Lisa kembali melirik ke pintu masuk toilet tadi ingin memastikan bahwa wanita tadi masih disana. Ia ingat orang itu adalah salah satu wanita yang dikenalkan oleh Kai kemarin, tapi dia lupa namanya.
"Lisa!"
Ia melihat ke arah panggilan dan melihat wanita lain yang bersama dengan wanita-toilet ke ruangannya kemarin. "Oh. Hey."
"Masih ingat aku?"
Lisa menyipitkan matanya. "Mmm, Rose, kan?"
Dan jawaban itu membuat lawan bicaranya bertepuk tangan girang. "Aku senang kau ingat!"
"Oh, tentu saja. Jadi, ini ruanganmu?"
"Iya, ruangan kami ditengah-tengah lantai ini. Jennie duduk pas didepanku." Rose menunjuk meja dibelakangnya.
Lisa melirik ke arah yang Rose tunjuk dan melihat meja kerja yang penuh dengan boneka. Yang paling besar adalah boneka alien berwarna hijau dan memiliki tiga mata.
"Kau ingat Jennie, kan? Dia temanku yang ke ruanganmu kemarin," tanya Rose.
"Yeah, aku ingat. Aku bisa nebak, dia suka boneka, eh?"
"Hatinya polos seperti anak-anak," bisik Rose, "tapi kadang-kadang kayak monster."
Lisa terkekeh geli. "Itu lucu. Jadi, dia suka alien?"
"Yeah. Tepatnya maniak. Kau sendiri gimana, apa hal yang kau suka?"
"Mmm. Aku suka mengambil foto, desain, gambar.. apapun yang mengandung seni."
"Foto? Seperti memotret?"
Lisa menyandarkan kedua tangannya di atas bilik meja Rose. "Iya, itu hobiku sejak SMA. Aku rasa kemampuanku berkembang disana."
Rose bangkit dari kursinya sehingga mereka dapat berbicara lebih dekat. "Menarik, objek apa yang kau foto?"
"Segala hal yang menarik; alam, pemandangan, hewan; tapi aku lebih fokus ke manusia."
Muka Rose berbinar. "Wow. Keren. Kalau boleh tau, kenapa fokus ke manusia?"
"Hm. Aku menemukan kepuasan saat mengambil foto manusia, saat mereka tersenyum tepatnya. I love smiles."
Rose mengangguk mengerti. "Kira-kira aku bisa jadi salah satu modelmu?"
"Yeah, tentu saja. Kau bukan tipe yang malu dengan kamera."
Rose terkikik geli. "Anggap saja begitu. Kau lebih senang foto outdoor apa indoor?"
"Aku suka keduanya. Kadang aku travel untuk foto outdoor. Sedangkan untuk indoor, karena aku belum memiliki studio foto sendiri jadi kadang aku foto di tempat tinggalku."
Rose menganga setelah mendengar jawaban Lisa. "Kau tinggal sendiri?"
"Mmm-mm"
"Kau tinggal dimana?"
Jawaban Lisa tertahan saat pandangan matanya menangkap sosok Jennie. Dia berharap ada sapaan kecil dari orang itu. Dan tada, Jennie hanya berjalan melewati mereka dan duduk di mejanya tanpa mengucapkan apapun.
Sedikit kecewa, Lisa kembali memfokuskan diri ke Rose. "Sekitaran sini."
"Oh. Aku yakin kau sudah bawa banyak cewe ke apartemenmu," goda Rose.
"Huh? Engga, ga. Aku bukan tipe seperti itu." Lisa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Tidak sadar ia melihat ke arah Jennie dan menyadari bahwa Jennie sedang melirik pandangannya ke Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
أدب الهواةThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...