sabar untuk segera bertemu Marcus. Semalam tidurnya tak senyaman ketika bersama Marcus, tapi Vee selalu berusaha agar ia bisa tidur. Ah... entahlah, rasanya berada di samping Marcus membuat tidurnya nyaman hingga bisa bermimpi indah.

Melihat senyumnya yang terus mengembang, Vee merias dirinya setelah mandi sambil berpikir hadiah apa yang Marcus berikan selanjutnya? Sesekali ia melihat gaun putih yang tergeletak diatas kasur. "Bagaimana bisa aku menemukan pria romantis sepertimu, Marc?" gumam Vee sambil terus tersenyum.

Selesai merias, ia mengenakan gaun putih pendek itu di tubuhnya. Sangat elegan hingga membuatnya terlihat feminim. "Oh astaga ini sangat cantik," ucap Vee senang sambil memutar tubuhnya di depan cermin.

Merasa puas dengan penampilannya, Vee menyemprot parfum sebagai sentuhan terakhir. "Babe, i'm coming," ucap Vee kemudian keluar dari kamarnya.

Di ruang tamu sudah ada Lanzo yang menunggu dengan pakaian rapi seperti biasanya. "Anda sudah siap, nona?" tanya Lanzo, Vee mengangguk.

Selama perjalanan, Vee tak henti-hentinya tersenyum sambil membayangkan apa yang akan diberikan Marcus untuknya. Bibirnya terus mengembang membentuk senyuman karena rasa tak sabar ingin bertemu Marcus. Rasanya... pria itu selalu menyimpan 1001 kejutan untuk membuatnya senang.

Tak lama kemudian, mobil berhenti. Vee turun dari mobil dan melihat sekeliling. Tidak ada siapapun di daerah Katedral Duomo, hanya dirinya dan Lanzo. "Nona, sesuai perintah tuan saya harus menutup mata nona dengan kain," ucap Lanzo, Vee hanya menuruti ucapan Lanzo.

Setelah selesai, Lanzo memandu Vee untuk mengikutinya hingga sampai tepat di depan katedral. "Lanzo, apa kita sudah sampai?" ucap Vee, namun tak ada jawaban dari Lanzo. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka penutup matanya.

Alangkah terkejutnya, Vee melihat Marcus telah berjongkok di hadapan Vee seperti ingin mengungkapkan sesuatu. "Marc? Apa yang kau lakukan?" tanya Vee terkejut sekaligus bingung.

"Izinkan aku menyampaikan sesuatu untukmu, sayang," ucap Marcus, Vee mengangguk dengan wajah penuh senyuman.

"Vee... dari setiap waktu yang ku lalui selama di dunia ini, hanya dua momen yang tak akan pernah ku lupakan."

"Apa itu?"

"Lahir di dunia menjadi bagian keluarga Torenzo dan bertemu denganmu. Dua momen itu sangat berharga bagiku hingga akhirnya aku bisa memberanikan diri untuk berhadapan denganmu saat ini. Kalian sangat berharga dan tak akan tergantikan oleh apapun. Untuk itu... maukah kau menemaniku setiap saat untuk membuat momen indah selanjutnya?" ucap Marcus sambil mengeluarkan kotak cincin dari saku celananya. Vee dibuat terperangah hingga tak bisa berkata-kata.

"Will you marry me? " ucap Marcus memperjelas kalimat terakhirnya dengan mata berbinar berharap Vee menerimanya.

Mulut Vee sedikit terbuka karena terperangah. Ini adalah hadiah diluar ekspektasinya. Vee pikir Marcus akan mengajaknya berkeliling Milan sambil menceritakan kisah hidupnya, tapi... ini lebih dari itu. "Yes, I will,"  ucap Vee lantang yang langsung membuat Marcus menyematkan cincin berlian itu kedalam jari manis Vee, lalu mereka berpelukan sangat erat. Para turis disana pun ikut bersorak dan tepuk tangan merasa terharu.

Disaat bersamaan, ribuan bahkan jutaan kelopak mawar jatuh dari langit seperti hujan. Ternyata sebuah balon udara menaburi mereka dan tulisan "SHE SAID YES" menggantung disana. 

Vee menyeka air matanya yang keluar karena terharu dengan hadiah yang sangat spesial dari Marcus. "Jadi ini hadiah yang kau maksud untukku?" tanya Vee sambil menyeka air matanya dan tersenyum.

My Protector Of The Mafia LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang