Jennie pelan-pelan membuka matanya dan melihat sekilas cahaya matahari sudah timbul dibalik gorden kamar mereka.
Ketika ia akan meraba dengan tangannya untuk memposisikan kembali bantal yang ia peluk, Jennie kaget karena tangannya merasakan memegang kulit bukannya kain. Dia membuka matanya lebar dan melihat bahwa sejak tadi yang ia peluk adalah Lisa, persisnya tangannya memegang perut Lisa yang tidak tertutup baju karena sedikit terbuka.
Jennie langsung menjauhkan tangan dan badannya. Lisa masih tidur pulas dengan gaya seperti Patrick Starfish, mulutnya sedikit terbuka. Jennie melihat bahwa bantal yang semestinya berada ditengah sudah ada di lantai.
Dia menutup mulutnya, bertanya-tanya bagaimana bisa posisi mereka berakhir seperti ini, dan apakah ia memeluk Lisa sepanjang malam. Dia ingat kalau dia yang tidur terakhir karena dia sempat mendengar dengkuran pelannya Lisa sebelum ia tidur.
Jennie menggaruk kepalanya dan bangkit dari kasur.
Saatnya bersiap untuk hari ini.
***
Jennie keluar dari kamar mandi dan melihat Lisa yang baru bangun dari tidurnya, duduk bersila di kasur; rambutnya acak-acakan dan matanya masih merem-buka sedikit.
"Pagi," ucap Lisa tersenyum seperti anak kecil.
"Pagi." balas Jennie, memutar badannya ke cermin untuk mengeringkan rambut.
"Apa tidurmu nyenyak?"
Jennie melihat pantulan Lisa di cermin. "Yeah. Kau?"
Lisa meregangkan tangannya. "Yeah." Ia menggaruk pinggangnya sambil mencari sesuatu di atas kasur. "Bantal yang ditengah dimana?"
"Ada dilantai waktu aku bangun."
"Oh serius? Aku ingat memeluk itu semalam. Aku rasa aku tidak sengaja menendangnya." ucap Lisa, "sekarang jam berapa?"
"9:37"
"Apa! Sudah setengah 10?" ucap Lisa panik. "Kau bangun jam berapa tadi?"
"Sekitar sejam yang lalu!"
"Waduh! Aku kesiangan! Kau sudah lapar?"
Jennie tersenyum. "Sedikit."
"Oke, tunggu aku 15 menit. Aku akan mandi bebek."
"Oke."
***
Jennie duduk dikasur sambil menonton Upin Ipin ketika Lisa keluar dari kamar mandi. Lisa menggunakan kaos V-neck putih dan celana pendek hitam, membuatnya tampil sederhana dan menarik seperti biasa.
Tiba-tiba Jennie kepikiran berapa banyak gadis di kantor yang akan saling membunuh untuk berada di posisinya sekarang. Kalau sampai fans Lisa dikantor tahu tentang apa yang Jennie lakukan sekarang, ia tau mereka akan sangat iri kepadanya, bahkan beberapa akan merajamnya.
"Ada sesuatu dimukaku?" tanya Lisa.
"Huh? Aku lagi nonton kartun. Duh."
"Nonton kartun di mukaku?"
"Ish." Jennie memutar kedua matanya. "Aku tak sadar lagi melihatmu. Aku sedang tenggelam dalam pikiran."
"Ya. Ya. Kalau begitu katamu."
***
Mereka turun ke restoran bawah untuk brunch dan berjalan disekitar resort setelah itu.
Lisa membawa kameranya dan mengambil foto mereka dan tempat yang mereka kunjungi. Walaupun tidak ada Irene disana dan mereka tidak perlu akting, Jennie merasa dirinya sedikit terbiasa menempel dengan Lisa kapanpun mereka jalan. Lisa pun tidak masalah dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERSHE - JENLISA (INDONESIAN)
FanfictionThis story is credited to Schindlee who has supported and given me such privilege to share this brilliant story to Indonesian readers and of course Jenlisa-Chaesoo shippers! Author - Schindlee : https://www.wattpad.com/user/schindlee Original - Hers...