Jennie merutuki kondisinya saat ini. Ia memandang ke luar jendela bus yang sedang ia tumpangi.
Hari ini adalah hari team-building akhir tahun yang diselenggarakan oleh kantornya untuk seluruh karyawan. Sejujurnya event ini sudah Jennie tunggu sepanjang tahun karena banyak aktivitas yang seru dan tentu saja makanan gratis.
Namun, yang membedakan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun ini ada karyawan baru yang membuat teman baiknya tergila-gila.
Dari awal, Rose bertingkah sangat manis membujuk Jennie untuk dapat duduk bersebelahan di bus. Saking manisnya membuat Jennie terlambat sadar bahwa ternyata niat Rose adalah membuat Jennie seperti nyamuk.
Iya! sejak tadi Jennie terjebak dengan harus mendengar polusi suara sepasang sejoli Lisa-Rose yang duduk disebelahnya.
"Terus, berapa orang di tim mu yang ikut?" tanya Rose ke Lisa.
"Kalau ga salah ber 7, termasuk Kai."
"Biasanya kalian ngapain aja kalau lagi senggang? Aku penasaran, gimana para seniman bercanda satu sama lain."
"Mmm, kami isengin satu sama lain. Paling seringnya sih, saling edit foto."
"Contohnya?"
Lisa cengengesan mengingat sesuatu yang lucu. "Seperti mengedit kepala Kai di badan artis-porno-yang-seksi!"
Jennie tidak bisa menahan diri untuk tersenyum saat kedua orang disebelahnya tertawa puas membayangkan hasil foto editan itu. Sebenarnya dia merasa tidak enak karena menguping, tapi ya mau gimana, jangan lupa Jennie yang terjebak disini.
"Kalau kalian gimana? Apa yang kalian lakukan?" giliran Lisa yang bertanya.
"Kami biasanya main game 'jawab-pertanyaan-dengan-pertanyaan'," jawab Rose. "Seseorang mulai bertanya dan kami terus menjawab satu sama lain dengan pertanyaan."
"Wow. Terdengar sulit."
"Yeah, aku selalu menjadi orang pertama yang kalah."
"Semua orang di divisimu ikut main?"
"Yeah, semuanya. Bahkan kami sampai melingkar supaya lebih seru."
"Well, terlihat bagiku kalau kalian punya satu rekan kerja yang sulit diajak seru."
Merasa tersindir, Jennie melirik sinis Rose dan Lisa yang sedang melihat kearahnya juga.
Rose melingkarkan lengannya ke lengan Jennie. "Mungkin kau belum liat saja, tapi Jennie juga bisa sengklek."
"Ah masa? Aku rasa aku belum dikasi liat sisinya itu kali ya."
Jennie menaikkan satu alisnya dan kembali melihat ke jendela. Dia tidak ada masalah dengan sifat Lisa, hanya ia tidak mau menjadi salah satu korban Lisa.
"Kau bakal tau kalau kalian ada kerjain project bareng." jawab Rose.
"Hm, aku sangat tidak sabar."
Jennie kembali melihat Lisa yang sedang senyum cengengesan ke arahnya. Namun, Jennie membalasnya dengan tatapan tajam.
Lisa terkekeh pelan. "Hey, Ms. Kim, aku rasa mukamu akan lebih cantik kalau kau tersenyum sedikit."
Itu bisa aja menjadi komentar yang tulus apa tidak. Tapi sejauh Jennie bisa menilai, Lisa hanya menggodanya. Sama seperti yang ia lakukan ke Rose dan korban lain.
Walaupun Jennie menyadari kalau Lisa memang punya pesona sendiri seperti magnet, dia bertekad sangat kuat tidak akan jatuh ke perangkap.
Lisa terkekeh lagi. "Princess sangat serius, huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
FanfictionThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...