Besoknya..
Jennie menyalakan komputernya tanpa melihat status aplikasi chat lagi. Ia tahu Lisa telat bangun pagi ini.
Jennie mengambil handphone dari tasnya dan membaca ulang pesan dari Lisa setengah jam yang lalu: 'Otw sekarang. See you later. Love you!'
Setelah membaca ulang, Jennie menutup mulutnya menahan diri untuk tidak memekik girang. Sampai sekarang, dia masih tidak percaya kalau dirinya sudah jadian, dengan Lisa lagi, dari sekian banyak fansnya di kantor.. dia yang menang.
"Aku rasa senyummu itu artinya kalian uda baik-baik aja, huh?"
Suara dingin dari samping mengagetkannya. Jennie yang sedang terbang melayang di pucuk pohon cemara dan tidak melihat Rose sudah mengamatinya sejak tadi.
"Apa karena Lisa?" tanya Rose lagi berjalan ke mejanya.
Jennie menatap sinis temannya. "Aku masih marah denganmu, kau tahu?"
"Marah kenapa?"
"Karena bocorin ke Lisa."
"Oh, itu. Jadi, kemarin dia benar-benar kerumahmu, huh? Bukannya mestinya kau berterima kasih ke aku?"
"Tapi kau bocorin semuanya.. dan itu memalukan.." Jennie menutup mukanya.
Rose tertawa kecil. "Jadi, kalian berdua sudah ngomong?"
"Sudah, dan kami oke sekarang."
"Oke seperti?"
"Hanya... oke..."
Jennie ingat dengan jelas bagaimana pembicaraannya dengan Lisa. Tapi pikirannya melompat ke makan malamnya kemarin, bahkan saat mereka telfonan hingga tidur. Lisa benar-benar membuatnya tidak berhenti tertawa.
"As. Ta. Ga. Aku tahu muka itu, Jennie!" Rose menunjuknya. "Aku tahu muka itu!"
Jennie, yang tidak sadar dirinya sedang tersenyum, menyembunyikan giginya lagi. "Apa?"
Rose membungkuk didepan Jennie. "Cepat katakan, aku bisa teriak sekarang?"
"Teriak ngapain?"
"Well, kau bilang kalian berdua oke, kan? Apa itu artinya dia udah tahu kalau kau cinta dengannya?"
"Iya.."
"Dan kau juga tahu kalau dia cinta denganmu, kan?"
"Mm-mm.."
Rose memegang tangan Jennie erat. "Jadi, apa kalian uda jadian?"
Jennie tersenyum malu. Mengingat percakapannya kemarin dengan Lisa membuatnya merinding sekujur tubuh.
Jennie mengangguk. "Iya, resmi jadian sejak kemarin."
Dan Rose benar-benar teriak.
***
Jennie sedang berjalan di area lift ketika pintu lift terbuka, ia melihat Lisa keluar.
"Hey," sapa Lisa yang berjalan menghampirinya.
Ini pertama kali dalam hidupnya, Jennie tidak tahu bagaimana menyapa seseorang. Sebenarnya tinggal sapa balik aja 'hi'. Tapi, ada bagian dari dirinya ingin segera berlari dan memeluk orang itu ala-ala film India. Jennie bersyukur akal sehatnya masih berfungsi dengan baik saat itu, membuatnya masih waras kalau mereka sedang berada di gedung kantor.
"Hai."
"I miss you.." bisik Lisa.
Keinginan untuk memeluk Lisa muncul lagi; sebagai gantinya, Jennie memeluk dirinya sendiri. "Kita baru ketemu kemarin, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
FanfictionThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...