Cannot

830 130 21
                                    

Lisa tidak punya kesempatan untuk bicara dengan Jennie lagi. Akhir pekan lewat begitu saja dan seminggu ini ia tidak berusaha untuk bicara dengan Jennie.

Ia pikir ia sudah cukup ikhlas menerima kondisinya. Alih-alih, Lisa malah lebih menderita karena Taehyung mulai mengantar Jennie ke kantor setiap pagi dan menjemputnya setiap sore.

Lisa hanya memberikan senyum palsu kapanpun Chanyeol dan Rose cerita tentang kisah cintanya Jennie.  Ada beberapa hari Lisa melihat kursi Jennie yang sudah kosong dan Rose hanya akan bilang kalau Taehyung menjemputnya lebih awal.

Tidak ingin mendengarnya lebih lanjut, Lisa berusaha menghindari ruangan itu dan menyibukkan dirinya bermain tenis. Ia mengerahkan semua usaha dan tenaganya untuk latihan setiap hari dengan harapan bisa melupakan drama ini.

Lagian, dia punya lomba yang harus lebih diutamakan dan ia harus fokus.

***

Setelah satu minggu main kucing-kucingan, Lisa dan Jennie tidak sengaja saling ketemu di lorong kantor. Lisa akan pulang dan Jennie sedang berjalan kembali ke ruangannya.

Keduanya berhenti mendadak saat melihat satu sama lain.

Lisa tidak tahu harus bagaimana. Hanya tinggal beberapa orang di kantor saat itu, makanya Lisa tidak bisa membuat alasan pura-pura ga lihat.

Jennie yang tersenyum duluan. "Hey."

Lisa memegang tali tas selempangnya, mencoba untuk tidak baper. "Hey. What's up?"

"Baik. Kau?"

"Sama." Lisa melihat komputer Jennie masih nyala. "Lembur?"

"Yeah. Kejar deadline untuk bahan rapat. Kau juga lembur?"

"Yeah. Baru selesai."

Kemudian hening.

Lisa melihat Jennie sekarang dan hal yang bisa ia pikirkan hanya betapa kangennya dia dengan gadis ini.

"Um.. jadi.. kau akan pulang sekarang atau latihan tenis?" tanya Jennie.

"Pulang. Ga ada latihan hari ini. Kau?"

"Hanya tinggal selesaikan beberapa hal lagi."

"Um. Kau mau.. um.. apa ada yang antar pulang?" tanya Lisa, mengambil resiko.

"Um. Taehyung akan menjemputku nanti." jawab Jennie dengan muka minta maaf.

"Oh. Ga masalah." Lisa menggaruk kepalanya. "Jadi. Yeah. Aku duluan kalau begitu."

Entah kenapa Lisa berharap Jennie akan bicara sesuari, mungkin menghentikannya, tapi gadis itu menggeser untuk memberi jalan ke Lisa.

Lisa melihat ini tanda baginya untuk pergi. "Bye."

"Uh.. Lisa?"

Lisa berhenti melangkah. Ia memejamkan matanya, menyadari betapa kangennya mendengar namanya dari mulut Jennie.

Ia membalik badan. "Ya?"

"Kita baik-baik aja, kan?"

"Yeah.. kenapa..?"

"Aku ga tahu. Hanya merasa seperti ada yang aneh akhir-akhir ini." Jennie memegang kalung di lehernya.

"Aneh gimana?"

"Dengan kita?"

Lisa mencemooh dalam hati mendengar Jennie menggunakan kata 'kita'.

"Apa kau menghindari aku?" tanya Jennie.

HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang