It's Monday.
Dan ada sesuatu yang berbeda hari ini.
Apapun alasannya, Jennie sangat bersemangat berangkat kerja hari ini. Dia bangun awal, sarapan dan langsung berangkat. Bahkan, dia sampai terlalu awal sehingga menjadi orang pertama yang bernafas di lantai ruangan divisinya.
Jennie langsung membuka messenger khusus kantornya dan melihat beberapa temannya yang sudah online. Status Lisa masih berwarna abu-abu.
Dia berdiri, menuju ke toilet untuk bersolek, menyeduh teh di pantry, dan kembali ke mejanya untuk melihat kontak messenger nya lagi.
Masih belum hijau.
Dia memeriksa emailnya kali ini. Perlahan, orang-orang mulai berdatangan. Meja Jennie berada di tengah lantai itu. Dia tidak bisa melihat siapa yang datang dan keluar karena posisi mejanya membelakangi pintu masuk.
"Pagi, Jennie!" sapa Chanyeol yang baru datang.
"Hi, Chanyeol." Jennie tersenyum. Laki-laki itu berhenti menatapnya bingung. "Kenapa?"
"Ada yang sesuatu denganmu hari ini..." Chanyeol menyilang kedua tangannya.
"Sesuatu gimana?"
"Aku ga yakin.." Chanyeol berjalan mendekati Jennie. "Kau terlihat bersemangat dan cerah hari ini."
"Apakah biasanya aku tidak terlihat bersemangat dan cerah?"
"Ayolah. Kau selalu cantik, say. Cuma ada yang berbeda hari ini." Chanyeol memindainya lagi. "Potong rambut?"
"Engga."
"Hmm. Ngecat rambut?" Chanyeol memegang dagu Jennie. "Kau pakai skincare baru?"
"Engga."
"Jangan bilang kau sudah punya pacar?"
Jennie tertawa pelan. Dia menggelengkan kepalanya.
"Senyum itu, Jennie! Aku tau! Pasti ada seseorang!" Chanyeol menunjuknya.
Jennie mengusir tangan Chanyeol. "Nah. Aku hanya menghabiskan weekend yang menyenangkan. Belum ada seseorang yang spesial."
"Oh masa? Aku ga tau kenapa firasatku mengatakan kau tidak bisa dipercaya."
"Jangan bikin gosip, deh."
"Oke! Baiklah. Aku akan menunggumu siap menceritakan hingga ke akar-akarnya." Chanyeol berjalan ke mejanya.
Jennie mengecek list kontaknya lagi. Dirinya kecewa karena status Lisa masih offline.
Dia melirik ke layarnya disebelah kanan bawah untuk melihat jam. Sudah pukul 7:53 dan semestinya Lisa sudah sampai.
Dalam sekejap, dia melihat status Lisa berubah dari abu-abu menjadi hijau. Notifikasi kecil dibawahnya muncul: Lalisa Manoban is online.
Jennie mengklik nama Lisa. Sebuah layar chat muncul di komputernya. Tangannya bergerak ke atas keyboard. Tiba-tiba, dia berhenti, tersadar kenapa dia melakukan hal seperti ini.
Jennie melihat lagi ke layar monitor, tangan kanannya memegang dahu. Satu-satunya alasan dia menambahkan kontak Lisa karena mereka berada di satu tim mengerjakan project lipstik. Dia tidak ingat kapan terakhir mereka chat, dan alasannya karena mereka membahas tentang pekerjaan.
Setelah cukup lama penuh pertimbangan, dia menekan tombol close. Jennie bersandar dikursinya dan menatap ke atas dengan kedua tangannya memegang perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
FanfictionThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...