"Guys... udah kubilang... aku bisa jalan sendiri... lepasin sana... sekarang..." perintah Jennie. Lisa dan Kai membopong Jennie supaya bisa jalan dengan benar, kedua tangan Jennie melingkar dibahu mereka masing-masing.Jadi, si Jennie suka dengan choco-drink-liquor itu. Terlalu suka malah, dia refill terus minumnya dan ga sadar kalau isi minuman itu ada alkoholnya yang memabukkan. Setelah kira-kira satu jam kemudian, dia jadi bawel ngerocos mulu kayak rel kereta api. Lisa rasa temannya itu uda mabuk dan memutuskan untuk membawanya pulang.
Rose, disisi lain, menikmati waktunya denan pemilik bar. Jisoo menawarkan dirinya untuk mengantarnya pulang nanti.
"Yeah, kau bisa jalan sendiri," kata Lisa sambil tetap membantu Jennie, "tapi daritadi kau hampir jatuh terus."
"Itu karenaa.. karenaaa.. aku ga bisa rasain kakiku..."
"Kalau kau merasa aneh dengan kakimu dari awal, kenapa kau masih minum terus? Banyak lagi."
Jennie menoleh ke Lisa dan mendekat sebelum tersenyum. "Soalnya... itu.. enaaakkkk.."
Lisa hanya bisa menghela nafas. Dia heran kenapa Jennie bisa segemesin ini bahkan ketika mabuk. Dia mungkin tidak mengakui sebelumnya, tapi dia merasa tertarik dengan Jennie akhir-akhir ini.
"Lisa," panggil Kai yang juga mabuk, tapi ga semabuk Jennie. "Mobilmu seberapa jauh lagi? Aku.. aku ga ingat kita parkirnya dimana.."
"Uda dekat kok, Kai. Ini uda mau sampai."
"Oh. Oke. Rumahku... di daerah sini. Kau bisa antarin aku duluan sebelum Jennie, aku rasa rumahnya lebih jauh.."
"Yeah. Sip."
"Thanks, man..."
Lisa tersenyum. Ini pertama kalinya dia pergi ke bar lagi setelah setahun vakum. Tak dapat dibantah, tapi satu-satunya alasan dia tersenyum sekarang adalah gadis mabuk disebelahnya sekarang. Ia hanya senang karena bisa lebih tahu tentang Jennie, rasanya lebih dekat dengannya.
Jennie tetap berbicara asal ketika mereka sampai di mobil Lisa. Mereka membantu Jennie duduk di kursi belakang, Kai duduk di kursi depan. Mereka langsung menuju kerumah Kai.
Ketika sampai di depan rumah Kai, Jennie melihat ke jendela mobil. Dia mengucek matanya dan melihat rumah didepannya. "Jadi.. ini rumahmu?"
"Iya..." kata Kai, membuka pintu mobilnya dan melangkah keluar.
Jennie memurungkan mukanya. "Rumahmu tidak terlihat seperti rumah yang bahagia..."
Lisa dan Kai tertawa.
"Biarin dia. Orang mabuk," kata Lisa, melirik ke penumpang di belakangnya.
Kai mendongakkan kepalanya di jendela mobil. "Thanks, Lisa. Kepalaku terlalu pusing sekarang. Seharusnya aku yang nemenin dia pulang."
"Gapapa, ga perlu khawatir. Aku juga makasih uda diajakin jalan malam ini."
"Yeah, sampai jumpa hari Senin. Cukup nanya ke Jennie dimana alamatnya dan hati-hati dijalan, oke?" Kai melambaikan tangannya.
"Siap!" Lisa bertingkah memberi hormat dan meninggalkan rumah Kai.
Suasana dimobilnya sekarang terasa di dimensi dunia lain sekarang. Lisa merasa malamnya baru dimulai. Jennie yang duduk di kursi belakang, melihat ke jendela.
"Jennie...?"
Jennie menoleh ke kursi depan, menyandarkan tangannya di kursi. "Ya, honey?"
Lisa hampir tersedak mendengar suara Jennie. "K-kau baik-baik saja?"
Jennie mendekat dan menyandarkan dagunya di kursi Lisa, sehingga jarak muka mereka sangat dekat. "Ga pernah sebaik ini! Aku senang semua gangguan sudah hilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
FanfictionThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...